"Zhan-ge!!" teriak Lu Si seraya merentangkan tangannya, berniat memeluk Xiao Zhan.
Xiao Zhan dengan polosnya menghindar, sehingga Lu Si mau tidak mau jatuh menungging.
Lu Si meringis merasakan sakit pada wajahnya.
"Zha-...."
"Berhentilah mengoceh, aku sedang sakit," titah Xiao Zhan seraya mendudukan dirinya di ranjang.
"Zhan-ge. Yib-...."
"Ada apa dengan anak itu?" tanya Xiao Zhan acuh tak acuh.
"Ck, Zhan-ge jangan memotong. Aku sudah berpacaran denga-...."
"Keluar!" teriak Xiao Zhan dingin membuat Lu Si ketakutan.
Lu Si meninggalkan Xiao Zhan yang tengah menatap kosong dengan tangan yang terkepal.
Mengapa kamu memilih dia? Batin Xiao Zhan dan dengan segera menyambar kunci mobil miliknya.
'brak'
Xiao Zhan membuka pintu kamarnya dengan kasar membuat Lu Si bergidik ngeri.
"Zhan-ge mau ke-...."
"Aku akan memenggal kepalamu jika mengoceh lagi," ancam Xiao Zhan yang sayangnya tidak main-main.
Xiao Zhan mengendarai mobil mewahnya dan memakirkannya di depan rumah milik seseorang.
Dengan tidak sabaran Xiao Zhan mengetuk pintunya dengan brutal membuat sang pemilik membukakan pintunya.
"Zh-...."
"Akh...," pekiknya ketika tangan lebar milik Xiao Zhan mencekik lehernya.
"Lu Si bilang kau pacarnya. Apakah itu benar?" tanya Xiao Zhan.
"Cih, apa lo marah karena pacar lo gue embat?" tanyanya sarkartis.
"Jawab saya. Wang Yibo!!" teriak Xiao Zhan murka.
"Kalau iya, kenapa?" tanya Yibo yang tengah dicekik oleh Xiao Zhan.
"Saya gak bakal biarin berandalan kayak kamu, pacaran sama adik saya!" bentak Xiao Zhan membuat Yibo terkejut.
"Oh, jadi dia adik lo," ucap Yibo santai sedangkan Xiao Zhan menarik tangannya dari leher Yibo.
Yibo dengan santainya narik kemeja Xiao Zhan, membuat wajah mereka bertemu. Tatapan mereka beradu dengan kilatan amarah yang tercetak jelas.
"Yang pacaran sama gue itu adik lo, bukan lo," tunjuk Yibo membuat Xiao Zhan geram.
"Sampai saya mati, saya gak sudi jadi kakak iparmu!" sindir Xiao Zhan yang malah membuat Yibo murka.
"Gue emang berandalan, tapi gue gak berengsek kayak lo. Yang bisanya mencibir orang tanpa peduli perasaan mereka!" bentak Yibo. Manik coklatnya berkaca-kaca, nafasnya terengah-engah dan cengkraman pada kemeja Xiao Zhan semakin erat.
Yibo melepaskan cengkramannya, dan menghapus air matanya.
"Keluar dari rumah gue," usir Yibo sembari mengatur nafasnya.
Xiao Zhan dengan kesal keluar dari rumah Yibo. Mengendarai mobil mewahnya dan kembali apartemen.
Yibo jatuh terduduk dan menangis sejadi-jadinya. Dadanya begitu sakit sehingga rasanya sulit sekali untuk bernafas.
"Lo tau Zhan, hati gue sakit denger ucapan lo," lirih Yibo dan memukul-mukul dadanya dengan keras mencoba membuang rasa sakitnya.
***
'Brak'
"Zhan-...."
"Putusin Yibo," titah Xiao Zhan membuat Lu Si tidak terima.
"Zhan-ge kenapa sih? Zhan-ge bilang, Zhan-ge benci sama Yibo. Tapi apa gege gak mau lihat adik gege bahagia?!" teriak Lu Si membuat Xiao Zhan menatap dingin Lu Si.
"Oh, kamu gak mau. Ok, kalau gitu lanjutin aja, Gege pastikan kalian gak akan bahagia," ancam Xiao Zhan membuat Lu Si mengepalkan tangannya.
"Gege!" teriak Lu Si nyaring.
"Lu Si! Sekali lagi kamu berteriak Gege kirim kamu pulang," ancam Xiao Zhan.
"Apa karena Yibo beradalan, makannya gege benci sama dia? Apa karena gege takut, Lu Si bertindak jauh?" tutur Lu Si melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya.
"Bukan, gege gak khawatir tentangmu. Gege khawatir tentang diri gege," ucap Xiao Zhan dingin.
Lu Si yang sudah menangis menatap bingung dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah.
"Maksud gege?" tanya Lu Si.
"Yibo punya Gege. Gege gak mau dia jadi milik orang lain, termasuk adik gege," ucap Xiao Zhan membuat Lu Si terkejut bukan main.
"Gege rela melawanku demi dia?" tanya Lu Si gemetaran.
Xiao Zhan menghampiri Lu Si dan mencengkram kedua bahu Lu Si. Lu Si sudah bergetar karena ketakutan melihat tatapan Xiao Zhan.
"Bahkan aku siap melukaimu," bisik Xiao Zhan dan kemudian menghempaskan tubuh adiknya. Xiao Zhan kembali ke kamarnya sedangkan Lu Si menangis sejadi-jadinya.
"Gege, maafkan aku," lirih Lu Si menatap pintu kamar Xiao Zhan yang tertutup rapat.
***
Xiao Zhan meninju cermin kamar mandi sehingga pecahannya berserakan kemana-mana. Darah segar mengalir di tangannya membuatnya tertawa sinis.
Xiao Zhan hanya bedecih pelan ketika mengingat tatapan yang Lu Si layangkan pada Yibo ketika pertama kali bertemu.
"Seharusnya dia tidak sekolah disana," gumam Xiao Zhan dan dengan santainya menginjak pecahan kaca. Darah-darah mengotori lantai, karena Xiao Zhan tidak memaki alas kaki ketika menginjak pecahan.
Xiao Zhan merebahkan dirinya dan kemudian menutup matanya, mencoba untuk mencari ketenangan di alam bawah sadarnya.
***
Yibo berjalan terhuyung-huyung, rasanya kakinya tidak kuat menahan berat badannya dan kepalanya juga terasa berat.
Yibo membuka pintu ruangan dan disambut sapaan lembut dari seseorang.
"Akhirnya. Mama kira kamu lupa," ucap Xuan Lu---Mamanya Yibo.
"Maaf, Ma. Yibo bawain bunga kesukaan Mama," ucap Yibo menyerahkan bunga mawar putih kesukaan Mamanya.
"Yibo, sayang. Mengapa matamu sebam? Kamu habis nangis?" tanya Xuan Lu khawatir melihat kondisi anaknya.
"Gak, Mama. Yibo cuman begadang aja semalam," ucap Yibo yang tentunya berbohong
"Sayang, maafin Mama, ya?" lirih Xuan Lu mengusap-ngusap punggung tangan anaknya. Yibo menggeleng pelan dan beralih menggenggam tangan Xuan Lu.
"Mama gak salah," ucap Yibo lembut membuat Xuan Lu sedikit lega, karena selama ini Yibo selalu bekerja paruh waktu demi dirinya yang sedang sakit. Dia merasa hatinya teriris-iris ketika melihat anak tunggalnya kelelahan dan sayangnya Xuan Lu tidak bisa membantu apa-apa selain berdoa untuk keselamatan putranya.
Tbc
Sesuai janji, ya.
Besok random. Bisa Wu Gan, A Choise, Nightmare, atau J A U.
Sorry fo the typo.
Sekian dari saya. Salam manis dari Yuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just As Usual [ZhanYi] ✔
Fiksi Penggemar"Saya benci orang seperti anda." Beberapa kalimat yang terlontar dari bibirnya membuat berandalan sepertinya mengubur perasaan dalam-dalam dengan sangat apik. Siapa sangka jika pihak lain tidak bermaksud demikian, akan tetapi nasi sudah menjadi bub...