9

7.2K 532 0
                                    

"Ada apa Adel? Kenapa wajahmu datar seperti itu?"

Adel mendongakkan wajahnya dan tersenyum tipis melihat Roxa mamanya. "Tidak apa ma. Saya hanya agak lelah saja."jawabnya kemudian membuat seakan-akan tidak ada yang terjadi tadi malam.

Aley melirik sekilas pada Adel. Tatapan keduanya saling bertubrukan. Tapi mereka sama-sama berwajah datar dan Adel segera memalingkan wajahnya. Suasana dalam ruang makan menjadi canggung kembali.

"Adel nanti tolong kamu yang antarkan tuan Duke pergi ya."

Adel menghentikan makannya dan kedua alisnya saling bertaut bingung. "Kenapa harus saya? Apakah papa dan mama tidak akan ikut mengantarkan kepergian tuan Duke?"

"Count dan Countess Adir akan segera pergi ke sebuah pesta undangan pagi ini. Jadi kamu yang harus mengantar kepergian ku Adel. Kebetulan juga ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan denganmu sebentar sebelum aku pergi."

Tatapan tajam dan dingin dihadiahkan secara langsung pada Aley. Mereka kembali saling bertatapan dan seakan-akan berkomunikasi lewat isyarat mata.

'Apa yang mau kamu bicarakan, huh?'

'Tentu saja banyak yang ingin ku bicarakan padamu. Terutama tentang tadi malam.'

Kedua orangtua Adel tersenyum melihat keakraban (pertengkaran) mereka berdua. Adel lalu menghembuskan nafas pasrah. Lebih baik ia memilih mengalah pada laki-laki bangsawan itu daripada kedua orangtuanya tau tentang kejadian tadi malam.

Bisa-bisa mereka akan terlalu khawatir padanya dan mengacaukan rencananya tanpa sadar. "Baiklah. Aku akan mengantar anda pergi tuan du--"

"Aley. Berapa kali harus ku katakan untuk langsung memanggil namaku saja. Namaku Aley, bukan tuan Duke!"

"Ck. Banyak maunya."gumam Adel pelan tapi masih bisa didengar oleh Aley.

Aley terkekeh kecil mendengarnya, membuat beberapa pelayan perempuan yang melihat Aley terkekeh senang langsung memerah wajahnya.

"Aku akan mengantar kepergian Aley. Jadi ku harap mama dan papa baik-baik saja diperjalanan juga saat menghadiri pesta undangan hingga nanti pulang kembali ke rumah dengan selamat."

Count dan Countess Adir tersenyum lebar dan cerah. Mereka sangat senang melihat perubahan baik putrinya setelah kembali dari kematian. Putri mereka sekarang lebih banyak berkata dan tidak terlihat lemah.

"Tentu saja Adel. Kami akan kembali lagi nanti setelah pesta undangan dengan selamat."

🌺🌺🌺

"Jadi beberapa hal apakah yang ingin kamu bicarakan denganku?"

Sudut bibir Aley tertarik sedikit. Ia senang dengan sikap Adel yang langsung berbicara to the point tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. "Aku akan bertanya terlebih dahulu tentang tadi malam."

"Siapa orang yang kamu tangkap itu? Lalu apa yang terjadi padanya setelah kamu membawanya masuk kedalam kamarmu? Tidak mungkin kamu melakukan hal yang tidak baik bukan, nona Adelina Delana de Adir?"

Adel melangkah mendekati Aley, hingga jarak mereka hanya tinggal beberapa centi saja. "Dengar. Ini adalah masalahku, kamu tidak perlu ikut campur kedalamnya. Apa yang ku lakukan itu juga bukan urusanmu."

Tangan Aley langsung merengkuh pinggang Adel dan menarik tubuhnya semakin mendekat atau mungkin hingga menempel. "Kata siapa jika masalah dan urusanmu itu bukan punyaku juga, Hm?"

Adel gelagapan saat Aley tiba-tiba saja merengkuh dan menarik tubuhnya. "A..apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!"

"Sst...kamu adalah tunanganku sekaligus yang akan menjadi calon suamimu. Semua masalah dan urusanmu itu juga akan menjadi milikku juga. Jadi jangan pernah berfikir bahwa kamu menghadapi semua itu sendirian."

Adel memejamkan matanya. 'Dasar! Dia menambah rumit keadaanku saja! Rumit sekali kehidupanmu ini Eli!'

"Tuan Duke! Kereta kuda anda sudah si---ap."

🌺🌺🌺

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian ya ^^ Akan lebih baik lagi jika kalian juga mem-follow akun author.
~JaTeng, 27 Juni 2021~

I'm Duchess De Alberto (END & TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang