10.

2.6K 393 156
                                    

     “Kakucho, kau menculik orang ya?”, (Name).

     “Paapaaa jaaatt”, Kutako memeluk Mika sambil menangis.

     “Gomen (Name), aku sampai membuat mu pingsan ber jam jam”, Kakucho.

     “Siapa itu, Kakucho”, (Name) berdiri lalu mendekati orang yag memakai helm itu.

     “Buka helm nya (Name)”, Kakucho menjauh dan membiarkan (Name) membuka helm orang itu.

   (Name) menatap lama helm bewarna pink itu, (Name) menaikan helm itu perlahan. Saat (Name) melihat bagian bibir pink milik orang itu, (Name) langsung menarik helm itu dengan sangat cepat. Mika dan Kakucho tersenyum, mata (Name) membulat.

      “Uso, harusnya kau-“, air mata (Name) kembali jatuh.

      “Harusnya aku mati? Tidak secepat itu”

      “Izana!!”, (Name) berteriak lalu memeluk orang yang dipanggilnya Izana.

      “Tadaima

      “Kau, benar benar Izana kan?! Izana Kurokawa”, (Name).

     “Tentu, ini aku (Name)”, bisik Izana.

      “Izana hiks”, (Name) terus menangis dipelukan Izana, Mika dan Kakucho menangis terharu.

       “Aku membuat mu sampai pingsan yaa?”, Izana menangkup wajah (Name) lalu mengecup pipi (Name) sambil menghapus air mata (Name).

     “Kami pulang dulu ya”, Kakucho.

     “Kakucho, arigato”, Izana mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.

     “Baka, harusnya kau minta maaf karena telah membuat (Name) menangis”, Kakucho memukul kepala Izana.

     “Hehee, gomen (Name)”, Izana.

     “I-itu (Name) –chan pingsan lagi”, ucap Mika dengan wajah ingin menangis.

     “(Name)!!!”









--------------















     “Mhmm”, (Name) membuka matanya perlahan.

     “Izana”, gumam (Name).

   (Name) merasakan ada sebuah tangan yang melingkar diperutnya, (Name) memegang tangan itu dan melihat kesamping.

     “Izana”, (Name) memeluk Izana sangat erat.

     “Ohayoouu mhm”, Izana terbangun dan mencium seluruh wajah (Name).

     “Izana”, panggil (Name) sambil ,emdusel dusel didada Izana.

     “Ada apa (Name)?”, tanya Izana sambil berbisik.

     “Jangan tinggalkan aku lagi, ku mohon”, pinta (Name) sembari menatap mata indah milik Izana.

     “Tidak akan lagi (Name), aku janji”, Izana mengecup lembut kening (Name).

     “Kau terlihat tampan”, ucap (Name) sambil tersenyum.

     “Aku sudah berjanji, untuk kembali dan melakukan satu hal”, ucap Izana yang berdiri lalu mengambil sesuatu, (Name) duduk dan memperhatikan Izana. Izana berlutut sambil memegang sebuah kotak bewarna putih, (Name) merona saat melihat senyuman Izana yang sangat hangat.

      “Aku akan melamar mu lagi, (Fullname), maukah mau menikah dengan ku?”, tanya Izana dengan suara yang lembut, Izana membuka kotak itu dan menampilkan cincin bewarna silver. (Name) tersenyum dan memeluk Izana.

       “Aku mau, Kurokawa Izana”, bisik (Name), Izana memeluk balik (Name). (Name) bingung saat melihat Izana terisak, ternyata Izana menangis bahagia.

     “Apa apaan wajah mu itu??”, (Name) tertawa.

     “Aku menangis”, rengek Izana.

     “Tentu saja baka”, (Name) mengusap air mata Izana lalu mengecup lembut pipi Izana.

     “Aishiteru”, bisik Izana.

     “Aishiteru mo”, (Name).





------










    Sudah berlalu tiga bulan semenjak (Name) dan Izana dinyatakan sah sebagai suami istri, (Name) menjual rumahnya dan tinggal bersama Izana. Hari itu adalah hari yang tidak akan pernah (Name) dan Izana lupakan.

     “Izana, bangun”, (Name) menggoyang goyangkan tubuh Izana dengan lembut, bukannya bangun Izana menarik tangan (Name) sampai gadis itu terjatuh.

     “Apa masih sakit?”, tanya Izana.

     “Apanya?”, tanya (Name).

     “Semalam, itu”, Izana mendusel dusel di dada (Name).

    “Ooh, tidak kok”, (Name) mengusap lembut surai Izana yang panjang.

    “Padahal kau terjatuh dari kursi lho”, Izana.







feeling gua 98 persen pasti ngira name naena kan😂









    “Aku tidak selemah itu, Izana”, (Name) menyengir.

    “Kalau diingat ingat, nama mu sekarang Kurokawa (Name)”, ucap Izana sambil mengusap pipi (Name).

    “Benar juga, kenapa baru kepikiran”, (Name).

    “Karena kau bodoh”, ejek Izana.

    “Kau mau kubanting ha?”, (Name) beridir dan membawa Izana ke kamar mandi.

    “Cuci muka, gosok gigi, ga mandi gapapa, abis itu makan”, omel (Name).

    “(Name) semakin galak semenjak menikah”, Izana.

  
   Setelah Izana melakukan apa yang (Name) suruh, Izana turun dan sisambut aroma makanan yang enak.

     “Aku sudah siap”, Izana.

     “Ayo duduk setelah itu makan”, ucap (Name) sambil meletakan sendok.

     “Suapin”, pinta Izana.

     “Makan sendiri”, (Name).

     “Suapi atau ku bantai nanti malam”, ucap Izana sambil menyeringai.

     “Ba-baiklah”, (Name) menghela nafas lalu duduk disamping Izana, (Name) menyuapi Izana sampai makanan yang ada di piring itu benar benar habis.

      “(Name)”, panggil Izana dengan nada manja.

      “Ada apa?”, tanya (Name) yang kini sedang mencuci piring.

      “Aku bosan”, Izana memeluk (Name) dari belakang dan mendusel dusel dileher (Name). (Name) mematikan keran air dan berbalik menatap Izana.

      “Uggh”, (Name) menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi, Izana panik dan mengikuti (Name). Izana mengusap lembut punggung (Name),

      “Perutku terasa aneh, Izana”, (Name) memeluk Izana erat, (Name) cemas.

     “Mau ke dokter, kita berobat”, ucap Izana sambil mengusp surai (Name) lembut.


  ‘jangan jangan, (Name).....’











tbc

ɪᴢᴀɴᴀ ᴋᴜʀᴏᴋᴀᴡᴀ ' ᴍɪss ʜᴇʀ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang