'Renjun POV'
Setahun ini terasa merambat begitu cepat. Tak banyak kenangan terukir indah buatku yang menghiasi masa-masa di perguruan tinggi ku ini. Dan aku merasa akan berlanjut seperti ini sampai aku lulus nanti. Jujur, aku merasa tak meliki impian meski mengambil sekolah perguruan tinggi, aku masih tak tau pekerjaan masa depan apa yang akan ku pilih. Sedangkan melihat dunia luar di balik kampus mewah ini hanya sekedar pergi ke pasar dan kembali setelah selesai. Aku seperti hidup di pengasingan.
Aku menghela napas sejenak, menghirup udara yang cukup melegakan paru-paruku yang semakin terasa sesak setiap harinya.
Sinar mentari tak nampak pagi ini. Daun-daun yang basah dan terasa udara dingin yang mengigit sisa dari hujan semalam. Tak khayal bagi mereka, para mahasiswa Night Class ikut berbaris dalam penyambutan penerimaan mahasiswa baru. Aku berdiri bukan dibarisan para pelajar yang lainnya, melainkan menyekat bagian antara pelajar kelas reguler dan pelajar dari Night Class, kelas khusus yang kini jumlahnya bertambah.
Banyak mata yang terus tertuju pada barisan yang terlihat mencolok ini. Dari segi cara pakaian mereka yang berbeda dan sangat mahal, hingga aura mereka yang terpancar kemewahanya.
Aku tak begitu mendengarkan paman Yuta yang berbicara di depan sana. Otakku masih kalut memikirkan seperti apa mahasiswa baru dari Night Class generasi kedua ini. Hingga upacara pun selesai, dan mahasiswa Night Class dibiarkan untuk pergi terlebih dahulu untuk mencegah kegaduhan.
Tentunya aku iringi bersama Jaemin dan 4 mahasiswa lain dari tim patroliku.
"Lonjonie." bisik Jaemin memanggilku.
"Apa?" jawabku dengan wajah kecut, ia selalu sengaja memanggil namaku dengan salah agar aku menanggapinya. Ia tau, aku mudah tersulut emosi terlebih dengan ulahnya.
"Mahasiswa baru di Night Class manis-manis ya."
"Gak nanya!" jawabku yang terus ketus terhadap Jaemin, Sesungguhnya kami masih mengekor dibarisan Night Class. Apa-apaan dia membicarakan hal itu. Apa dia bodoh? Atau lupa makhluk apa yang ada di depannya. Mereka jelas bisa mendengarnya. Aku jadi merasa kalut sendiri.
"lumayan bisa segerin mata, gak liat kamu terus yang kecut, hweeek!" ledeknya. Reflek, aku mencubit lengan Jaemin hingga Ia menjerit kesakitan. Dia itu kenapa sih? Seakan hobi membuatku jengkel.
"sssttt hyung!" Sungchan yang berada dibelakang kami memukul punggung Jaemin, tak begitu kencang. Namun cukup membuat Jaemin berjengkit terkejut dan mengeluarkan kembali teriakan kecil dari mulutnya. Hal itu kontan membuat barisan Night Class serempak menoleh kebelakang.
"ahh, tidak apa-apa. silahkan lanjutkan." ujar Jaemin menetralkan suasana. Mereka langsung berbalik dan kembali melangkah. Jaemin melirik kearah sungchan dengan wajah protesnya. Sungchan hanya terkekeh pelan melihat expresi yang di buat Jaemin, begitu pula Shotaro. Sedangkan dua orang lagi di belakang Sungchan dan Shotaro terlihat tak begitu tertarik. Aku jadi ikut menoleh kebelakang, memperhatikan mereka satu persatu sampai tak sadar bahwa aku sudah melewati pintu gerbang asrama para vampire itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aggressive Trance [JaeRen] √
Fanfiction[M] [Fantasy] [Thriller] [Vampire] [Werewolf] [Angst] Jung Jaehyun, seorang vampire yang hidup ribuan tahun. Bertahan untuk tidak meminum darah manusia. Menjadi donatur terbesar pada sebuah kampus, meminta kelas khusus yang bertujuan untuk mengkar...