10 ▪︎ ANTIHERO

747 143 39
                                    

Vote & Comment , ya!
___________________________________

I'm the antihero in my own damn movie

"Bagaimana rasanya menjadi yatim piatu, Hina?"

Suara itu mengulang pertanyaan yang sama dua kali.

"Siapa kau keparat? Kau yang melakukannya?" Suara Hina bergetar.

"Melakukan apa, huh? Membunuh si tua sialan itu? Hahaha."

Suara tadi membuat Hina geram. Tangannya mengepal, Ia hendak berteriak namun mulutnya kelu.

"Kau kiriman Lee Jieun? Apa yang wanita itu inginkan dariku?"

Hina berusaha menjernihkan pikiran. Ia tak ingin melewatkan kesempatan untuk mengetahui motif Jieun yang sebenarnya.

"Batalkan rencana pernikahanmu dengan JK. Jika tidak, aku akan mengusik orang-orang kesayanganmu juga."

Hina mengerutkan kening, lelaki ini pasti salah satu pejabat yang pernah Ia temui di kediaman JK.

Ya, Ia tampaknya mengingat suara deep yang khas dari lelaki tadi.

"Siapa lelaki bertato tampan itu.. hm, ah! Eugene. Pastikan dia selamat! Hahaha."

Tuut. Panggilan ditutup.

Hina panik bukan main. Ia menggigit ujung jari kuku dan berjalan mengelilingi kamarnya.

"Ah sial! Aku harus segera menyusun rencana."

Brak!

Pintu terdobrak dari luar. Nampak Yuqi dan Hideko, keduanya memasang ekspresi cemas.

"Sampai kapan kau mengurung diri di kamar, Hina?"

Hideko memeriksa tubuh Hina, Ia khawatir wanita yang barusaja kehilangan ayahnya itu menyakiti diri sendiri.

"Aku tidak apa-apa." Ucap Hina.

"Bukan saatnya kita bernapas lega. Hina! Eugene disandera yakuza yang menguasai wilayah perbatasan.
Aku mendengar mereka barusaja datang sebulan yang lalu." Ucap Yuqi geram.

"APA? Kau sudah menghubungi Vincenzo?"

"Ia tak bisa dihubungi, begitu juga dengan Lucas dan anak-anak yang lain." Jawab Yuqi.

"Kita harus bergerak sebelum terjadi hal yang membahayakan nyawanya. Aku sudah menghubungi beberapa anak buah Vincenzo untuk menjaga kita."

Malam itu Hina, Yuqi, Hideko dan beberapa lelaki menyusun strategi penyelamatan Eugene.

"Mawar tahun ini bersemi dengan lebih banyak duri. Mereka begitu paham bahwa ancaman terkadang datang dari senyum-senyum palsu."
-Hina Kudo

"Hina, kau tipe yang sulit memercayai orang bukan?"

Yuqi melempar pertanyaan pada Hina yang tengah termenung di Balkon.

𝐆𝐔𝐍 & 𝐆𝐋𝐎𝐑𝐘 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang