Bagian 10

922 132 63
                                    




"Hun?"

Sehun menoleh ke arah Chanyeol yang memanggilnya, tapi pria beranak satu itu malah kembali diam dan berfokus kepada jalanan di depannya, sedangkan Sehun sudah memasang raut penuh tanya.

"Apa mas?" tanya Sehun pada akhirnya karena tak tahan dengan keterdiaman Chanyeol.

"Em––"

"Gajadi deh."

Sehun mendengus lalu mencubit lengan Chanyeol main-main hingga Ayah satu anak itu tertawa kecil. Lalu atensinya beralih kepada Mark yang sudah tertidur di pangkuannya, tampaknya Mark kelelahan karena kegiatan belanja properti untuk merayakan ulang tahunnya besok.

"Mark lucu bangett, pengen aku jadiin anak." Sehun berkata tanpa sadar, dan seseorang di sebelahnya sudah melotot tak karuan tak lupa jantungnya yang tiba-tiba berdetak dengan cepat.

Lalu hening beberapa saat karena Chanyeol tak tahu harus merespon seperti apa. Ia pura-pura tidak mendengar dan masih berfokus pada jalan.

"Mas, ibunya Mark suka nanyain Mark engga?" tanya Sehun pada akhirnya. Sudah dari sejak pertama kali kepindahan Chanyeol bersama putranya, Sehun selalu bertanya di dalam hati kemana sosok ibu Mark dan ketika mendengar bahwa Chanyeol adalah seorang duda sempat terlintas di pikirannya mengapa Mark tidak diasuh oleh ibunya.

"Ceritanya panjang, mau dengerin?"

"Kalau mas Chanyeol ga keberatan buat cerita, aku mau banget denger ceritanya."

Chanyeol tersenyum kecil.

"Kamu emang harus denger ceritanya. Biar gaada rahasia di antara kita." Chanyeol menggoda dan ia mendapat cubitan lagi kali ini di pinggangnya.

"Jadi, Ibu Mark udah menikah lagi sama bos perusahaan di mana mas kerja dulu."

Sehun melongo, ia memang sempat mendengar gosip bahwa istri Chanyeol selingkuh dengan bos perusahaan, tetapi ternyata memang benar ceritanya seperti itu.

"Waktu Mark baru aja umur 3 tahun semuanya kebongkar, Mas langsung ngajuin cerai dan ibunya Mark setuju. Awalnya mereka mau bawa Mark Hun, tapi mas gabolehin karena sejak awal ibu Mark jarang merhatiin kebutuhan Mark sebagai anaknya, mas gatau gimana nasib Mark kalau dibawa ibunya dan walau gaji mas pas-pasan tapi mas berusaha buat bahagiain Mark."

"Dan ya— udah hampir satu tahun dan kemaren ibunya Mark telpon mas, nanyain kabar kita dan di mana kita sekarang."

"Terus mas kasih tahu?"

Chanyeol mengangguk singkat.

"Iya. Biar kalau ibu Mark kangen sama Mark, dia bisa jengukin," ujar Chanyeol selanjutnya.

"Mas ga marah gitu? atau ga takut kalau mereka ngambil Mark?" tanya Sehun lagi.

"Engga, mas udah berdamai dengan masa lalu dan soal perceraian kita itu mas juga salah. Mas ga bisa mencukupi dan memenuhi gaya hidup istri mas. Jadi—"

"Ya gabisa gitu! mas dengerin ya, kalau namanya gaya hidup tuh gaada habisnya, mau kita kerja seumur hidup pun masih kurang!. Beda lagi kalau kita hidup bergaya sesuai  kemampuan, pasti kita selalu kecukupan." omel Sehun tak lupa dengan bibir yang mengerucut dengan gemas.

"Kenapa sih orang-orang itu ngebet banget hidup mewah tanpa memandang penghasilannya sendiri? alhasil karena nurutin gaya hidup, orang-orang bahkan sampe pinjem uang lewat pinjaman online, pinjem ke temen sampe ngemis-ngemis. Kalau ga mampu yaudah gausah dipaksain gitu loh! bikin kesel."

"Hahahaha kenapa kamu yang ngamuk sih?"

"Ya habisnya suka kesel sama orang-orang kaya gitu!" tawa Chanyeol meledak mendengar gerutuan Sehun.

Mas DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang