J A U - 아홉

1.6K 148 21
                                    

Lu Si terbangun dalam keadaan kacau. Semalam dia gempur habis-habisan oleh Yu Bin. Watados---Wajah tanpa dosa---tapi kelakuan biadab kayak Jin Guangyao, mungkin itu yang tepat untuk Yu Bin saat ini.

Lu Si meringis merasakan sakit pada bagian bawahnya. Ah, sepertinya bagian bawahnya lecet, karena Lu Si melihat ada bercak darah bercampur dengan sperma.

"Sudah bangun?" tanya Yu Bin sembari memilih baju untuk dia berikan pada Lu Si.

"Sialan. Kau dan Xiao Zhan sama berengseknya!" teriak Lu Si namun tidak dihiraukan oleh Yu Bin. Kan sudah dia peringati dari awal tapi Lu Si saja yang masih ngeyel.

"Mandi dan pakai ini," ucap Yu Bin memberikan satu set pakaian lengkap membuat Lu Si menatap sendu pakaian yang ada dihadapannya.

Lu Si dengan berat hati mengambil pakain itu karena pakaian telah dirobek oleh manusia minus akhlak yang ada dihadapannya.

Lu Si meringis ketika mencoba bangkit. Rasanya bagian bawahnya terasa sangat perih sehingga tanpa sadar Lu Si menangis dan terduduk di ranjang.

Yu Bin hanya menatap Lu Si. Dia menatap dari atas sampai bawah. Rambutnya acak-acakan, bibirnya bengkak, matanya sebam, dan lehernya terdapat ruam-ruam ungu kebiruan.

Yu Bin tersadar dan tiba-tiba mendekati Lu Si.

"Perlu bantuan?" tanyanya membuat Lu Si mendongak. Lu Si merentangkan tangannya dan Yu Bin dengan berat hati menggendong ala koala Lu Si. Tubuh Lu Si yang telanjang bersentuhan langsung dengan tangan Yu Bin membuat adik kecilnya menegang.

"Shit!" umpat Yu Bin frustasi membuat Lu Si kebingungan namun tidak dihiraukan oleh Yu Bin.

***

Lu Si bergerak gelisah di ranjangnya. Dia ingat bahwa Yu Bin mengeluarkan cairannya didalam. Bagaimana jika Lu Si hamil? Apa kata Ibunya nanti?

Lu Si meremat jari-jarinya. Dia benar-benar takut sekarang. Xiao Zhan kini benar-benar menghancurkannya tanpa sisa.

Lu Si berteriak frustasi.

"Berengsek!" teriak Lu Si ketika mengingat percakapan Xiao Zhan dan Ayahnya---Xiao Yixing. Atau mungkin pria itu bukan Ayahnya? Ah, peduli setan dirinya. Sekarang bagaimana dia bisa meneruskan sekolahnya jika tiba-tiba dirinya dinyatakan hamil? Hancur sudah masa depannya.

Berbeda dengan Lu Si. Yibo kini malah sedang asik bercanda dengan Haoxuan setelah mendapat ijin keluar dari Xiao Zhan, padahal bukan suaminya.

"Tumben lo, gak uring-uringan?" tanya Haoxuan menggoda.

"Ck, jadi sadboy salah jadi godboy juga salah. Terus lo mau gue kaya gimana?" tanya Yibo kesal.

"Gue mau lo mati, boleh?" tanya Haoxuan polos.

"Boleh. Kalau kamu mau mati ditangan saya." Bukan Yibo sumpah. Yibo aja kaget apalagi Hoaxuan.

"Saya cuman bercanda." Nyali Haoxuan auto kicep ngelihat tatapan tajem pria dihadapannya.

"Pulang. Kamu gak ada shif hari ini," titah Xiao Zhan tidak terbantahkan, membuat Yibo pasrah.

Yibo melambaikan tangannya pada Hoaxuan yang kini tengah mengacungkan jari tengahnya pada Yibo.

"Masuk."

Yibo mah nurut aja takut dia kalau di hancurin kaya Lu Si.

Di dalam mobil cuman sunyi. Jelas sunyi orang Yibonya molor. Xiao Zhan cuman ngelirik dan tersenyum tipis.

"Maaf." Kalimat itu terlontar dari bibir tipisnya. Sungguh dirinya tidak ada niatan melukai Yibo sedikit pun. Namun apapun yang terjadi selanjutnya dia akan berusaha membuat keadaannya membaik. Jika uang sudah bermain, apa mau dikata, ya'kan?

Xiao Zhan menghela nafas lega ketika mengingat kejadian tadi.

Flashback

Xiao Zhan berdiri mematung di depan pintu ruang rawat dengan tulisan 'Xuan Lu'.

