Part 26 ••• Mereka yang berperan

163 20 1
                                    

"Beomgyu," bisik Winter pelan sambil mengguncang tubuh cowok itu yang tertidur lelap di tangannya dengan posisi terduduk.

Perlahan Beomgyu sadar dan langsung menegakkan badannya, "Lo mau apa? Mau minum atau ke toilet?"

Winter terdiam sejenak, kemudian tersenyum canggung, "Pinjem ponsel."

"Gue mau hubungi nyokap gue," lanjutnya.

"Ohh." ia merogoh saku celananya mengambil ponselnya dan memberikannya pada Winter.

"Lo pulang sana, hari ini ada kuis fisika." mendengar ucapan Winter, ia melirik pada jam dinding yang ada di ruang rawat inap ini.

Jam menunjukkan pukul 04.35

"Masih malem, gue masih ngantuk." dengan suara khas bangun tidurnya Beomgyu kembali menarik tangan Winter untuk dijadikan bantalan kepalanya. Melihat itu Winter terkejut namun tak bereaksi apapun.

Winter tersenyum simpul.

Ada aja kelakuan lo yang buat gue gagal move on.

Hatinya berbicara. Ia menyimpan ponsel Beomgyu di samping nakasnya, satu tangannya lagi mengusap kepalanya.

Sadar dengan itu, Beomgyu bergumam pelan pada Winter tanpa mengubah posisinya.

"Kepala lo masih sakit?"

"Enggak kok," jawabnya cepat.

"Seyakin itu?"

"Eumm, kayaknya sudah terbiasa kepala gue kayak gini."

"Jangan gitu, masa iya pake perban terus kepala lo."

*

Satu hari kemudian.

Seorang gadis berdiri dengan bantuan kruk atau alat penopang tubuh, perban membungkus kepala dan kaki kirinya, ia berpapasan dengan Asahi yang mengernyit heran melihat kondisi Winter saat di koridor 12 IPA.

"Siapa yang buat lo kayak gini, Win?" gumamnya yang tak lepas memandang luka Winter.

"I'm okay, cuma kecelakaan kecil."

"Oh iya, gue ada informasi buat lo." Asahi menarik Winter pelan ke tepi koridor agar tak menghalangi jalan.

"Yuri dalam pemeriksaan."

Winter mengangkat sebelah alisnya, "maksudnya?"

"Dia tersangka atas kasus pembunuhan Minju."

Perkataan Asahi membuatnya terkejut, hampir kehilangan keseimbangan jika Asahi tidak menahan lengannya.

"Kok bisa?"

Asahi menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Winter. "Satu lagi." kini tatapan Asahi sangat serius padanya.

"Gue yakin lo bisa ungkap kasus pembunuhan Akira."

Seketika ia teringat sesuatu.

Flashback on

Ketika masih berada si rumah sakit, pagi itu Beomgyu sudah pulang dengan terpaksa meninggalkan Winter yang menunggu ibunya datang. Tiga wanita setengah paruh baya mendatanginya dengan diam-diam. Salah satu dari mereka Winter mengenalinya.

"Bunda?"

"Winter, kamu baik-baik aja?" tanya Bunda Minju. Ia mengangguk kemudian melirik kedua orang di belakang Bunda.

"Mbak, yang bekerja di ruang informasi itu kan?" tanyanya memastikan.

"Terus satu lagi siapa, Bunda?"

"Kami berteman, saya karyawan baru di GHS. Sebenarnya rencana saya kerja di sana untuk mengungkapkan kasus bunuh diri Akira." jelas karyawan itu.

"O-oh." katanya ragu dan mecoba mengerti.

"Dengerin penjelasan mereka, nanti kamu akan paham."

"Saya ibunda Akira," ujar perempuan yang sedari tadi diam.

"Semua orang juga tahu, saya istri dari Direktur Shin, ibu tiri Ryujin yang kembali ke Australia, tetapi mereka tidak tahu keberadaan saya yang ada di sini." lanjutnya kemudian duduk di kursi tunggu yang ada di samping Winter.

"Kamu orang yang melapor kasusnya, saya tahu karena Sunny. Sangat kebetulan bagi kami saat kamu mengungkit masalah ini. Terima kasih Winter, saya ingin anak saya mendapat keadilan, sekali lagi terima kasih sudah membuka jalan ini."

Terlihat wanita itu mengambil sesuatu dalam tas nya. Sebuah buku catatan harian berwarna merah muda di serahkan pada Winter.

"Ini berisi curhatan Akira, salah satunya menyinggung soal Ryujin yang membulinya sampai ia ingin mengakhir hidupnya." Winter menerima buku kecil itu.

Tidak sangka, aksinya sangat membantu orang lain.

"Apa ini berhasil?" tanya Winter.

"Mungkin ini bukan bukti yang kuat tetapi bisa sedikit membantu."

"Winter, kamu pernah terlibat kasus dengan Yuri karena kamu melukai tangan anak itu?" sepetinya Sunny sangat hapal dengan beberapa kasus siswa siswi GHS.

Winter mengangguk, sangat terekam jelas di otaknya ketika Yuri berhasil membohongi semua orang.

"Pakai trik itu untuk Ryujin."

Usul Sunny membuat Winter nampak berpikir, tidak ada salahnya berbohong demi mendapatkan jawaban. Pada akhirnya ia membuat seolah kakinya terluka karena Ryujin.

Flashback off.

"Sa, kenapa Yuri jadi tersangka?"

"Rekaman cctv menampakkan Yuri dan entah siapa satu orang lagi belum terungkap masuk ke dalam ruangan Minju sebelum kritis."

Entahlah, kini otaknya seperti ada benang kusut yang tak bisa di perbaiki, sebenarnya ia ingin istirahat dari kasus ini, perannya di sini hanya sebagai siswa SMA bukan detektif.

"Lo ngapain sama Asahi?" keduanya sama-sama terkejut dengan suara Beomgyu yang sedikit menyentak.

"Gak sengaja ketemu," jawab Winter.

"Lho? Kaki lo juga terluka? Bukannya-

"Iya baru kerasa kemarin sore." Winter memotong ucapan Beomgyu, bagaimanapun juga tak ingin seorangpun tahu dengan kebohongannya itu.

"Ayok ke kelas." Beomgyu merangkul bahu Winter untuk membantunya berjalan tanpa memedulikan Asahi. Sedangkan Asahi hanya menatapnya pasrah, Beomgyu masih menganggapnya sebagai musuh?

"Gue duluan ya, Sa." pamit Winter yang hanya mendapat anggukan darinya.

•••••|||•••••

SAVIOR GIRL | 01 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang