07

242 72 5
                                    

Rasanya tadi Felix baru saja memejamkan mata untuk tidur, namun entah mengapa kamar tidurnya tiba-tiba berubah.

Felix menatap sekelilingnya, ia melihat sebuah brankar pasien yang biasa ada di rumah sakit bersama seorang laki-laki yang terbaring di sana.

Felix mengira ini mimpi, karena memang tadi dirinya ingin tidur tapi mengapa tiba-tiba berada di rumah sakit? Yang membuatnya semakin terkejut adalah laki-laki yang tengah tertidur pulas di sana adalah dirinya.

Ia kembali mengernyitkan kening, kala melihat seorang gadis tengah duduk atas kursi persis di samping dirinya. Sepertinya gadis itu ketiduran.

Felix perlahan berjalan mendekat. Mencoba melihat wajah gadis itu, namun nihil. Karena posisi kepala gadis itu membelakangi.

Felix seperti bertemu dengan kembarannya sekarang. Melihat laki-laki ini begitu mirip dengannya. Felix bisa melihat dengan jelas dirinya yang lain tengah tertidur dengan selang di sekujur tubuhnya. Banyak alat-alat medis yang ada di samping brankarnya.

Kini otak Felix bekerja lebih keras. Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Pertama, kenapa Felix melihat dirinya tengah tertidur di brankar rumah sakit. Kedua, siapa gadis yang tengah menemani nya sekarang ini. Ketiga, kenapa mimpi ini terasa begitu nyata.

Tiba-tiba penglihatannya mengabur..

"Felix! Ayo bangun, nanti telat ke sekolahnya!" Ibu Felix sedikit mengeraskan suaranya. Disisi lain belum ada jawaban dari Felix.

"Yaampun.. Ni anak tidur persis kayak mayat, susah banget dibanguninnya."

Perlahan Felix membuka matanya. Ia melihat ibunya tengah berdiri dengan kedua tangan yang sudah berkacak pinggang.

"Bangun cepetan!!"

Tuh kan mimpi! batin Felix.

Felix menatap ibunya kemudian duduk, "Bunda, tau ga sih. Tadi Felix mimpi kalau Felix itu lagi di rumah sakit terus banyak selang gitu di badan Felix.."

Ibu Felix cuman geleng kepala liat kelakuan anaknya, "Makanya mau tidur baca do'a dulu."

"Tapi ini mimpinya kayak beneran bundaaa."

"Berapa kali bunda ingetin sama kamu, kalau tidur baca do'a nak.. Lagian itu cuma mimpi kan? Ya udah ga usah terlalu dipikirin. Mending cepetan bangun, mandi, terus sarapan kebawah," kata Ibu Felix sambil melangkah keluar kamar.

Felix cuman natap kepergian ibunya terus naikin bahunya acuh. Pas Felix mau otw ke kamar mandi buat siap-siap ke sekolah, dia denger suara teriakan yang nyaring sampai-sampai dia harus nutup telinga pake kedua tangannya.

"SAMPAI KAPAN LO BAKAL GINI?! GUE CAPEK FELIX!!"

































"Kak Bangchan!"

Bangchan reflek berbalik mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Senyum cerah itu seketika memudar saat mimik wajah Jeongin berubah menjadi dingin.

Bangchan tentu saja bingung, mengapa Jeongin yang tadi memanggilnya dengan senyuman tiba-tiba berubah seperti itu.

Langkah yang tadinya ingin masuk ke gerbang sekolah, jadi berbalik arah untuk menghampiri Jeongin.

"Jeongin, lo kenapa?" Bangchan mencoba menyadarkan Jeongin dengan menepuk bahu teman sekaligus adiknya itu.

Jeongin mengerjapkan matanya, kemudian tersenyum. Entah itu bisa disebut sebagai senyuman atau tidak. Yang jelas Bangchan jadi sadar satu hal.

"Ternyata badan kak Bangchan, juga mulai ilang ya?"

"Hah?"

"Jadi.. Sisa kak Hyunjin sama kak Seungmin dong!"

"Jeongin, lo ngomong apa sih?"

Jeongin natap Bangchan dengan senyumnya terus gelengin kepalanya, "Bentar lagi ini berakhir kok kak.. Tenang aja."

Setelah itu Jeongin pergi meninggalkan Bangchan yang masih diam ditempatnya.

"Lah, lah.. Maen pergi aja tuh anak. Jeongin, tungguin!"

VOTE WOY!! ((iya aku ngemis vote, bcs kl ga gini ya ga bakal di vote)) ಥ‿ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


VOTE WOY!! ((iya aku ngemis vote, bcs kl ga gini ya ga bakal di vote)) ಥ‿ಥ

pls, hargain ya..

Good Night | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang