"Kangen kamu."
Fira sempat terkesiap kala merasa tubuhnya dipeluk dari belakang. Ia menolehkan wajahnya ke samping dan tersenyum ketika melihat kehadiran sang suami. Setelah tiga hari berada di luar kota, akhirnya Kafka pulang juga. Dan Fira pun merindukan sang suami sama halnya dengan yang Kafka rasakan.
"Aku juga kangen sama Mas," balas Fira jujur. Ia membalikkan badannya menghadap Kafka lantas kembali memeluk suaminya itu. Sengaja dirinya sandarkan wajahnya di dada bidang sang suami.
"Gimana anak kita, Sayang?" tanya Kafka lembut seraya mengelus perut Fira.
"Anak kita baik-baik aja kok, Mas. Dan dia juga kangen banget sama Mas," balas Fira dengan senyum menghiasi bibirnya.
"Bisa aja kamu, Sayang." Kafka mencubit pipi Fira karena merasa gemas. Setelah itu dirinya menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah sang istri. Kemudian ia pun mengecup bibir merona istrinya yang tampak mengundang.
Ciuman mereka berlangsung cukup lama. Apalagi Fira juga langsung membalasnya dengan melingkarkan tangan di leher Kafka. Sementara Kafka memeluk pinggang ramping istrinya itu mesra.
"Mas mandi dulu gimana?" izin Kafka setelah melepaskan ciuman mereka. Ia sengaja menatap mata istrinya yang tampak sendu, seolah menginginkannya.
"Gak usah, Mas. Nanti aja mandinya kalo kita udah selesai," sahut Fira dengan wajah memerah. Tangannya bekerja cekatan melepaskan pakaian yang melekat di tubuh suaminya. Setelah bagian atas tubuh Kafka sudah telanjang, Fira pun mendorong suaminya itu menuju kasur.
Fira juga melepaskan pakaian yang melekat di tubuhnya. Setelah itu dirinya menyusul Kafka ke atas tempat tidur. Tangan halus nan lembutnya sengaja menyentuh kemudian mengelus kepunyaan Kafka yang masih tertutup celana.
Karena merasa tak puas, barulah Fira membuka ikat pinggang dan ritsleting celana sang suami. Kemudian diturunkannya celana beserta celana dalam yang Kafka pakai. Hingga kejantanan gagah suaminya itu bisa terbebas.
Fira menyentuh dan mengelusnya dengan gerakan sensual hingga bisa membuat Kafka terpejam nikmat. Kejantanan suaminya itu pun terasa kian gagah dan menegang saja. Hingga rasanya Fira tak tahan lagi ingin segera dimasuki. Tanpa berlama-lama, dirinya pun menduduki selangkangan Kafka seraya mengarahkan milik sang suami ke miliknya.
"Sayang," erang Kafka menahan nikmat. Dipeganginya pinggul Fira yang sudah bergerak di atas tubuhnya.
"Mash nghh."
Fira rasa, dirinya bersikap agresif seperti ini karena bawaan bayi yang ada dalam kandungannya. Karena sebelumnya dirinya tidak begini.
"Syafiraaa... Ahh terus, Sayang," geram Kafka menahan nikmat. Tangannya yang semula meremas pinggul Fira, perlahan naik menjadi meremas payudara istrinya itu. Sementara bibirnya kembali memagut bibir sang istri.
Mereka masih sibuk bergulat untuk meraih kenikmatan bersama-sama. Fira pun tak berhenti dibuat mendesah karena tautan tubuh mereka. Bahkan rasanya Fira akan segera mengalami pelepasannya.
"Maashhh ahhh," desah Fira dengan tubuh melemas karena sudah mengalami pelepasan.
Tanpa keduanya ketahui, kalau sedari tadi ada yang mengintip apa yang sedang mereka lakukan karena pintu kamar yang tidak tertutup sempurna. Orang itu tak lain adalah Raihan. Ya saat ini Fira memang berada di rumah mertuanya. Dan Kafka langsung menyusul setelah dari luar kota. Hingga mereka bercinta untuk meluapkan rasa rindu.
Raihan merasa kalau hatinya memanas saat menyaksikan Fira bercinta dengan begitu hebatnya bersama Kafka. Inilah yang sebenarnya dirinya inginkan, yang mana Fira bisa mendapatkan kepuasan meski bukan darinya. Tapi mengapa sekarang dirinya seakan merasa tak rela?
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage with My Ex Brother in Law (21+)
Chick-LitFollow dulu sebelum membaca. Dan bacalah selagi on going, karena kalau sudah tamat akan dihapus bebeberapa bagian. *** Cantik, pintar, kaya, nyatanya tak mampu membuat hidup seorang Syafira Indriani sempurna. Pada usia yang ke dua puluh enam tahun t...