"Selamat yah Mr.(L/n) anda terpilih menjadi Hero nomer 1 di negara kita."
"Mr.(L/n) sangat hebat, agensinya mampu membimbing hero hero dengan sangat baik."
"Agensi Mr.(L/n) tentu saja hebat!"
Ucapan selamat dan puji-pujian dari orang-orang semakin sering terdengar setelah ayahnya terpilih menjadi Hero no.1.
(M/n) sendiri tidak keberatan ayahnya menjadi pahlawan terhebat di negaranya. Walaupun nantinya sang ayah akan jadi semakin sibuk dengan urusan per-Heroan dan jarang menemuinya.
Tapi ada yang sedikit mengganjal di hati (M/n) kecil, kenapa ia tidak di sekolahkan di sekolah umum seperti anak lainnya? Ia juga semakin di larang bermain keluar bersama anak komplek.
Saat ia bertanya jawaban ayahnya selalu sama, itu karena ia adalah anak dari dua pahlawan peringkat 5 besar di negaranya.
Banyak orang yang menaruh harapan besar ke pada (M/n), jadi ia harus berusaha keras untuk mewujudkan harapan mereka.
Tidak ada waktu untuk belajar di sekolah ataupun sekedar bermain di luar.
Latihan dari ayahnya juga semakin keras setelah hari penentuan peringkat itu. Pria itu berkata bahwa (M/n) sudah cukup besar untuk di didik sekeras itu.
"Kau harus bangga menjadi bagian dari puncak rantai makanan." Papanya tiba-tiba bersuara.
(M/n) yang tengah mengumpulkan nafas setelah menangkis pukulan mengerikan dari ayahnya menoleh.
"Tapi bukanya kucing kecil sepertiku itu tidak kuat?" Entah mengapa, rasa tidak percaya dirinya selalu berkembang setiap harinya.
"Kata siapa? Sekalinya kau di lahirkan menjadi seorang predator, maka kau akan terus berada di puncak,"
"Jadilah kuat dan terus lampaui batasanmu." Papanya berdiri dan pergi meninggalkan tempat latihan.
Bocah berumur 7 tahun itu terdiam, menatap pintu tempat papanya pergi. Ia kembali mengingat percakapanya dengan sang ayah dua tahun lalu.
Sehari setelah penentuan peringkat Hero.
"Kenapa papa dapat angka 1 lagi? Bukannya papa sudah punya angka 1 banyak? Di rumah? Di tempat om besar?" (M/n) kecil bertanya, terlihat sangat penasaran.
"Papa kan hebat, karena papa sudah banyak bekerja keras jadi papa dapat angka 1 lagi." Jelas mamanya.
"Papa hebat?" (M/n) memiringkan kepalanya.
"(M/N) JUGA MAU DAPET NOMER 1, (M/N) KAN HEBAT!" Seru bocah itu tiba-tiba, ia melompat-lompat sembari mengangkat kedua tangan dengan jari telunjuk membentuk angka 1.
"Kau tidak bisa mendapat angka itu, jika tidak menjadi hero," suara berat di belakangnya membuat (M/n) menoleh.
"Dan kau tidak akan menjadi hero jika tidak dapat mengalahkanku." Iris mata coklat itu menatap tajam netra emas putra semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black cat (Bnha X M!Reader)
Fiksi PenggemarKata siapa cuman kocheng oren yang barbar? kucing hitam juga bisa kok. . . . Boku no hero academia x Male reader -Raawr_rr