Bonus Chapt <3

302 65 20
                                    

Jeongin melajukan langkahnya. Pagi ini ia dan Hyunjin berjanji bertemu di cafe dekat rumahnya. Membicarakan tentang apa yang terjadi padanya dan teman-temannya belakangan ini.

"Kak Hyunjin!"

Hyunjin mencari asal suara yang terdengar tidak asing. Ia membalas senyum saat melihat seseorang yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri baru saja datang.

"Duh maaf kak telat, tadi nganter Mama dulu."

"Yoi bro! Sans kali," ujar Hyunjin sebelum menyeruput minuman yang beberapa menit lalu dipesannya.

Suasana menjadi hening. Keduanya sama-sama bingung memulai dari mana.

"Jeongin." Hyunjin akhirnya bersuara.

"Iya??"

"Lo percaya ga kalau Tuhan itu Maha Adil?"

Jeongin lantas mengerutkan keningnya tak paham arah pembicaraan laki-laki didepannya.

"Percaya kok."

"Kalau Tuhan ciptain lo cuman buat jadi cameo, lo ikhlas?" Hyunjin kembali bertanya dengan nada serius.

"Kak Hyunjin sebenernya ngomongin apa sih?"

"Jawab ajaa.."

Jeongin menghela napas, berpikir sejenak kemudian kembali menatap Hyunjin.

"Kalau itu emang jalannya, insyaallah gue ikhlas. Seenggaknya gue pernah jadi orang yang berharga di kehidupan orang lain."

"Bener?"

Jeongin lagi-lagi mengangguk. Sudut bibir Hyunjin terangkat. Ada rasa bahagia bercampur sedih di hatinya.

"Kak?"

"Hm?"

"Jelasin yang bener."

Hyunjin tersenyum licik, "Sabar Jaenudin.."

"Jeongin! Bukan Jaenudin!" ujar Jeongin mengerutkan bibirnya kesal.

"Mulut, mulut gue. Terserah gue lah mau gimana."

"KAK HYUNJIN!"

Hyunjin tergelak, bertepuk tangan puas karena melihat wajah Jeongin yang semakin kesal dengannya.

"Kak Hyunjin.. Ayolah! Serius dong."

"Hahaha iya, iya, sorry." Hyunjin berdehem, mengatur napasnya yang habis tertawa. Kemudian menarik napas panjang.

"Jeongin, ada yang harus lo tau."

Jeongin mengangguk, "Iya emang, terusin cepetan."

"Tapi lo harus janji buat ga ngasih tau ke siapapun, termasuk temen-temen yang lain."

Rasanya aneh ketika melihat Hyunjin terlihat begitu serius seperti saat ini, tapi rasa penasarannya lebih penting sekarang. Jeongin kembali menganggukkan kepala paham.

Hyunjin menghela napas. "Eum.. Gimana ya ngejelasinnya?"

Jeongin berdecak sebal. "Aelah! Jelasin aja lah, kan tadi janjinya gitu!"

"Dunia kita ga nyata.."

"Hah? Apaan dah?"

Hyunjin mengetuk-ngetuk meja, memikirkan bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Jeongin.

"Kita ga nyata." kata Hyunjin sebelum kembali menyesap minumannya.

"Apa sih?? Kak, bisa ga sih kalau ngomong jangan setengah-setengah? Ke inti. Ga usah sok misterius gitu deh." Jeongin menatap kesal Hyunjin yang sedang tertawa dibuat-buat.

Good Night | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang