Bab 9 - Senin Ambyar

300 158 88
                                    

Selamat membaca guys! Jangan lupa vote and comen❤ em kritik dan sarannya juga ditunggu yah mwehehe. Jangan kau cosplay jadi mayat pula!👻

Siap spam komen disetiap paragrafnya?❤

Happy Reading!❤

"Bundaaaaaaa.. Dimana kaos kaki Petrik Tata yang satu lagi? Perasaan Tata taruh di lemari kok tidak ada?" Teriakan menggelegar pagi ini mewarnai hari Senin yang cukup cerah, secerah senyuman doi.

"Astaghfirullah Tata bisa ga sih kamu ga teriak-teriak?! Bunda itu pusing dengerin suara kamu yang kaya kaleng rombeng itu!" Timpalnya dari lantai bawah namun masih terdengar jelas oleh Tata.

"Sumpah Bunda itu parah banget, masa suara mirip Camela Cabello gini dibilang kaleng rombeng sih!" Ujarnya sambil misah-misuh.

Ceklek!

Brakkk!

Akhirnya gadis itu pun mengalah, mencari keberadaan 'Bunda Kesayangannya' didapur sambil menenteng dua kaos kaki dengan warna yang berbeda. Yang satu bergambar Minion dan yang satu lagi bergambar Petrik Star.

"Bunda ish masa Tata pakai kaos kaki yang beda-beda begindang!" Keluhnya saat sudah berada didepan Bunda dengan wajah ditekuk dan bibir yang sengaja dimonyong-monyongin sambil menunjukkan kedua kaos kakinya.

"Yaudah pakai aja apa yang ada dulu, lagi pula sudah siang nanti kamu terlambat. Hari ini kamu berangkat sama Ayah, begitupula pulangnya nanti Ayah jemput kamu," ucap sang Ayah menengahi pertikaian antara anak dan bundanya.

"Ish ayah mah masa Tata pakai kaos kaki berbeda seperti ini, nanti yang ada satu sekolah ngetawain Tata! Dan apa tadi? Berangkat sama Ayah? Ish bunda, Tata itu sudah besar, Tata ingin mandiri," seraya menghabiskan roti panggang dengan susu cokelat kesukaannya.

"Ngakunya udah besar, tapi kelakuan masih kaya anak sd. Teriak-teriak nyari kaos kaki, pasang sepatu tali juga ga bisa, payah banget kamu Ta," ujar ayah.

"Yamaap Yah, namanya juga usaha," ujarnya sambil memberi tanda peace.

"Halah usaha apa kamu?" Tanya Bunda memastikan.

"Usaha kecil-kecilan Bun, siapa tahu dari kecil kan bisa jadi gede," ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Dia anak siapa sih Yah?" tanya Bunda kepada suaminya.

"Anak kita Bun, hasil usaha kita tiap malam," jawabnya santai sambil menyesap kopinya.

"Woi Tata dengar yah apa yang kalian bicarakan! Kalo kau gosip setidaknya tunggu Tata tidak ada dulu!"

"Masih mending ngomongin depan orangnya langsung, daripada dibelakang? Kan keliatan munafik banget. Hayo?" Ujar Bunda.

"Tapi kan .... Tapi,"

"Tapi apa?" Tanya Ayah penasaran.

"Kepo! Sudahlah Tata tunggu dimobil, Ayah jangan lama-lama nanti Tata telat!" Ujarnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Kamu ngapain salaman sama Ayah? Wong kamu berangkatnya sama Ayah," ucapnya heran.

"Basa-basi aja, biar dikira anak baik," ujarnya sambil berlalu meninggalkan mereka yang masih menampilkan ekspresi cengonya.

"Ayaaaahhhh cepat ihhhh Tata sudah telat ini!"

"Tunggu-tunggu, Ta. Kamu kesekolah beneran mau bawa itu?" Tanyanya sambil menunjuk sesuatu dalam pelukan Tata.

"Iya emang kenapa? Ada yang salah gitu kalo Tata membawanya?" Tanyanya heran.

"Gapapa Ayah cuma heran aja, kok bisa yah Ayah sama Bunda punya anak kaya kamu?" Ujarnya sambil berlalu dari pelataran rumahnya.

Bobrok Girl Vs Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang