Part 13 ••• Dendam

216 27 2
                                    

Semua murid bersaing hanya di Gemmis High School

• •
• •

Taeyeon baru saja pergi keluar dan Asahi sepertinya melakukan hunting foto. Chaeryeong menuju gudang itu kembali, ia masih penasaran dengan isi di dalam kotak selain foto bertuliskan Minjeong itu. Chaeryeong hanya ingin menepis pikiran negatifnya tentang Winter yang memiliki hubungan darah dengan Taeyeon.

Setelah berhasil mengambilnya, ia membawa kotak itu ke dalam kamarnya, ditutupnya pintu kamar itu dengan rapat.

Perlahan ia membukanya, tumpukan paling atas tentu saja sebuah foto Taeyeon yang mengendong bayi.

"Ish." desisnya kesal karena melihat foto itu.

Ada sebuah album foto dalam kotak itu, sepertinya foto Winter waktu bayi lepas dari album itu. Ia membukanya, halaman pertama yang ia lihat adalah Asahi waktu bayi bersama mama dan papa.

"Gue mana ya?" memang seharusnya Chaeryeong bersama keluarga itu, mengingat tanggal lahirnya sama dengan Asahi.

Halaman kedua, barulah keluarga itu lengkap dengan foto kedua bayi kembar mereka. Chaeryeong mengernyit heran, bayi ini mirip dengan foto pertama yang ia lihat.

"Ini gue atau Winter sih?"

Tak ada tulisan apapun di belakangnya.

"Cuma album foto kenapa harus di simpan di dalam kotak terus dikunci? Apalagi adanya di gudang."

Suara ketukan pintu terdengar dari luar, Chaeryeong segera merapikan album foto dan kotaknya lalu ia sembunyikannya di bawah tempat tidur.

"Bentar," katanya yang masih menyembunyikan kotak itu saat suara ketukan pintu semakin keras.

Chaeryeong membuka pintunya dan menampilkan Asahi dengan raut tidak sabar itu. 

"Gue denger MInju udah sadar."

Perkataan Asahi membuat Chaeryeong membulatkan kedua matanya, terkejut dengan apa yang didengarnya barusan.

Namun ia berusaha menetralkan kembali ekspresinya, "Ya bagus deh kalau gitu," sahut Chaeryeong yang terlihat tak acuh, saat akan menutup pintunya kembali, Asahi menahan.

"Lo gila ya, harusnya lo jenguk dia sekalian minta maaf," ujar Asahi kesal.

"Ga mungkin lah, Sa!" tukasnya cepat.

"Lho kenapa?" tanya Asahi penasaran.

"A-" ucapan Chaeryeong tersendat, ia tidak mungkin melanjutkan kalimatnya sedangkan Asahi menunggu kelanjutan ucapan Chaeryeong.

"Bukan apa-apa," alibi Chaeryeong, dengan cepat ia menutup kembali pintu kamarnya.

Jantungnya berdetak lebih cepat, teringat Minju yang mengetahui rahasia besarnya itu.

Waktu itu saat mereka masih kelas 11, kejadian sekitar 4 bulan yang lalu. 2 hari menuju ujian akhir semester, tidak aneh lagi bagi penghuni Gemmis High School dengan suasana persaingan yang ketat setiap harinya.

Chaeryeong tidak ingin ada yang berspekulasi bahwa ia hanya menumpang ketenaran lewat Ryujin dan memanfaatkan kepintaran Minju dan Yuri. Ia sudah muak dengan bisikan-bisikan yang meremehkan dirinya dibelakangnya tanpa ada yang mengungkapkan didepannya.

Kini Chaeryeong ingin membuktikannya, bukan hanya Minju dan Yuri yang bisa mendapatkan peringkat 10 besar di satu angkatannya.

Sore hari ini sekolah mulai sepi, jam telah menunjukkan pukul 17.59. Namun Chaeryeong belum pulang, ada satu hal yang harus ia kerjakan.

SAVIOR GIRL | 01 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang