Dikarenakan nomor duduk mereka yang berbeda membuat ke empat orang itu harus berpisah setelah kereta datang. Mama (M/n) sempat ingin protes dengan pegawai stasiun, sebelum di tarik anaknya menjauh.
Mendudukan diri di kursi kereta, (M/n) merasa gelisah. Dari tadi sore perasaanya sudah acak-acakan, instingnya mengatakan untuk waspada.
Namun apa yang harus di waspadai jika kota yang di datanginya saja, begitu tenang dan damai.
(M/n) juga sempat memperingatkan Midoriya tadi, bocah kucing itu yakin jika akan terjadi sesuatu yang berbahaya nanti.
"Mama." Panggil (M/n).
"Perasaan ku tidak enak." Ungkapnya.
Gerakan sang bunda yang tengah melihat-lihat foto di kameranya terhenti sejenak, setelah itu ia kembali memainkan benda hitam itu.
"Kau lapar, mungkin." Jawab asal mamanya.
"Ish, mama!" Kesal juga lama-lama.
Lelah dengan tingkah sang mama, (M/n) memilih tidur selama perjalanan. Lumayan buat isi tenaga, sebelum sebuah guncangan membuat orang-orang di dalam kereta berteriak ketakutan.
Perasaan tidak enak kembali datang dan semakin kuat, hanya ada satu orang di otaknya sekarang. Midoriya, (M/n) yakin ada sesuatu yang terjadi di gerbong depan tempat temannya itu duduk.
Pemuda surai hitam itu langsung berdiri, memandang mamanya seolah meminta izin, lalu lari menuju gerbong depan setelah melihat sang ibu mengangguk.
Benar saja, gerbong depan terdapat lubang besar di bagian kanannya. Ada seorang Pro Hero yang terluka dan di bantu petugas.
"Semuanya, tolong tetap tenang! Tolong kembali ke tempat duduk masing-masing!" Teriak petugas.
"Penjahatnya sudah tidak ada di sini lagi! Tolong tunggu pahlawan dengan tenang." Ucapnya menenangkan penumpang lainnya, namun (M/n) yakin bahwa petugas itu juga tengah ketakutan.
"Permisi!" Sela Midoriya.
"Saya mau keluar!" (M/n) dapat melihat sekilas Midoriya yang berlari keluar, membuatnya ikut keluar dari lubang kereta dan mengikuti pemuda surai hijau itu.
"HEI! BAHAYA!" Seru petugas, melihat aksi nekat (M/n) dan Midoriya.
Tanpa memperdulikan sekitar, (M/n) terus bergerak mengikuti Midoriya dari belakang.
Midoriya berhenti saat tanpa sengaja mendengar teriakan Manual, Pro Hero tempat Iida magang memanggil nama temanya.
Ia segera mendekat dan melihat kekacauan di tengah kota, banyak Pro Hero yang bersusah payah menghentikan amukan nomu dan menyelamatkan warga.
"MIDORIYAA!" Panggil (M/n).
"(M/N)! Kau?-"
"Hei! Kalian mengganggu! Mundurlah!" Potong Pro Hero yang ada di dekat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black cat (Bnha X M!Reader)
Hayran KurguKata siapa cuman kocheng oren yang barbar? kucing hitam juga bisa kok. . . . Boku no hero academia x Male reader -Raawr_rr