J A U - 여덟

1.6K 142 17
                                    

Yibo membuka matanya dan samar-samar dirinya melihat Xiao Zhan yang tengah memandangi jendela sembari membawa secangkir minuman.

Yibo melengguh dan membuat Xiao Zhan menoleh. Kepalanya berdenyut sakit ketika mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kau bisa hamil, kan?" tanya Xiao Zhan membuat Yibo langsung menatap tajam.

"Apa maksud, lo?" tanya Yibo gemetaran, pasalnya hanya dia dan Ibunya yang tahu kalau dirinya bisa hamil.

Xiao Zhan tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. "Bagaima jika aku hancurkan, bokongmu? Dan menanam benih diperutmu?" tanya Xiao Zhan membuat Yibo terkejut.

Tubuh Yibo gemetaran pasalnya pikirannya menemukan sinyal bahaya dari tatapan Xiao Zhan. Xiao Zhan perlahan mendekati Yibo. Yibo yang melihat ingin bangkit dari duduknya namun ternyata Xiao Zhan tidak sebodoh itu, karena kini salah satu kaki dan tangannya diborgol dengan rantai.

Mampus, batin Yibo ketika melihat tangan dan kakinya di rantai.

"Kau pikir aku bodoh?" tanya Xiao Zhan membuat Yibo kembali dari lamunannya.

"Jangan mendekat!" teriak Yibo ketakutan, sungguh seumur-umur baru kali ini Yibo merasa ketakutan berada di dekat Xiao Zhan. Jantungnya juga berpacu dengan cepat dan keringatnya mulai bercucuran. Hawa tidak mengenakan dari Xiao Zhan membuatnya kesulitan bernafas. Situasi apa ini? Mengapa tubuhnya sangat ketakutan?

"Hei, mengapa kau takut?" tanya Xiao Zhan lembut sembari mengulur tangannya, menghapus keringat yang nampak di dahi Yibo.

Yibo menepis tangan Xiao Zhan. Rasanya jantungnya bisa meledak kapan saja. Pipinya juga memanas.

Xiao Zhan memandang lekat wajah itu. Wajah yang membuatnya mengingat kalimat yang membuat wajah itu memandang benci padanya.

"Kau bocah urakan yang doyan tawuran mampu membuatku jatuh kedalam jurang."

Yibo menoleh ketika merasa bahwa Xiao Zhan berbicara padanya.

"Apa?" tanya Yibo memastikan. Xiao Zhan menggeleng pelan.

Xiao Zhan mengambil kunci di sakunya, membuka ikatan rantai pada Yibo. Yibo mengerutkan dahinya. Dia pikir Xiao Zhan akan mengurungnya disini. Ada apa lagi dengan laki-laki itu?

"Pergilah." Hanya itu yang terlontar.

Yibo menatap bingung. Yibo mencoba menahan Xiao Zhan yang akan beranjak. "Ada apa denganmu? Kau membenciku?" kini Yibo berbicara sopan pada Xiao Zhan karena sepertinya bukan saatnya dia mementingkan gengsinya.

"Kau menghancurkan adikmu, hanya karena adikmu mencintaiku? Sungguh Zhan, apa salahku?" lirih Yibo, matanya mulai berkaca-kaca.

Xiao Zhan masih enggan menoleh kebelakang. Kata-kata yang Yibo keluarkan bagaikan pisau yang menancap dadanya.

"Zhan, apakah segitu buruknya aku dimatamu? Adikmu tidak salah apa-apa.
Aku lah, aku orang yang menjebaknya. Aku ingin dia menjadi pelampiasanku. Mengapa dia yang kau hancurkan?" Kini isakan tangis tidak tertahankan dari Yibo. Hatinya sangat sakit meski dia tidak memiliki perasaan pada Lu Si, tapi dia tidak pernah mengira bahwa Lu Si akan dihancurkan seperti itu hanya karena dirinya.

Xiao Zhan mengepalkan tangannya dan menepis tangan Yibo dengan kasar.

"Kau begitu mencintainya, bukan?" ucap Xiao Zhan dingin dan memandang Yibo dengan wajah datar miliknya.

Yibo menghentikan isakannya merasa ada perubahan dari sikap Xiao Zhan.

"Baiklah. Hacurlah kau bersamanya!" bentak Xiao Zhan kemudian menghempaskan tubuh Yibo di atas ranjang king size miliknya.

"Zh-...akh!" pekik Yibo ketika Xiao Zhan tiba-tiba saja menyerang lehernya. Menggigitnya dan melumatnya dengan kasar, menciptakan ruam keunguan disana.

Xiao Zhan mengukung Yibo dibawahnya. Bibir Yibo ingin berbicara namun dengan secepat kilat Xiao Zhan membungkamnya dengan ciuman kasarnya.

