Bagian 2

1.1K 223 138
                                    



"Mas Chanyeol ya? apa itu duda yang di ceritain pagi tadi sama Ibuk? hng.." si kembang desa tengah galau, akibat pertemuannya dengan Chanyeol tadi sore, ia menjadi tak bisa tidur, senyuman itu benar-benar membuatnya terngiang-ngiang.

"Huh!! bikin mie dulu aja ah, siapa tau jadi ngantuk." si manis kembang desa itu pun akhirnya keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuk membuat mie instan, dan ternyata adiknya juga tengah berada di sana untuk membuat kopi, tangan kanan memegang sendok dan tangan kiri sibuk dengan ponsel.

"Mau dong!"

"Heh!! jangan masih panas!" gelas yang akan menyentuh bibirnya pun di tarik menjauh dari oleh Jaehyun, membuat Sehun mendengus.

"Bikinin Kakak mie dong Jae," ujar Sehun sembari memohon. Jaehyun melengos, ia membawa serta cangkir kopinya untuk dibawa ke ruang keluarga sembari menonton bola.

"Ish dasar," Sehun akhirnya mengambil panci dan merebus air untuk memasak mie, namun samar-samar ia mendengar tangisan anak kecil. Sehun segera berlari ke ruang keluarga untuk menyusul Jaehyun, ia adalah seseorang yang penakut, dan selama ini ia tidak pernah mendengar suara tangis anak kecil.

"Jaeeee!!!"

Sehun berteriak dan langsung memeluk Jaehyun hingga Jaehyun tersungkur ke lantai. Baekhyun dan Kris yang sudah tertidur pun harus terbangun karena suara teriakan Sehun.

"Ada apa sih Kak? kenapa teriak-teriak malam-malam begini?" tanya Kris.

"Kakak denger suara tangisan anak kecil Yah, serem tau," adunya. Baekhyun yang merasa tidak ada hal yang penting pun akhirnya kembali masuk kamar dan melanjutkan tidurnya.

"Anak tetangga paling, kalian ngapain jam segini belum tidur? mentang-mentang besok libur terus begadang ya kalian."

Sehun dan Jaehyun terkekeh mendengar ucapan sang ayah.

"Jangan berisik lagi ya?"

"Iya Ayah."

Kris menutup pintu kamar, dan Sehun pun kembali ke dapur untuk melanjutkan acara memasaknya, namun tangisan itu masih saja terdengar.

"Jae, kok suara tangisannya masih ada ya? kayanya itu suara tangisan adek kecil tadi deh." Sehun mengajak Jaehyun berbicara dari dapur, karena ia masih merasa sedikit takut.

"Ya gatau, susulin aja sana."

Sehun mendengus, ia membawa mangkuk berisi mienya untuk menyusul Jaehyun, beberapa kemudian tangisannya bertambah keras.

"Ah kakak susulin aja." Sehun membanting mangkuknya di atas meja dan segera pergi ke rumah sebelah untuk memastikan suara tangis tersebut.

Sehun menekan bel rumah tersebut, dan sosok yang membuatnya tidak bisa tidur itu akhirnya membukakan pintu dengan adik kecil yang tengah menangis di gendongannya.

"Kenapa mas? nangisnya kenceng banget,jadi aku nyusul kesini." Sehun bercerita, ia ingin sekali menggendong tubuh mungil yang sedang merengek di gendongan sang ayah tersebut.

"Badannya panas, kayanya demam karena kecapean di perjalanan tadi," ujar ayah satu anak tersebut. Sehun dengan reflek menyentuh dahi mungil tersebut, dan memang terasa sangat panas.

"Sama Kakak yuk, Kakak obatin." Sehun merentangkan kedua tangannya, dan siapa sangka jika tangan mungil itu juga terulur menyambut rentangan kakak cantik yang baru saja ia temui tadi sore. Chanyeol terdiam, tidak biasanya Mark mau digendong orang lain yang tidak ia kenal.

"Mas ada plester penurun demam?"

"Ada.. ayo masuk."

Sehun pun akhirnya masuk ke dalam rumah yang masih sedikit berantakan tersebut, ia memaklumi karena Chanyeol baru saja pindah dan pasti belum sempat berbenah, ditambah anaknya yang sedang sakit.

Mas DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang