Yu Bin muak, muak akan teriakan Lu Si. Ingin sekali dirinya merobek mulut itu, jika saja dia tidak ingat bahwa Xiao Zhan menginginkan anak itu dalam keaadaan utuh dan hidup.
"Berhentilah berteriak!" bentak Yu Bin sembari menunjuk Lu Si dengan pisaunya. Lu Si menelan savilanya dengan susah payah.
"Sekali lagi mulut bajingan itu mengoceh, aku tidak akan segan-segan mencincangmu!" teriak Yu Bin kemudian membanting pisaunya.
Moodnya hancur karena teriakkan Lu Si. Habis sudah kesabarannya. Yu Bin menghubungi seseorang sesuai arahan Xiao Zhan.
"Kau pacarnya Lu Si?" tanya Yu Bin sembari menatap Lu Si.
"Tentukan pilihanmu dan temui Xiao Zhan tengah malam nanti." Yu Bin melempar ponselnya dan merebahkan tubuhnya.
Lu Si hanya diam menatap. Dia takut sangat takut bahwa Yibo akan dilukai oleh Xiao Zhan namun mengingat Gegenya yang sepertinya mencintai Yibo membuat Lu Si berdecih pelan.
"Kotor sekali caramu bermain, Ge," lirih Lu Si seraya menatap lantai dengan tatapan kosong.
Dia tahu bahkan sangat tahu jika Xiao Zhan membenci Yibo melebihi apapun, yang dia tidak ketahui adalah bukan kebecian yang Xiao Zhan rasakan melainkan cinta dan Lu Si baru tahu itu.
"Kenapa Ge? Apa aku salah mencintai Yibo, hanya karena kau mencintainya juga?" tanya Lu Si yang kini didengar oleh Yu Bin.
"Yak! Bajingan kecil, bukankah Gegemu sudah memperingatkanmu saat di apartemennya? Mengapa kau tidak langsung mundur, hah?" tanya Yu Bin sedikit kesal.
"Apa kau pikir hanya karena kau adiknya-...Ck, bahkan kau bukan adiknya. Zhan akan mengalah? Jangan mimpi kau!" tutur Yu Bin berhasil membuat Lu Si menahan isakan tangisnya.
"Dengarkan aku. Putuskan Yibo dan kau akan selamat," ucap Yu Bin memberikan ponselnya pada Lu Si. Lu Si hanya menatap, pandangannya kosong. Dia mencintai Yibo meski baru beberapa hari, dia benar-benar sangat mencintainya.
Lu Si membuang muka dan secara tidak langsung menolak tawaran Yu Bin. Yu Bin menggeram dan kemudian melempar ponselnya.
"Ah! Sudahlah, bukan urusanku!" teriak Yu Bin frustasi dan ingin bundir sekarang juga. Mengapa wanita ini tidak bisa fleksibel padahal nyawanya sedang berada di genggaman Xiao Zhan.
Lu Si hanya diam. Dia tidak tahu yang terjadi selanjutnya dengan dirinya karena dia yakin Xiao Zhan akan menghancurkannya.
***
Yibo tengah menatap pintu besar dihadapannya dengan tatapan ragu. Sudah hampir 1 jam dia berdiri disini namun tangannya masih enggan untuk mengetuk.
'Cklek'
Pintu apartemen itu terbuka membuat Yibo kaget setengah mati.
"Oh." Hanya itu kalimat yang keluar dari bibir tipis itu. Berjalan masuk dan meninggalkan Yibo. Yibo mengekorinya dan berakhir di ruang tamu.
"5 menit waktumu hampir habis," jelasnya seraya membalikan halaman pada buku novel miliknya. Duduk dengan kaki menyilang dan membaca buku dengan kacamata, sungguh sangat-sangat elegan sekali manusia di hadapannya.
Yibo mendadak mulai merasakan bahwa pipinya memanas membuatnya menoleh kearah samping dan membuang nafas.
"Mau apa lagi, lo?" tanya Yibo ketus namun percayalah hatinya kini sedang marathon.
"Duduk dan buat keputusan." Singkat padat dan jelas. Tanpa melirik maupun berbasa-basi.
"Ck, jangan bertindak kekanakan," ucap Yibo membuat Xiao Zhan merobek halaman bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just As Usual [ZhanYi] ✔
Fanfiction"Saya benci orang seperti anda." Beberapa kalimat yang terlontar dari bibirnya membuat berandalan sepertinya mengubur perasaan dalam-dalam dengan sangat apik. Siapa sangka jika pihak lain tidak bermaksud demikian, akan tetapi nasi sudah menjadi bub...