Menghela nafas dan mengetuk pintu sebelum masuk.

Xuan Lu mengerutkan dahi ketika melihat sosok pemuda seumuran anaknya yang datang membawa sebuket bunga mawar dengan keranjang buah.

"Siapa, ya?" tanya Xuan Lu bingung.

Xiao Zhan meletakkan bunganya di vas sedangkan buahnya dia letakkan di atas meja.

Xiao Zhan membungkuk hormat 90°. Lidahnya kelu namun tetap ia paksakan berbicara.

"Saya Xiao Zhan, Bi."

Xual Lu tambah bingung. Pasalnya Xiao Zhan itu anak Xiao Yixing, pengusaha paling kaya seantero China.

"Anaknya Xiao Yixing?" tanya Xuan Lu ragu. Xiao Zhan menegakkan badannya dan tersenyum lembut.

"Iya, Bi."

"Ada perlu apa dengan saya?" tanya Xuan Lu tenang tapi dalam hati dia udah takut karena disamperin anaknya Xiao Yixing.

"Saya kesini berniat melamar putra anda untuk menjadi istri saya," jelas Xiao Zhan membuat mata Xuan Lu membola.

"Kamu jangan bercan-...."

"Saya tidak sedang bercanda. Saya serius. Saya tahu putra anda bisa hamil jadi dengan berat hati saya mengatakan bahwa Saya telah meniduri anak anda," jelasnya lagi membuat Xuan Lu syok.

"Kamu menidurinya?" tanya Xuan Lu setengah tidak percaya.

"Iya, B-...."

'Plak'

"Berani-beraninya kamu meniduri anak saya! Bagaimana masa depan anak saya jika dia hamil?!" teriak Xuan Lu murka setelah menampar pipi kanan Xiao Zhan.

Xiao Zhan mengertakkan giginya, seumur-umur baru kali ini dia ditampar.

"Maka dari itu saya datang kesini meminta restu. Saya tahu saya salah dan saya akan bertanggung jawab. Untuk pendidikan, saya akan jamin Yibo lulus," tutur Xiao Zhan serius berharap Xuan Lu luluh akan keseriusannya.

Xuan Lu memijat pelipisnya dan menatap sendu Xiao Zhan.

"Baiklah. Aku merestui kalian. Jangan menyakitinya hanya karena kau terpaksa melakukan pernikahan ini hanya demi tanggung-...."

"Saya memang bertanggung jawab namun bukan berarti Saya terpaksa. Saya mencintai anak anda maka dari itu saya nekat melakukan ini," tuturnya membuat Xual Lu hampir saja jantungan.

Jadi mahluk kaya didepannya ini sengaja melakukannya akan bisa mendapatkan anaknya yang jauh dari kata sempurna? Sungguh, apa yang diperbuat Xiao Zhan dikehidupan terlampaunya sehingga kini menginginkan Yibo, bocah urakan yang doyan tawuran.

"Kamu gak salahkan? Kamu tahu Yibo seperti apa?" tanya Xuan Lu memastikan.

"Penampilan boleh urakan tapi saya yakin Yibo bisa jadi Nyonya Xiao." Tegas, serius dan jelas, memang patut diancungi jempol Xiao Zhan.

"Yasudah, kamu atur tanggalnya." Nyerah, Xuan Lu capek berdebat dengan Xiao Zhan.

"Baik, Bi."

"Kamu mau jadi menatu saya? Kenapa manggil Bibi?" cibir Xuan Lu membuat Xiao Zhan tersenyum kikuk.

"Ah, maksud saya. Ibu," cicit Xiao Zhan membuat Xuan Lu terkekeh gemas.

Flashback off

Xiao Zhan kembali melirik Yibo yang masih terlelap. Tangannya terulur menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata Yibo.

"Maaf telah menghancurkanmu. Aku akan memperbaiki segalanya," gumam Xiao Zhan.

Maksud dari kata menghancurkan adalah dia ingin membobol Yibo, menanam benih dan menikahi Yibo. Dia ingin Yibo selamanya disisinya bahkan jika ada yang menyentuh Yibo sedikit saja maka Xiao Zhan tidak akan segan melakukan hal kotor demi melindungi miliknya.

Tapi yang Xiao Zhan lupakan adalah kenapa dia tidak meyatakan perasaannya? Apa Yibo mau menikah dengannya tanpa tahu perasaan satu sama lain?

Tbc.

Bentar lagi tamat, UwU. Btw, ada yang kangen gk sama nightmare? Mau double up gk? Atau triple up?

Sekian dari saya. Salam manis dari Yuan.

Just As Usual [ZhanYi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang