Part 19 ••• Memeluknya

233 25 3
                                    

Jaehyuk telah melanggar peraturan GHS nomor 1, ia mendapat hukuman tidak mengikuti ujian tengah semester dan mengulangnya di semester depan, otomatis menghambat kelulusannya. Berbeda dengan Winter, gadis berprestasi itu di cabut beasiswanya namun tetap mengikuti ujian setelah pihak sekolah berdiskusi.

Yuri yang mendengar hal itu tentu sangat kesal. Menyingkirkan Winter tidak semudah itu, seharusnya cewek itu bernasib sama seperti Jaehyuk, dengan begitu peringkatnya akan menurun.

"Beasiswa dia di cabut, usahanya hancur. Mana mungkin kan dia bisa bayar sekolah di sini? Lo tenang aja bentar lagi dia mengundurkan diri dari sekolah ini."

Perkataan Ryujin membuat Yuri sedikit tenang, ia tidak melanjutkan lagi makan siangnya di kantin ini dengan menggeser makanannya menjauh.

"Oh iya, apa tanggapan Jaehyuk?" tanya Yuri.

"Belum ada kabar?"

Jaehyuk berani mengambil risiko ini karena ibunya bekerja sebagai guru di Gemmis High School ini sebagai anggota kesiswaan.

Ryujin, anak direktur sekaligus keponakan Pak Won itu seakan-akan memiliki kekuasaan. Ia mengancam Jaehyuk untuk memecat ibunya yang seorang single parent itu.

"Lo yang merencanakan semuanya buat menjatuhkan Winter?" Tiba-tiba seseorang menghampiri meja kedua gadis yang tengah mengobrol itu.

"Heeseung?" Ryujin terkejut dengannya, bahkan sampai ia berdiri.

"Mampus," umpat Yuri pasrah.

"Ternyata kalian gak ada bedanya dengan iblis,"  ujarnya dingin, lalu meninggalkan Ryujin yang tertangkap basah itu.

"Heeseung lo bisa denger penjelasan gue."

Ryujin kembali duduk dan mengusap kepalanya dengan gusar. "Gimana ini?"

"Kayaknya lo udah gak mungkin lagi buat dapetin Heeseung."

"Lo bisa diem gak?" kata Ryujin dengan kesal.

"Sorry."

•••••|||•••••

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Pukulan terus di layangkan pada seluruh tubuh Jaehyuk oleh Beomgyu. Kini Jaehyuk terbaring lemah di atas rooftop, Beomgyu di atasnya dengan menarik kerah seragam Jaehyuk sambil memukul wajahnya.

Jaehyuk sudah mengeluarkan banyak darah dari sudut sudut bibirnya bahkan mulutnya, perutnya juga sakit atas pukulan itu.

Satu pukulan untuk Beomgyu tepat di pelipis matanya, dengan sisa tenaga itu Jaehyuk bangkit dan memukul kembali Beomgyu, cowok itu melakukan perlawanan lagi.

Rooftop ini menjadi tempat keduanya untuk meluapkan emosinya masing-masing.

"Kenapa lo lakuin ini!" teriak Beomgyu di depan wajah Jaehyuk, kali ini Beomgyu berhasil membuat Jaehyuk kembali dalam kukungannya.

"Peduli apa lo setan?"

"Apa peduli lo sama dia?"

"Tiap hari lo buli dia, sekarang gue bantu lo buat hancurin cewek itu. Ini kan yang lo mau buat dia turun peringkat!"

Perlahan Beomgyu melepaskan cengkramannya pada kerah seragam Jaehyuk yang sudah babak belur atas perbuatannya itu.

Ia pergi dari atas rooftop ini meniggalkan Jaehyuk yang kesakitan.

Beomgyu berlari mencari Winter, dalam kelasnya hanya ada beberapa siswa yang sedang membaca buku, 12 IPA 1 memang kelas yang paling ambisius dari kelas lainnya.

Kini ia mencari Winter di kantin, cewek itu masih belum terlihat.

"Lo liat Winter ga?" tanyanya pada seseorang yang tidak di kenalnya. Cewek itu hanya mengangkat bahunya tak peduli.

Taman, UKS, auditorium bahkan gudang sekolah sudah ia kunjungi. Entah kenapa ia ingin menemukan Winter saat ini juga.

Sekolah ini sangat luas, Beomgyu sudah lelah mencarinya. Ia berjalan pelan menuju gedung olahraga, ia berjalan di track and field atau lintasan dan lapangan yang sering di pakai untuk lari.

Beomgyu terkejut melihat Winter yang duduk sendirian di tribun yang menghadap langsung ke arah lapangan itu. Segera ia menghampirinya, gadis itu menangis sesenggukan dengan menenggelamkan wajahnya pada lututnya, bahunya bergetar, isakan tangis itu terdengar sangat menyayat hati.

Tak ragu ia memeluk Winter dari sampingnya. Merasa ada seseorang ia menghentikan tangisnya walaupun masih ada isakan kecil yang keluar dari mulutnya.

Winter mengangkat kepalanya dan terkejut dengan seseorang yang berani memeluknya seperti Asahi, cowok itu melepaskan pelukannya, raut wajah khawatir itu tak pernah ia lihat dari seorang Beomgyu.

"Maaf," ujar Beomgyu pelan. Bahkan sangat pelan hingga Winter mengerti perkataan itu dengan melihat pergerakan bibirnya.

Beomgyu menghapus sisa air mata di pipinya. Winter mengalihkan wajahnya. Bahkan Beomgyu berusaha menghentikan tangisannya, tetapi Winter tidak bisa, ia kembali menenggelamkan wajahnya.

Beomgyu hanya bisa menepuk-nepuk pelan bahunya, menguatkan gadis yang sedang rapuh.

"Gak papa nangis aja sampai lo puas." perkataan Beomgyu itu membuat air matanya keluar semakin deras.

Winter tidak diizinkan sekolah untuk mengikuti ujian kedua di hari ini. Beomgyu seharusnya mulai masuk ke dalam kelasnya untuk itu, tetapi ia memilih menemani Winter meluapkan perasaan sedihnya.

Sekarang ia menyia-nyiakan kesempatan untuk mengalahkan Winter. Atau Beomgyu sudah berubah saat ini?

*

Awalnya hanya memperhatikan Winter dari jarak jauh, cowok itu bernapas lega saat ada seseorang yang menemani bahkan memeluk gadis itu ketika sedang menangis.

Bagaimanapun juga Minju pernah berpesan padanya untuk melindungi Winter, menjaganya walaupun dengan jarak jauh seperti ini.

Heeseung meninggalkan tempat ini dan kembali ke kelasnya untuk mengikuti ujian kedua.

•••

Terima kasih sudah mampir.

Btw beneran tiga-tiganya meluk Winter dong.

SAVIOR GIRL | 01 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang