10

261 70 1
                                    

"Dari mana aja kamu? Kenapa baru pulang jam segini?"

Pria paruh baya itu hanya menatap datar ibu Felix, lalu kembali berjalan sempoyongan ke dalam rumah.

"Pah! Aku tanya kamu dari mana?!"

Plak!!

Satu tamparan keras melayang di pipi mulusnya.

"HEH INGET YA, KAMU CUMAN NUMPANG DISINI! JADI TERSERAH SAYA DONG MAU KEMANA!"

"Pah.." ujar ibu Felix lirih. "Aku udah capek! Kalau gini terus mending kita pisah!!"

Tersulut emosi, lantas pria paruh baya tadi memukuli ibu Felix dengan begitu kasar. Teriakan, tangisan, hingga suara pukulan sampai terdengar ditelinga Felix.

Tanpa dirasa air matanya menetes. Felix menggelengkan kepalanya, sudah cukup semua ini.

Bajingan itu harus mati.



















Felix menuruni tangga dengan penuh amarah. Dari jauh ia bisa melihat ibunya tengah terduduk lemas, dengan luka lebam di sekujur tubuh dan wajahnya.

Felix reflek menoleh pada meja makan, botol minuman bekas ayah tirinya minum belum dibersihkan.

Kembali, Felix mendengar suara rintihan dari ibunya. Tanpa berpikir panjang, Felix melangkah cepat kearah meja makan. Mengambil botol minuman beralkohol itu.

Suara langkah yang diciptakan Felix cukup nyaring, lantas membuat ibu dan juga ayah tirinya menoleh.

Belum sempat pria paruh baya itu memarahi Felix. Tiba-tiba ibu Felix berteriak histeris melihat apa yang sudah dilakukan putranya.

Felix menghantamkan botol kaca yang dipegangnya ke kepala sang ayah tiri. Tak perduli dengan ayah tirinya yang hampir tak sadarkan diri, Felix menarik kerah baju pria tua dihadapannya.

"MATI LO ANJING!!"

Seakan tuli dengan jeritan ibunya, Felix kembali memukuli wajah ayahnya tanpa ampun.

Darah dimana-mana, bahkan baju dan tangan Felix ikut terkena banyak noda darah. Felix tidak yakin, pria tua itu bisa selamat.

Selama ini Felix selalu mencoba menyembunyikan perasaannya, tapi cukup sudah. Amarah, kebencian, semua yang Felix pendam selama ini keluar begitu saja.

Kali ini air matanya mengalir lebih deras. Felix tak merasakan rasa sakit ditangan, atau tubuh manapun. Tapi hatinya hancur.

Felix menatap tangannya yang berlumuran darah. Ia sadar yang dilakukannya salah, namun ia hanya lelah dengan semua drama ini. Rasa bersalah, dan takut bercampur aduk dalam dirinya. Namun entah mengapa ada rasa amarah yang tak bisa dipendam dalam hatinya.

Ia lelah terus dipermainkan oleh kehidupan.

Perlahan ia bisa merasakan ibunya mendekat. Felix menangis terisak di pelukan ibunya.

Rasanya berat. Sangat berat. Felix tidak kuat. Terlalu sakit, dan sulit untuk diungkapkan oleh kata.

Felix kembali mempererat pelukannya. Sudah tak ada isak tangis, namun sekarang dirinya seolah kosong.

"Maaf.."

Ibu Felix menggeleng dengan isak tangis yang belum reda, "Bukan.. Ini bukan salah kamu."

Entah mungkin karena rasa lelah, dan pusing. Felix merasakan kantuk yang berlebihan, begitu berat rasanya untuk membuka matanya.

Ia masih bisa merasakan usapan hangat dari ibunya. Samar-samar ia mendengar ibunya mengatakan sesuatu.






















"Good Night, Lee Felix.."

Hingga setelahnya Felix benar-benar tak sadarkan diri.

Hingga setelahnya Felix benar-benar tak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


kebayang ga si??
btw silahkan berpikir teman-teman . . .
oh yya! vote nya dulu dong. makasii!

- ily <3!

Good Night | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang