14 ▪︎ REMEDY

628 110 14
                                    

Vote & Comment ya! •
____________________

For my hollow and aching hopes

Vincenzo telah menanggalkan kedudukannya sebagai seorang mafia. Kehidupannya berbalik tiga ratus enam puluh derajat, Ia hidup bak cangkang kosong.

Tak ada yang Ia lakukan selain merenung memandangi langit sejak fajar hingga petang.

Saat senja datang, Ia akan tersenyum dan mengambil kanvas. Ia melukis wajah Hina seolah senja benar menampakkan wajah mendiang Hina Kudo.

Tok, tok.

Pintu Ruang perawatan itu diketuk. Kali ini tidak datang dari kawan yang menjenguknya, melainkan dari seorang wanita yang memiliki beberapa persen wajah Hina.

Ya, adik tiri Hina Kudo.... Giselle.

"Kau..." Kening Vincenzo mengerut.

"Giselle, adik Hina Kudo. Ah, maksudku adik Park Chaeyoung."

Mereka mengobrol panjang lebar, selama berjam-jam. Pertama kalimya dalam empat musim, rona wajah Vincenzo kembali.

Giselle bercerita panjang lebar tentang hal-hal yang sengaja Hina pesankan pada Giselle agar suatu saat Ia sampaikan pada Vincenzo.

Seolah telah mendapat firasat tak akan sempat bertemu dengan lelaki yang telah berjasa dalam hidupnya untuk terakhir kali.

Giselle juga menyerahkan seluruh emas yang Hina titipkan pada Giselle beberapa saat sebelum Hotel Glory meledak.

"Kakakku berpesan untuk memastikan lelaki pahlawannya tetap hidup dengan baik bahkan setelah Ia tiada." Ucap Giselle lembut.

Vincenzo menangis. Ia menumpahkan kekesalan dan kesedihannya saat itu. Jiwanya terbangun ketika merasakan keberadaan Hina di sekelilingnya.

"Apa yang bisa kuperbuat agar aku bisa menepati janjiku pada Hina?
Bagaimana caranya aku bisa menghidupkan Hina di dalam hatiku yang telah membeku ini?" Isaknya.

Giselle mengelus punggung Vincenzo yang makin melemah.

Ia meninggalkan sebuah alamat bertuliskan nama panti asuhan yang terletak beberapa kilometer dari pesisir pantai tempat Hina menutup usia.

Panti Asuhan Glory

Panti asuhan milik Hina yang Ia bangun secara diam-diam setelah kembali ke Korea. Hideko dan Yuqi telah menetap selama setahun di sana.

Keduanya memilih mengabdikan diri di panti milik mendiang Hina Kudo. Nakamoto menyumbangkan seluruh hartanya sebelum Ia wafat empat bulan yang lalu.

Hideko masih berduka, namun setidaknya Ia sempat mengucap janji sehidup semati dengan lelaki yang Ia cintai. Hideko melepas kepergian Nakamoto dengan penuh ketenangan.

Sebab Ia tau akan berjumpa lagi dengannya suatu saat nanti.

"Vincenzo."

Hideko dan Yuqi menyambut kedatangan Vincenzo. Vincenzo tak sendiri, Ia mengajak belasan anak buahnya yang masih setia menemani dan juga telah kehilangan tujuan hidup untuk mengabdi di panti asuhan Glory.

Vincenzo menggunakan harta yang diwariskan Fabio, ayah angkatnya yang disembunyikan di Hotel Glory itu untuk membangun kembali panti asuhan dan memenuhi kebutuhan anak-anak panti.

Ia menjadikan panti asuhan yang sebelumnya hanya sekadar tempat berteduh dan berdoa menjadi rumah penuh harapan bagi anak-anak yang sebatang kara bertahan hidup.

Kawan-kawan Vincenzo menjadi guru sekaligus keluarga baru yang akan menjadikan mereka lebih kuat dan mumpuni untuk berjuang meraih mimpi.

Vincenzo menemukan kembali cahaya hidupnya. Di sana, ada aroma lautan yang membawa kehadiran seorang Hina di hati seorang Vincenzo Cassano.

Keputusan terbesar dalam hidupnya adalah mengganti namanya. Johnny, sebuah nama yang Ia pilih sendiri begitu mendarat di tanah asing.

Johnny menghidupkan semangat juang Hina. Lukisan wajah Hina mengenakan gaun berwarna emerald sedang berpose anggun di depan Hotel Glory terpajang di ruang bacanya.

Cinta sejatinya itu masih memenuhi ruang khusus di hatinya.

"Johnny, anak anda telah sampai.." Ucap seorang kawannya.

Johnny memasang wajah ceria menyambut kedua puteranya yang barusaja datang.

Ya, mereka adalah Niki dan Jay. Kedua putera yang menjadi anak angkat Johnny dan Park Chaeyoung.

Johnny mendaftarkan Niki dan Jay sebagai anak angkatnya dengan mendiang Chaeyoung sesuai surat wasiat yang dititipkan pada Giselle.

Johnny menikahi wanita pujaannya meski hanya di atas kertas. Ia juga mewujudkan impian Hina yaitu mengembalikan namanya... Park Chaeyoung.

Vincenzo Cassano, Hideko dan Yuqi. Mereka menua bersama kenangan cinta sejati pada kekasih yang terlebih dahulu mengunjungi surga.

"Vincenzo, jika kau tidak menjadi seorang mafia suatu saat nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Vincenzo, jika kau tidak menjadi seorang mafia suatu saat nanti.. Apa impianmu?" Tanya Hina di suatu sore.

"Hm, Penulis.. sepertinya." Jawabnya santai lalu meneguk teh melati.

"Apa yang akan kau tulis?" Tanya Hina sekali lagi.

"Tentang cinta dan kenangan, mungkin."


ROSEEEANNA (2021)

𝐆𝐔𝐍 & 𝐆𝐋𝐎𝐑𝐘 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang