Felix membuka matanya perlahan. Ia bisa merasakan sakit dan pegal yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
Setelah berhasil menyesuaikan pencahayaan pada matanya, Felix sadar bahwa dirinya kini berada di sebuah ruangan.
Tubuhnya masih terselimuti kain dengan rapi. Felix mengerutkan kening, menyadari bahwa kain yang menutupi tubuhnya adalah selimut yang biasa dijumpai di rumah sakit.
Ia menoleh pada tangan kanannya yang dipasangi selang infus. Felix juga merasakan ada selang oksigen yang terpasang pada hidungnya.
Sungguh, tubuhnya benar-benar lemas. Tak berselang lama, pintu di ruangannya terbuka. Menampilkan seorang pria dengan balutan jas dokter ditubuhnya, dan seorang gadis yang berdiri dibelakangnya. Mereka berdua berjalan mendekati Felix.
"Tuan Lee? Syukurlah anda sudah kembali sadar," ucap pria yang Felix yakini adalah salah satu dokter di rumah sakit ini.
Felix hanya diam, matanya beralih pada sesosok gadis yang menatapnya penuh senyum.
Dokter tadi menghela napas cukup panjang, "Keluarga Anda mengalami kecelakaan tunggal, satu-satunya korban dalam kecelakaan mobil yang selamat hanyalah Anda. Saya tahu ini berat, kami juga sudah mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan kedua orang tua Anda. Namun, nyawa mereka tak selamat."
Felix tentu saja masih diam, ia bingung harus bersikap bagaimana. Sebisa mungkin ia mengingat kejadian yang baru saja dijelaskan oleh pria yang masih setia berdiri di samping brangkarnya. Brangkar dan ruangan yang persis di mimpinya beberapa minggu yang lalu.
Dokter itu tersenyum, seakan tau apa yang Felix pikirkan. "Jangan terlalu dipaksakan, saya yakin berangsur-angsur Anda akan kembali mengingatnya. Mungkin itu karena efek trauma, jadi Anda tidak terlalu ingat dengan kejadiannya."
"Saya permisi," ujar dokter tadi membungkuk kemudian pergi.
"Felix?" panggil gadis berambut sebahu tadi. Jika kalian bingung siapa gadisnya, ia adalah orang datang bersama dengan dokter yang menangani dan memberitahukan semuanya pada Felix.
Felix kini sudah tidak berada di ruang ICU. Ia sudah dipindahkan keruang rawat. Ia masih bisa merasakan sakit di sekujur tubuhnya, mungkin itu akibat ia koma selama dua bulan dan tidak sadar sama sekali.
Gadis itu meraih tangan kanan Felix, menggenggamnya pelan. "Lu tau ga? Gue hampir putus asa sama keadaan lo."
Nadanya terdengar lirih, sepertinya gadis ini akan menangis. Namun Felix masih tetap diam, dan memilih menatap gadis didepannya. Ia sedang berusaha mengingat siapa gadis ini, dan apa yang terjadi.
"Dua bulan. Dua bulan gue nungguin lo sadar. Gue takut lu ga bisa bertahan, kayak orang tua lu juga.." sambungnya.
"Lo.. Siapa?" Akhirnya, Felix membuka mulutnya. Mungkin dia terlalu lelah memikirkan sendiri, siapa orang dihadapannya ini. Atau mungkin Felix lebih kearah penasaran, karena suara gadis ini sangat mirip dengan suara yang biasa ia dengar dan selalu berbicara padanya untuk segera sadar.
Gadis itu menatap Felix, kemudian tersenyum.
"Gue Anna, sahabat lo."
Setelah kalimat itu, tiba-tiba Felix merasakan sesuatu menghantam kepalanya. Kepalanya benar-benar sakit. Ia juga mendengar suara dengungan yang begitu nyaring di telinganya.
"Felix? Felix lo gapapa kan?!"
Perlahan potongan-potongan memori muncul. Bagaikan sedang menonton film, potongan gambar dan suara secara acak ada dalam kepalanya. Kepalanya berdenyut nyeri. Ia bahkan sudah tidak peduli dengan teriakan gadis bernama Anna atau apalah itu.
"Felix!!"
Saat itu juga rasa sakit yang Felix rasakan tiba-tiba berhenti.
Felix tersenyum kecil.
"Ternyata selama ini gue cuman mimpi ya?"
The End
Tungguin bonus chapternya ya! (biar paham👍🏻)
SKSKSKSKSKKSSKSK
And jangan lupa votenya . .
huhu thanks banget buat yang udah baca sampai ending. Aku ngehargain banget setiap vote dan komen kalian. Makasi banyak dan maaf kalau banyak juga kekurangan dari aku guys. . ily 💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Night | Stray Kids ✓
Mystery / Thriller❝Lo ga denger suara cewek itu lagi?❞ ©jaayrxs 2020