Menghisap bibir tebal itu dan mengabsen gigi Yibo. Yibo mencengkram bahu Xiao Zhan ketika bibirnya bawahnya digigit. Rasa amis mulai terasa dilidahnya namun Xiao Zhan sepertinya menikmati permainannya.

Xiao Zhan melepas ciumannya, dan menatap Yibo dengan tatapan penuh nafsu. Wajah Yibo memerah, matanya juga sayu, bibirnya mengkilat dibawah terpaan cahaya lampu.

Xiao Zhan dengan kurang ajar memasukkan tangannya kedalam kaos Yibo. Mencari benda yang ingin dia mainkan.

"Ah...." Desahan itu mengalun indah ditelinga Xiao Zhan ketika menemukan buah ceri yang ada pada dada Yibo. Xiao Zhan menyikap baju Yibo dan mulai melumat benda itu. Tangannya mulai turun meraba little Wang. Membuat tubuh Yibo menggeliat tak karuan.

"Henti...ah...kan." Yibo mencoba bernegosiasi dengan Xiao Zhan namun sepertinya manusia itu tidak mau berhenti dari kegiatannya. Yibo takut, takut jika Xiao Zhan bertindak jauh.

***

Yibo menangis dalam diam. Rasa sakit menyerang dadanya. Yibo mengelus perutnya yang terasa penuh akan cairan. Tangan kekar melingkar manis di perutnya membuat Yibo mengingat apa yang telah dia lakukan.

Yibo mencintai pria yang telah merusak dirinya dan dia kini merasa betapa bodohnya dirinya mencintai pria brengsek seperti Xiao Zhan.

Apa setelah ini dia akan dicampakan oleh Xiao Zhan? Dia mengatakan bahwa akan menghancurkan Yibo seperti Lu Si, apakah benih yang Xiao Zhan tanam akan dia rawat sendiri?

Yibo mengusap air matanya. Dia tidak ingin pria yang tengah memeluknya ini terbangun. Dia ingin merasakan pelukan ini lebih lama lagi. Dia tidak akan tahu apa yang terjadi selanjutnya, dia hanya bisa berharap bahwa dirinya tidak dicampakkan.

***

Sinar mentari membangunkan Yibo. Yibo bergerak tidak nyaman merasa ada yang hilang dari sisinya. Dengan malas Yibo membuka matanya, mencari seseorang yang membuat badannya serasa remuk.

Yibo mulai terisak ketika tidak mendapati sosok pria itu. Dirinya sepertinya sudah dicampa-....

Telapak lebar milik seseorang menangkup wajah Yibo membuat Yibo membuka matanya. Xiao Zhan menatap lembut padanya sembari mengusap pipi Yibo yang sudah basah akan air mata.

"Ada apa?" tanya Xiao Zhan lembut membuat Yibo menampar wajahnya sendiri.

"Akh...," pekik Yibo ketika merasa panas pada pipi sebelah kanan yang telah dia tampar dengan keras, sedangkan Xiao Zhan cuman cengo. Dia terkejut melihat Yibo menampar dirinya sendiri.

"Bukan mimpi?" tanya Yibo pada Xiao Zhan.

Xiao Zhan yang paham hanya menghela nafas. Mengapa anak ini bisa membuatnya khawatir setengah mati, padahal hanya mendengar isakannya.

Xiao Zhan mengelus dadanya. Jantungnya berpacu sangat cepat ketika mendengar isakan tangis dari Yibo. Xiao Zhan yang awalnya sedang mencuci muka, hampir saja terpeleset tadinya saking paniknya.

"Dasar." Dengusan terdengar dari Xiao Zhan sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Yibo menoel-noel punggung tangan Xiao Zhan membuat Xiao Zhan bergumam, namun tidak ada niat menyingkirkan telapak tangannya dari wajahnya.

"Yibo ingin mandi," cicit Yibo membuat Xiao Zhan paham. Xiao Zhan bangkit dan menggendong ala bridal style tubuh telanjang Yibo. Yibo menyembunyikan wajahnya di dada bidang Xiao Zhan merasa sangat malu akan tingkahnya.

Siapapun tolong ingatkan kedua mahluk ini, bahwa mereka masih duduk dibangku SMA.

Ah, sudah. Lupakan saja.

Tbc

Wah tanggal 5 sekarang....Happy birthday kesayangannya Yuan. Astaga udah makin tua aja tapi tetep ganteng kok, hehehehe.

Pokoknya doa terbaik untuk Bobo (ah, mana bisa tahu kalau Yuan ngedoain dia. Tahu Yuan hidup aja enggak, hahaha).

Pokoknya 生日快乐---Shēngrì kuàilè.

Sekian dari saya. Salam Manis dari Yuan.

Just As Usual [ZhanYi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang