Yibo memutar bola matanya malas. Oh, ayolah kakinya pegal menemani Lu Si berbelanja. Memang bukan Yibo yang membayar tapi tetap saja Yibo merasa tersiksa mengikutiu Lu Si.
Terlampau sudah 2 hari berlalu namun sepertinya Yibo tidak menggap serius ancaman Xiao Zhan karena dia kembali seperti semula. Walau masih enggan berbica pada Yibo maupun Lu Si, namun terkadang Xiao Zhan akan menjawab ketika ditanya jadi menurut Yibo, Xiao Zhan sudah melupakan segalanya.
Yibo sebenarnya kecewa karena ketika dia bertengkar dengan Xiao Zhan, dirinya bisa dekat dengan Xiao Zhan---sang pujaan hati. Yah, niat awal Yibo berpacaran dengan Lu Si adalah agar bisa PDKT dengan Xiao Zhan namun dia tidak menyangka jika Lu Si benar-benar menyukai Yibo.
***
Xiao Zhan menatap layar monitornya dengan tatapan dingin.
"Waktumu semakin menipis, Wang Yibo," gumam Xiao Zhan disertai seringainya.
Dia sudah menyusun semua rencana dengan apik. Dia akan menghancurkan siapa pun yang berani menentangnya termasuk adiknya sekali pun.
"Kau tau apa tugasmu, bukan?" tanya Xiao Zhan pada anak buahnya.
"Saya tau, Tuan Muda. Apa anda yakin dengan hal ini?" tanyanya pasalnya Lu Si adalah adik Xiao Zhan.
"Lakukan lah, bahkan jika kau melakukannya lebih, aku akan merasa sangat puas," ucap Xiao Zhan membuat bulu kuduk pihak lain berdiri. Merasakan hawa membunuh dari Xiao Zhan benar-benar membuatnya ketakutan.
"Saya permisi," ucapnya.
"Let's play."
***
Lu Si tiba dirumahnya setelah diantar pulang oleh Yibo. Hatinya berbunga-bunga dan melupakan bahwa ancaman Xiao Zhan tidak pernah main-main.
Ketukan pintu terdengar membuat Lu Si berfikir bahwa itu Yibo. Dengan senang hati dia membuka pintunya dan tepat dihadapannya, Yu Bin---anak buah Gegenya---berdiri dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana.
Yu Bin mendorong pintunya membuat Lu Si jatuh terduduk.
Yu Bi menyeringai dan menendang pintu apartemen Lu Si. Dia terlalu malas berbalik hanya untuk menutup pintu.
Lu Si gemetaran, dia tahu tentang Yu Bin dan jika Xiao Zhan mengirimnya, artinya dia sedang dalam bahaya karena Yu Bin adalah pelayan setia ayahnya dan Xiao Zhan.
"Ap...apa yang kau inginkan?" tanya Lu Si bergetar membuat Yu Bin menyeringai setan.
"Ck, tidak ku sangka bajingan ini berani melawan," tutur Yu Bin seraya mengeluarkan suntikannya.
Lu Si bergerak mundur mencoba menjauh dari Yu Bin.
"Ibumu melakukan hubungan gelap dengan adik ayah-...tidak, Tuan Xiao Yixing. Dan kini kau mencoba bermain-main dengan milik Xiao Zhan? Are you crazy?" tutur Yu Bin dan menatap jijik pada Lu Si.
Lu Si bukanlah anak kandung keluarga Xiao dan Xiao Zhan tahu itu, meski yang melahirkan adalah Ibunya tapi tetap saja tidak ada darah ayahnya yang mengalir pada tubuh Lu Si. Yu Bin juga tahu semuanya, tapi tidak habis pikir jika kini Lu Si berani mengambil apa yang Xiao Zhan inginkan.
"Apa maksudmu?!" teriak Lu Si tidak terima Ibunya di katakan melakukan hubungan gelap.
"Oh, sepertinya kau belum tahu. Tidak apa, kau akan tahu secara perlahan," bisik Yu Bin yang sudah berjongkok. Yu Bin dengan segera menancapkan suntikkannya pada kulit mulus Lu Si membuat Lu Si jatuh terkulai lemas.
"Ck, bajingan kecil ini sungguh akan melawan Xiao Zhan?" gumam Yu Bin kemudian mengedikan bahunya.
***
Yu Bin melempar sarung tangannya, menaruh sekopnya yang sudah kotor akan tanah.
"Ah, mengubur mayat itu melelahkan," gumam Yu Bin dan meninggalkan gudangnya menuju rumah sederhana miliknya.
"Lepaskan aku!" teriaknya membuat Yu Bin berdecak.
"Oh, ayolah berhenti berteriak. Sudah ku katakan rumah ini kedap suara, bodoh!" Giliran Yu Bin yang beriak. Merasa muak akan teriakan Lu Si yang berdengung nyaring di telinganya.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Lu Si.
"Kau akan tahu besok. Mau minum? Atau makan?" tawar Yu Bin. Dia tidak mencoba baik pada Lu Si, dia hanya masih sayang nyawa. Karena Zhan ingin anak itu dihadapannya dalam keaadaan hidup.
"Kamu kemana membawa skop?" tanya Lu Si mengabaikan tawaran Yu Bi.
"Oh, mengubur mayat," jawab Yu Bin santai membuat Lu Si merinding.
"Hei, jangan menatapku seperti itu. Mayat yang ku maksud adalah anak anjingku," tutur Yu Bin menjelaskan membuat Lu Si menghela nafas lega.
"Tapi, tidak seharusnya kamu menghela nafas lega, karena yang kau hadapi bukan Gegemu melainkan Xiao Zhan. Anak dari Xiao Yixing." Kali ini Yu Bin serius memberi peringatan.
"Apa dia akan menghancurkanku?" lirih Lu Si membuat Yu Bin mendengus.
"Dia bisa menghancurkanmu kapan saja," jawab Yu Bin yang tidak Ada niatan membuat pihak lain merasa tenang.
Tbc
Bsk double Up A Choise, hutang hari selasa dibayar besok, ya.
Oiya, minggu depan akan ada cerita baru lagi yang Up, untuk mengisi hari Jumat.
Sekian dari saya. Salam manis dari Yuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just As Usual [ZhanYi] ✔
Fanfiction"Saya benci orang seperti anda." Beberapa kalimat yang terlontar dari bibirnya membuat berandalan sepertinya mengubur perasaan dalam-dalam dengan sangat apik. Siapa sangka jika pihak lain tidak bermaksud demikian, akan tetapi nasi sudah menjadi bub...