Bab 8 - Keanehan

324 174 74
                                    

Sebelumnya makasih guys atas 1k-nya, jujur ga nyangka juga bakal nyampe 1k mwhehe😅em kecil sih bagi kalian yang readersnya udah bejibun, tapi ini sangat berarti bagi aku😔. Sekali lagi terimakasih!!!!❤❤❤

Siap spam comen disetiap paragrafnya?❤

Happy reading❤

Tami Aulia - Cinta pertama dan Terakhir

Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini
Aku tak mengerti
Akankah sama jadinya
Bila bukan kamu
Lalu senyummu menyadarkanku
Kau cinta pertama dan terakhirku

"Nek, Aris berangkat dulu yah?" Pamitnya sambil mencium tangan neneknya.

"Pake mobil sana! Diluar masih hujan lebat," ujar sang nenek.

"Hujan?"

Sontak perkataan sang nenek pun mengingatkan Keano pada momen dimana dia dan seorang gadis. Dia masih ingat jelas bagaimana ekspresi ketakutan dari gadis tersebut, bagaimana tatapan matanya, bagaimana dia menangis, dan bagaimana dia memeluknya dengan begitu erat seolah menjadikan Keano tameng dari segala ketakutannya. Mengingat itu sontak membuatnya merasa khawatir.

Dengan bergegas dia menuju ke rumah gadis itu, dan benar hujan sangat lebat disertai petir yang bergemuruh. Itu semakin membuatnya khawatir akan keadaan gadis itu.

Entah apa yang merasuki dirinya saat ini sehingga dia membawa dirinya kesini, ke tempat dimana gadis itu tinggal. Keadaan rumah begitu sepi seperti tidak ada kehidupan, atau mungkin memang sedang tidak ada orang?

Saat akan membalikkan tubuhnya untuk beranjak dari rumah tersebut tiba-tiba dia mendengar teriakan yang sontak membuatnya terkejut. Dengan cepat dia kembali menuju rumah tersebut dan membuka pintu yang ternyata tidak terkunci.

Dan benar keadaan sangat sepi, gelap padahal hari sudah pagi dan tidak terlalu gelap walau diluar sedang turun hujan. Atau mungkin mati lampu? Entahlah ia tidak tahu, yang pasti dia hanya ingin menemui gadis itu dan memastikan bagaimana keadaannya.

DUUUAAAARRRRRR!!

"Tolong hentikan! Aku takut! Jangan sakiti aku! Jangan tembak aku! Jangan bunuh aku!" Lagi-lagi sebuah teriakan mengejutkannya, bersahut-sahutan dengan petir yang kian lama kian menggelegar

"Pergi! Pergi! Jangan sakiti aku! Tolong jauhkan pistol itu dari aku!" Lagi kali ini lebih jelas.

"Bunda tolong aku, ayah aku aku takut. Aku ingin pulang." Lagi.

"Siapapun tolong aku! Tolong hidupkan lampunya! Gelap, aku takut!" Teriaknya lagi dengan nada frustasi dengan suara yang bergetar syarat akan ketakutan.

Dengan langkah cepat dia berlari menuju lantai dua dan langsung membuka pintu yang sudah dia pastikan dimana gadis itu berada.

Ceklek

Gelap, keadaan dalam kamar ini begitu gelap. Dengan cepat dia segera mencari saklar lampu namun setelah menemukan ternyata benar mati lampu.

Dengan pencahayaan yang cukup minim dia menggapai tubuh Tata dengan posisi memeluk lututnya dengan kedua tangan menutup telinganya. Melihat itu Keano segera membawa Tata kepelukannya. Merasakan gerakan yang tiba-tiba dari Keano, Tata sempat berontak.

"Lepas! Lepas! Jangan sentuh aku! Kamu penjahat!" Gumamnya dengan suara bergetar.

"Ssstt.. Tenang Ta tenang, gw ada disini buat lu. Ga perlu takut, everything will be oke," ucapnya menenangkan sambil mengusap halus rambutnya.

Bobrok Girl Vs Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang