Yibo membuka matanya dan hal pertama yang dia lihat adalah kamar milik seseorang dengan nuasa nevi---dark blue.
Yibo bangun dari tidurnya dan menyenderkan punggungnya. Tangannya terulur menyentuh dahinya yang terasa seperti sesuatu yang dingin menempel pada dahinya.
"Kompres?" gumam Yibo merasakan kompres tempel yang ada pada dahinya.
Suara jam terdengar berdetak membuat Yibo menoleh dan mendapati jam menunjukan pukul setengah sebelas malam.
"Mama," gumam Yibo ketika mengingat bahwa Mamanya pasti sedang menunggu kehadiranya.
"Ma," panggil Yibo.
"Kamu dimana?" tanya pihak lain.
"Ma, Yibo hari ini gak bisa kesana. Yibo lupa ngerjain PR," ucap Yibo berbohong. Sejak kapan Yibo yang terkenal nakal itu membuat PR-nya dirumah, paling-paling dikerjain di sekolah.
"Kerjakan yang benar, Mama mau kamu naik kelas. Paham?" tanya Mamanya.
"Iya, Ma," ucapnya kemudian menutup telepon.
Seseorang tengah menyiapkan semangkung bubur utuk tamu yang sedang demam di kamarnya.
Berdecak malas ketika menunggu buburnya matang. Entah mengapa dia merasa sangat khawatir meninggalkan pihak lain di kamarnya sendirian.
Bubur yang tadi dia masak pun akhirnya matang. Dia menuangkannya secara perlahan kedalam mangkuk. Mengambil obat yang sudah di resepkan oleh dokter pribadinya dan membawanya ke kamar.
"Oh, masih hidup," ucapnya membuat pihak lain menoleh.
"Xiao Zhan?" tanya Yibo memastikan.
Xiao Zhan hanya bergumam dan menaruh mangkuknya. Yibo hanya diam, berniat bertanya namun takut jika pemuda yang dihadapannya semakin membencinya.
"Terpesona, hm?" sindir Xiao Zhan pada Yibo yang tengah menatapnya. Yibo membuat gestur tubuh seakan-akan ingin muntah mendengar lontaran kata-kata dari Xiao Zhan.
"Bosan hidup?" ancam Xiao Zhan dingin ketika melihat gestur Yibo. Merinding, itulah yang dirasakan Wang Yibo setiap kali pemuda dihadapannya mengancamnya karena nada suaranya akan menjadi deep voice ketika mengancam.
"Makan," tunjuk Xiao Zhan pada mangkuknya membuat Yibo sedikit loading akan perkataannya. Setelah beberapa saat Yibo bingung akhirnya dia paham maksud Xiao Zhan. Yibo memakan buburnya dengan tenang tanpa gangguan dari Xiao Zhan yang tengah bermain ponsel.
Manik coklatnya bergulir menatap pada setiap bagiaj dari ruangan yang dia tempati. Rasa kagum memenuhi hatinya. Anak holkay, toh, batin Yibo ketika melihat desain ruangan yang tidak main-main elegannya.
"Zh-...ah, bongkahan es," panggil Yibo membuat Xiao Zhan menoleh.
"Kenapa gue disini?" tanya Yibo bingung.
"Oh, tidak sengaja lewat," jawab Xiao Zhan datar membuat Yibo berdecak sebal.
"Gue mau pulang," ucap Yibo berniat mengambil kunci motornya.
Tangan Xiao Zhan lebih gesit dari yang Yibo duga karena kini kuncinya sudah berada di tangan Xiao Zhan.
"Ambil kuncinya dan saya akan membunuhmu," ancam Xiao Zhan seraya mengulurkan kuncinya pada Yibo membuat Yibo perlahan mundur dan kembali duduk di tempat semula.
"Zhan-ge! Aku ingin mengi-...eh?" ucap Lu Si terkejut ketika melihat Yibo ada di kamar Xiao Zhan.
Yibo mencerna kata-kata Lu Si yang terputus dan seketika meremat bajunya. Rasa amarah kembali menguasainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just As Usual [ZhanYi] ✔
Fiksi Penggemar"Saya benci orang seperti anda." Beberapa kalimat yang terlontar dari bibirnya membuat berandalan sepertinya mengubur perasaan dalam-dalam dengan sangat apik. Siapa sangka jika pihak lain tidak bermaksud demikian, akan tetapi nasi sudah menjadi bub...