"Tuan Duke! Kereta kuda anda sudah si---ap."
Carl --kepala asisten Aley-- baru saja datang dan terkejut melihat pemandangan langka yang baru ia lihat untuk pertama kalinya dari sang tuannya. Aley masih belum melepaskan rengkuhannya dari Adel dan menatap Carl tajam.
Carl yang ditatap tajam segera membalikkan badannya. "Carl. Aku rasa kamu perlu belajar lagi tentang etika bangsawan. Seharusnya kamu mengetuk pintunya dahulu sebelum masuk. Bukan begitu?"tegur Aley dingin.
"Maafkan atas kelancangan saya tuan Duke. Saya benar-benar minta maaf karena telah mengganggu waktu kemesraan tuan dengan nona Adel."
'Hei! Memangnya siapa yang lagi bermesraan!'gerutu Adel kesal dalam hati. Aley lalu kembali memfokuskan perhatiannya pada Adel. Ia agak sedikit membungkukkan badannya dan mendekatkan wajahnya ke salah satu telinga Adel.
"Aku tahu apa yang ingin kamu lakukan. Jadi apakah kita bisa bekerjasama? Aku akan membantumu."
"Baiklah, kita akan bekerjasama. Lalu jangan sampai kedua orangtuaku atau orang lain tau."balas Adel kemudian dengan berbisik agar tidak terdengar oleh Carl.
"Tapi aku heran. Kenapa kamu dengan senang hati membantuku? Aku rasa tidak. Pasti ada yang kamu inginkan dariku bukan?"
Aley tersenyum tipis tanpa Adel sadari. "Pintar. Yang pertama alasan aku membantumu adalah aku penasaran dengan siapa orang yang ingin membunuhmu dan kenapa? Kedua aku akan membantumu dengan syarat pernikahan kita akan diadakan bulan depan."
"Apa!?"
"Ssst. Masih ada tiga pekan sebelum pernikahan. Kamu tidak bisa menarik kata-katamu kembali untuk tidak bekerjasama denganku. Lagipula kedua belah pihak keluarga juga sudah menyetujuinya."
Adel tercekat. Ia sadar bahwa Aley sangat cepat dalam bergerak dan merencanakan sesuatu dibanding dirinya. Tiba-tiba sebuah kecupan lembut dan hangat mendarat di kening Adel.
'CUP!'
"Adieu*."ucap Aley lembut dan melepaskan tubuh Adel. Ia lalu mencium punggung tangan Adel layaknya bangsawan dan kemudian pergi bersama Carl.
(Adieu = Selamat tinggal)
Adel tersadar dari terkejutannya dan bergegas menyusul Aley juga Carl hingga halaman depan rumah. Saat Aley akan masuk ke dalam kereta kuda, Adel bergegas mendekatinya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Aley.
"Aku tahu kamu menyuruh seseorang untuk mengawasi ku. Aku harap orang suruhanmu itu tidak mengganggu rencanaku atau aku yang akan membunuhnya."
Aley menyeringai kecil. "Hei sejak kapan kamu seberani ini hingga ingin membunuhnya Hm? Tapi aku suka itu."
"Kamu tenang saja. Dia tidak akan mengganggumu. Hanya mengawasi juga menyelamatkanmu saat nanti kamu dalam keadaan berbahaya saat aku tidak ada di sisimu."
Adel menjauhkan tubuhnya dan berdecih pelan. "Tidak perlu mengkhawatirkan diriku. Kemana saja kamu selama ini huh? Baru sekarang peduli denganku!"
"..Sayangnya Eli sudah pergi yang ada sekarang hanya ada Adel.."lanjutnya dalam hati. Aley mengangkat tangannya menuju ke atas kepala Adel. Ia lalu sedikit membuat rambut Adel berantakan.
"Hei! Jangan mengacaukan tatanan rambutku yang sudah rapi!"
Aley tersenyum kecil. "Baiklah. Aku akan pergi sekarang. Jangan merindukanku, sayang."ucapnya dan segera masuk ke dalam tanpa melihat wajah Adel yang telah memerah menahan kesal juga malu.
'Aley! Dasar laki-laki menyebalkan itu!!!'
🌺🌺🌺
Hai👋🏻 Apa kabar? Menurut kalian gimana ceritanya? Yah gue gk maksa kalian buat suka sm cerita gue yang gaje ini. Tapi jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak kalian ya ^^
Lebih bagus juga kalau kalian follow akun gue, hehe. Makasih yg udah mampir dan baca cerita gue ini. Sayounara 👋🏻
~JaTeng, 28 Juni 2021~

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Duchess De Alberto (END & TERBIT)
Romansa(Beberapa part telah dihapus) Adel sangat yakin jika hal terakhir yang dia ingat adalah jatuh tenggelam ke dalam kolam renang karena di dorong. Tapi kenapa ia malah terbangun dalam peti? Beruntung petinya belum ditutup dan dimakamkan. Hanya ia sa...