• Vote & Comment ya! •
_______________________________Carry the moon in your hands
Within your darkness
Soon the eclipse will be gone"Eugene!"
Nakamoto yang diam-diam meninggalkan pelabuhan dan mengikuti Eugene dari belakang.
Ia memapah tubuh Eugene yang telah basah tertelan asinnya lautan.
"Kau memang sudah gila!" Umpat Nakamoto dengan mata basah.
Eugene memegangi dadanya, Ia sesak. Entah karena firasat buruk yang menyergap dadanya atau tubuhnya yang begitu lemah hingga Ia roboh di pasir berair.
Langit di atas sana bersama awan tipis mengukir wajah wanita yang Ia cintai.
Seperti biasanya.
"Kau ingin kembali ke Hotel Glory, bukan?" Tanya Nakamoto tiba-tiba.
Lelaki berkimono itu tak sanggup menyaksikan nestapa di setiap inchi wajah Eugene.
Eugene mengangguk. Nakamoto segera memapah tubuh Eugene menuju mobil yang dipinjamnya kemudian melaju secepat mungkin menuju Hotel.
Nakamoto menginjak gas seolah itu adalah hari terakhir Ia sanggup berlari menemui kekasihnya tanpa terlambat.
Mereka sampai di tempat.
Tepat ketika ledakan itu menerbangkan dua tubuh wanita menghantam pagar Hotel.
Nakamoto dan Eugene kehilangan kata-kata. Selain ekspresi ketakutan, frustasi dan kesedihan menyadari kedua wanita itu adalah pujaan hatinya.
"HINA!!"
"HIDEKO!!"
Kedua lelaki itu membongkar reruntuhan. Tak peduli kobaran api masih menyalak di belakang punggungnya.
Kedua telapak tangan Eugene telah habis tergores tajam kayu, sementara Nakamoto yang telah menemukan tubuh Hideko segera membawanya menjauhi Hotel.
Eugene semakin frustasi. Ia hampir nekat melompat ke dalam kobaran api yang melahap Hotel, jika saja tubuh Hina masih berada di dalam sana.
Ia kehilangan akal sehat.
"HINAAAA!!!"
Eugene tersungkur ke tanah. Kini kedua tangannya menghajar bumi, seolah tak rela kehilangan seseorang yang Ia cintai lagi.
"Eugene..."
Sebuah suara kecil dari tumpukan gerabah yang telah ambruk. Benar, setelah Eugene mengerahkan usaha terakhirnya, Hina dengan luka di sekujur tubuhnya kini berada di pelukan Eugene.
Lelaki ini menahan air matanya. Ia tak berucap satu katapun.
Tak ada satu warga yang membuka pintu. Mereka tentu ketakutan sebab tak ada yang tahu ulah siapakah ledakan Hotel Glory.
Terkecuali toko jahit yang membukakan pintu lebar-lebar dan memberikan pertolongan pada mereka.
"Terima kasih. Aku akan membalas budi." Bisik Eugene yang dibalas gelengan kepala oleh wanita paruh baya di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐔𝐍 & 𝐆𝐋𝐎𝐑𝐘 ✓
Fanfiction𝙄𝙣𝙨𝙥𝙞𝙧𝙚𝙙 𝙗𝙮 𝙑𝙄𝙉𝘾𝙀𝙉𝙕𝙊 & 𝙈𝙧. 𝙎𝙪𝙣𝙨𝙝𝙞𝙣𝙚 Vincenzo Cassano, seorang mafia berdarah Korea yang mewarisi jaringan perdagangan manusia milik ayah angkatnya kembali ke Korea. Ia terpikat oleh pesona wanita misterius pemilik Hotel...