Selamat membaca guys! Jangan lupa vote and comen❤ em kritik dan sarannya juga ditunggu yah mwehehe. Jangan kau cosplay jadi mayat pula!👻
Absen yuk kalian darimana aja, siapa tau kita satu kota xixixi😆
Siap spam komen disetiap paragrafnya?❤
Happy Reading!❤
☁
"Tata dimana?" Tanya Tata setelah sadar.
"UKS," jawab Bay singkat.
Mendengar jawaban darinya, seketika Tata tersadar dengan insiden bola basket tadi.
"L-lu bawa Tata kesini?" Tanya Tata gugup karena sejak tadi pandangan Bay tak beralih sedikitpun dari Tata.
"Menurut lu?" Bukannya menjawab, Bay malah bertanya balik yang membuat Tata merasa jengkel.
"Ya udah sih nggak usah sewot!" Ujar Tata.
Mendengarkan itu Bay hanya menghela nafas.
Hening kembali meliputi ruangan serba putih tersebut sebelum akhirnya, "Lu beneran nggak papa?" Tanya Bay memastikan setelah terdiam cukup lama.
Kemudian hanya diangguki Tata. Entahlah, saat ini dia seperti merasakan kalau pikirannya benar-benar penuh. Bagaimana tidak, kejadian yang lalu saja dia belum mendapatkan jawaban dan sekarang? Sebuah mimpi berhasil membuatnya penasaran.
Saat sedang asyik dengan pikirannya, pandangannya tak sengaja kembali dengan manik mata milik Bay.
Manik mata itu seperti tidak asing, dia sangat yakin pernah bertemu dengan pemilik manik mata tersebut. Tapi, dimana dan kapan?
Ditatap seperti itu oleh Tata membuat Bay salah tingkah, namun sebisa mungkin ia menutupi itu semua.
"Kenapa?" Tanyanya membuyarkan lamunan Tata tentang pemilik manik mata tersebut.
"E-enggak," jawab Tata sembari mengalihkan pandangannya.
Bodoh sekali kamu Tata, bisa-bisanya bertingkah layaknya orang bodoh di depan seseorang yang baru saja kamu temui.
Brak!
Pintu UKS terbuka dengan kerasnya menampilkan seseorang dengan keadaan kacau.
"Lu nggak papa kan?" Tanya seseorang tersebut setelah sampai di sebelah Tata.
Mendengar nada tanyanya yang syarat akan ke khawatiran itu membuat hati Tata menghangat dan tanpa sadar tangannya beralih mengusap keringat dingin di dahi Keano.
"Nggak papa, Tata nggak papa Aris," ujar Tata lembut.
Mendapatkan perlakuan seperti itu dari Tata membuat Keano terpaku. " Gua kira lu ..."
"Nggak, Tata tadi cuma kena bola basket kok," jawabnya cepat meyakinkan sosok di depannya yang tengah menatapnya khawatir.
***
Sementara di sisi lain, Silvia dan Husnul tengah menyumpah serapahi Yanuar yang sedari tadi terus mengekori mereka dengan dalih khawatir juga terhadap Tata.
Entahlah, mereka pun heran dengan jomblo satu itu. Kerjaannya cuma bisa ngintilin orang.
Setelah sampai di UKS yang jaraknya lumayan menyita tenaga itu, ke tiganya segara masuk dan memastikan keadaan sahabat mereka.
"Lu nggak papa kan, Ta? Tadi Mira bilang lu pingsan gara-gara kena bola basket," tanya Silvia panik yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Tata.
Melihat kondisi Tata yang baik-baik saja membuat perasaan Silvia melega, pasalnya dia masih sedikit trauma dengan kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu.
Sampai saat ini, dia juga bingung harus bagaimana lagi mencari kunci dari setiap teka-teki yang Tata alami.
Saat sedang asyik dengan pikirannya, pandangan Silvia tak sengaja bertemu dengan pandangan mata Bay yang sedari tadi hanya diam memperhatikan keadaan di sekitarnya.
Tunggu-tunggu, sepertinya dia tidak begitu asing dengan sosok di depannya. Sepertinya mereka pernah bertemu disuatu tempat, tapi dimana dan kapan?
Melihat keterdiaman Silvia, Tata seolah menyadari itu semua. Pasalnya Tata juga merasakan itu, hanya saja dia benar-benar lupa atau tidak mengerti dengan maksud semuanya?
Pandangan Silvia beralih kepada Tata yang sejak tadi sudah menatapnya, lewat kode mata mereka seolah berbicara. Namun, itu hanya ditanggapi gelengan kepala oleh Tata yang membuat Silvia mendesah kecewa.
"Kenapa?" Tanya Husnul yang sejak tadi mengamati pergerakan keduanya.
"Hah? Nggak kok nggak papa! Yok masuk udah bel tuh! Buat Tata lu disini aja sama Keano, biar gua sama Husnul yang ijinin kalian," Ujarnya seraya berlalu meninggalkan ruangan serba putih tersebut tanpa menunggu balasan atas ucapannya.
"Lu kenapa sih, Sil? Aneh banget gua liatnya. Lu ngeliat Bay kaya ngeliat setan aja tau nggak, ekspresi muka lu langsung berubah!" Rupanya bukan hanya dirinya yang sadar akan perubahan itu, ternyata Husnul juga merasakan itu.
"Gua nggak papa, cuma agak aneh aja gitu. Muka dia kaya nggak asing buat gua," jelas Silvia tanpa menatap lawan bicaranya.
"Lah? Bukannya emang sering ketemu?" Seketika ucapan Husnul langsung membuat Silvia menghentikan langkahnya dan dengan cepat menatap lawan bicaranya tersebut.
"K-ketemu?" Beonya.
Mendengar itu lantas Husnul mengangguk cepat, "Iya, kan satu sekolah. Jadi kita emang sering ketemu, dia juga ketua basket di sekolah kita. Wajar aja lah lu kaya nggak asing gitu sama dia. He is popular!" Jelas Husnul dengan menggebu.
Mendengar itu, Silvia hanya mendengus kasar kemudian berlalu dengan cepat meninggalkan Husnul yang masih memasang wajah berserinya.
***
"Lu beneran nggak papa kan, Ta?" Tanya Keano lagi memastikan setelah mereka hanya berdua saja.
Tata mengangguk, "Tata nggak papa kok."
"Eum Aris ke kelas aja nggak papa, Tata bisa sendirian kok disini."
"Enggak, gua harus jagain lu!" Tolak Keano cepat.
"Tapi, Tata bisa sendirian," ujar Tata meyakinkan.
"Gua bilang nggak ya nggak! Bisa nggak sih nggak usah ngeyel?! Nurut aja sekali sama ucapan gua!" Geram Keano.
Mendengar nada suara Keano meninggi, membuat Tata bergeming.
"T-tata c-cuma mau sendiri," gumam Tata sembari menutup matanya dalam-dalam.
Keano kelewatan, ia tahu itu. Tapi dia benar-benar sangat khawatir dengan Tata. "Gua minta maaf Queen," sesalnya.
"Tatap gua, please!" Pinta Keano lembut sembari menangkap kedua pipi gadis yang sudah berhasil mengalihkan atensinya.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Bobrok Girl Vs Cold Boy
Подростковая литератураShaquita Queensha Revanza gadis cantik dengan sejuta keceriaan dan kewarasan yang diluar nalar manusia yang tiap kali memberikan kejutan-kejutan ajaib dengan segala tingkah ajaibnya. Siswi pindahan dari Semarang yang kedatangannya membawa dampak cuk...