Bangchan berjalan melintasi koridor yang terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang yang sempat berpapasan dengannya. Sebagian besar murid-murid biasanya memang lebih memilih untuk pergi ke kantin saat jam istirahat.
Bangchan berbalik saat merasakan ada seseorang yang menahan bahunya.
"Seungmin?"
"Lo mau ke rooftop juga?" tanya balik Seungmin.
Bangchan mengangguk, "Kan kita semua udah sepakat janjian buat ngumpul ke sana."
"Mau bareng?" ujar Seungmin.
Bangchan tersenyum, kemudian merangkul adiknya, "Ya udah, ayok."
Mereka berjalan beriringan, sesekali bergurau ringan satu sama lain.
"Emang kita mau ngapain sampe ke rooftop segala? Tumben banget, biasa juga ngumpulnya di kantin," kata Seungmin di sela-sela mereka sudah mulai menaiki tangga.
"Mana gue tau, gue dengernya kita mau ngumpul doang," balas Bangchan.
"Wihhh! Sopa baru nih," kata Jisung yang baru datang.
Changbin mengangguk, "Bakalan makin banyak pada bolos kesini."
"Bentar deh, ini kita ngumpul mau ngapain sih?" tanya Felix.
"Mau ngumpul aja kali, kita kan udah lama kaga ngumpul bareng di rooftop," jawab Minho.
"Oh iya, Hyunjin mana? Kok belum nyampe? Kesasar apa gimana?" tanya Seungmin yang menyadari bahwa diantara meraka hanya Hyunjin yang kurang.
"Iya juga, jangan-jangan tuh anak lupa jalan," sahut Bangchan.
"Gila aja lupa jalan, di pikir sekolah kita pasar apa? Lagian kak Hyunjin sering bolos, masa lupa jalan ke sini. Paling bentar lagi juga nyampe," ucap Jeongin disela-sela main gamenya.
Tiba-tiba pintu rooftop terbuka, menampakkan seorang laki-laki yang baru saja dibicarakan oleh teman-temannya.
Jisung menaikan sebelah alisnya, "Panjang umur banget lu, baru diomongin udah dateng aja."
Felix menepuk bahu Hyunjin, "Tau nih, dari mana aja lu?"
Hyunjin terkekeh kemudian duduk diantara Felix dan Seungmin, Hyunjin mengedipkan sebelah matanya membuat seluruh temannya menatap horor kearahnya. "Biasalah.." ujar Hyunjin sambil tersenyum manis.
Changbin berdecih, "Biasa apanya? Dari muka-mukanya lagi bahagia banget, jangan bilang lo habis nembak cewek?" tebak Changbin.
"Yang pasti cewek kan?" tanya Bangchan yang dihadiahi pukulan oleh Hyunjin.
"Ga ada akhlak," umpat Bangchan.
"Ya iyalah cewek, masa Hyunjin nembak cowok," sahut Minho.
"Eh tapi siapa tau Hyunjin bosen ama cewek.." ucapan Seungmin terpotong saat Hyunjin menatap sinis padanya. "Canda, Jin."
Hyunjin menatap teman-temannya tak percaya, "Lo pada mah gitu, seharusnya bangga punya temen seganteng gue, ini malah di nistain mulu."
Jeongin reflek memukul keras lengan Hyunjin.
"Sakit anjing!"
"Abisnya lu kepedean sih."
"Jangan bilang lo nembak Risa? Si cewek judes itu." Hyunjin lagi-lagi cuman senyum mendengar pernyataan dari Bangchan.
"Gitu deh.." kata Hyunjin pelan.
Minho menggelengkan kepalanya, bingung harus berkomentar bagaimana, "Gila lo, tahan banget. Padahal tuh cewek judesnya minta ampun, tapi lo masih aja ngejar-ngejar dia sampai sekarang."
"Udahlah, biarin. Hyunjin gitu juga temen kita, ya ga?" kata Changbin.
Yang lain hanya tersenyum, terkecuali Jisung yang memutar bola matanya malas, "Iyain."
Beberapa saat berlalu, awalnya terlihat baik-baik saja. Sebelum Jeongin berubah pucat dan membeku.
"Jeongin, lo kenapa? Sakit?" tanya Seungmin.
Jeongin masih diam, tak berkutik. Sebelum jarinya menunjuk kearah Felix, diikuti semua orang yang kini terdiam membeku.
"K-kak Felix.." gumam Jeongin gemetar.
Felix mengernyit bingung karena semua tatapan mengarah padanya, "Kenapa?"
"B-badan lo, itu.. Badan lo mau ilang.." kata Changbin.
Setelah Changbin berbicara seperti itu, Felix bisa mendengar dengan jelas sebuah suara yang menggema di telinganya. Entah dari mana, suara yang tidak asing baginya. Suara yang sama saat Felix bermimpi kemarin. Dan yang membuat Felix lebih terkejut, tidak ada orang selain mereka, termasuk seorang perempuan disini.
"Semoga lo cepet sadar. Gue yakin lo kuat, Felix ..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
