Bagian 7

983 169 52
                                    


Sehun memijat tengkuknya yang terasa pegal, hari ini ia pulang terlambat karena rekan satu shiftnya ada yang cuti, dan mengharuskan Sehun dan perawat lainnya berbagi tugas mengerjakan pekerjaan rekannya. Ini sudah hampir jam 10 malam, Sehun mengemas barang-barangnya dan segera bergegas keluar dari rumah sakit karena sang Ayah sudah menjemputnya di depan rumah sakit.

Sehun berjalan sedikit pelan karena tubuhnya benar-benar lelah dan mengantuk. Ketika sampai di depan rumah sakit, sang ayah sudah menunggunya dan sedang mengobrol bersama security yang berjaga.

"Kak!" panggil Kris. Sehun segera menghampiri sang ayah, ia tak sabar untuk mengeluh dan mengadu betapa lelahnya pekerjaan yang ia jalani hari ini kepada sang ayah.

"Tumben bawa mobil." Sehun baru menyadari jika sang ayah menjemputnya menggunakan mobil, biasanya hanya menggunakan motor karena praktis dan cepat.

"Ayah tau kakak cape, makanya ayah bawa mobil biar kakak bisa tidur," jawab Kris. Sehun mengerucutkan bibirnya, merasa sang ayah sangat berlebihan memperhatikannya, padahal jarak rumah dan tempat bekerjanya tidak terlalu jauh.

"Nanggung Ayah, yaudah ayo pulang."

Namun tiba-tiba perhatian mereka teralihkan dengan suara perdebatan. Sehun mengernyitkan dahinya saat merasa tidak asing dengan sosok yang tengah berdebat di tengah kegelapan area parkir yang tidak jauh dengan tempatnya berdiri sekarang.

"Kaya Mas Jaebum Yah."

"Samperin aja Pak, takut membuat keributan dan ganggu yang lain." Karena memang suara yang mereka keluarkan sedikit keras dan takut mengganggu pasien, Kris pun mengusulkan kepada security security itu langsung menghampiri mereka, diikuti Kris dan Sehun.

"Pak Jaebum, ada apa ya?"

Ternyata memang benar jika itu Jaebum, tapi bersama satu wanita, siapa dia?

"S-sehun!" Perhatian Jaebum langsung tertuju kepada Sehun dan Kris.

"Mas Jaebum ada apa? kenapa ribut di sini?" Sehun mengernyitkan dahinya, masih penasaran dengan apa yang terjadi kepada kekasihnya tersebut. Dan bahkan wanita itu tampak menangis, dan parahnya wanita itu tengah menggendong seorang anak yang tengah terlelap.

"Oh ini? ini pacarnya Mas? ini yang bikin Mas lupa sama tanggung jawab sama keluarga Mas?!"

"Hanna!" teriak Jaebum. Kris segera maju dan menyembunyikan Sehun di belakang tubuhnya, ia sudah merasakan tidak ada yang beres dengan Jaebum juga wanita yang bersamanya itu.

"Hiks! putusin dia Mas! inget anak sama istrimu, mana janjimu dulu? mana yang katanya tanggung jawab?!" Wanita itu histeris, membuat anak kecil yang tengah tertidur itu tersentak dan menangis karena terkejut. Suasana semakin rumit dan security segera membawa wanita itu menjauh, kini tinggal Kris dan Sehun yang terdiam karena shock atas penuturan wanita tersebut. Sehun benar-benar terkejut hingga tak mampu untuk berdiri lagi, ia pun jatuh terduduk di atas tanah dengan pandangan kosong.

"Sehun!" Jaebum ingin menghampiri namun Kris telah melesatkan satu bogeman mentah di rahangnya hingga Jaebum jatuh tersungkur.

"Kak," lirih Kris saat mendapati Sehun yang menatap kosong Jaebum, anaknya tidak menangis, namun pandangannya kosong. Kris segera menuntun Sehun untuk berdiri dan pergi dari sana.

"Ayah, Jaebum bisa jelasin Yah!" Jaebum mengejar dan mencoba menghentikan Kris, namun Kris tidak menggubris.

"Sayang, Mas bisa jelasin! Apa yang diomongin perempuan tadi ga bener yang! Mas sayang kamu!"

Namun Sehun tidak merespon, ia hanya terdiam dengan pandangan kosong hingga Kris mendudukkan dirinya di kursi mobil dan menutup pintu mobil.

"Kamu!" Kris menatap tajam Jaebum yang tengah berlinang air mata.

Mas DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang