05 - Pengacau

11 0 0
                                    

Pria berambut coklat itu tampak serius dengan dokumen dihadapannya, sambil sesekali menyesep secangkir teh. Melirik arloji ditangannya berulang kali, dengan air muka yang tak terbaca

"Yang Mulia, Pangeran Asher telah siap dan menunggu anda di depan." Ucap hormat pelayan istana itu sambil membungkukkan tubuhnya

Tanpa membalas, ia berlalu begitu saja. Pria itu mengambil pedangnya dan memasangnya di samping celananya

"Sean!" Panggil pria paruh baya, Raja Cedric Burke Quinton. Dengan tegas dan berwibawa

"Ada apa, Ayah?"

"Pergilah dengan Putri Kerajaan Dusseth. Ia telah menunggu bersama Pangeran Asher"

Sean hanya mengangguk mengerti dan membungkuk hormat kepada Cedric, setelahnya ia pamit untuk pergi

"Yang Mulia, kereta beserta kudanya telah siap." Kata salah seorang pelayan pribadinya

"Pangeran Asher!" Panggil Sean dengan tegas dan memandang pria dengan manik violetnya itu dengan tajam

Pria yang merasa dipanggil itupun menoleh dan menatap Sean dengan pandangan yang sulit diartikan

"Sudahkah kau mengobservasi tempat itu?" Tanya Sean

"Ya. Hanya saja akan ada beberapa orang yang berlatih disana." Balas Asher sekenanya tanpa memandang Sean dan sibuk melepaskan tali kudanya

"Baiklah! Mari kita berangkat!" Ungkap pria berambut coklat itu dengan lantang

Desa Savoca, Camp. Latihan Prajurit

Eric dengan panah ditangannya tampak sibuk dengan papan bulat didepannya. Dengan satu tarikan napas, anak panah itu melesat cepat. Tetapi hasilnya masih tidak sempurna, Eric berdecak kesal dan melempar busur panah itu ke tanah

"Hei! perhatikan jarimu saat menarik anak panah itu!" Teriak Jean dengan lantang, gadis itu sedang duduk bersantai diranting pohon besar, sambil memperhatikan para prajurit yang berlatih

"Jangan hanya bicara saja! tunjukkan caranya!" Balas Eric dengan kesal

"Aku malas mengajari orang payah." Ucap gadis cantik itu sambil memejamkan matanya dan bersandar di pohon itu

Tak berapa lama, suara kereta istana dan beberapa langkah kaki kuda terdengar ditelinga gadis itu. Jean mencoba mengintip dan maniknya menangkap sekumpulan orang dengan lambang Kerajaan Savoca terpampang nyata di atas kereta kuda itu

Salah seorang pria berambut coklat menuruni kudanya, sontak semua prajurit yang sedang berlatih dengan rapih segera baris dan memberi hormat kepada orang - orang kerajaan itu

Ah, biar kuingat, pria itu pasti Pangeran Sean Obie Quinton dan Pangeran Asher Beau Quinton! batinnya percaya diri, setelah sekian lama bermimpi untuk bertemu karakter pendampingnya itu, akhirnya terbalas sudah hari itu

"Tidak kusangka mereka terlihat sangat tampan." Gumam gadis itu sambil tersenyum penuh arti

Tunggu! seingatku, aku tidak pernah membuat alur seperti ini, mengapa aku bertemu mereka disini?! batinnya bingung dengan apa yang ia lihat sekarang

Sean memberi komando dan membubarkan prajurit itu untuk melanjutkan kembali latihannya yang sempat tertunda karena kedatangannya. Disampingnya, Asher sibuk dengan sebuah papan berkanvas beserta kuasnya.

Pria itu menatap sekeliling tempat itu dengan manik violetnya, tampak mencari tempat yang nyaman untuknya melukis hari itu, saat itu matanya berhenti dan menatap lama sebuah pohon besar, ia pun melangkahkan kakinya kesana

HEATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang