07_People Chosen

1.7K 267 20
                                    

'Renjun POV'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Renjun POV'

Hari ini paman menyuruhku istirahat dari segala kegiatan, termasuk pergi ke kampus dan menjalankan patroli seperti biasanya.

Entah sudah berapa lama aku berbaring di kamarku. Kesunyian dan kehampaan di kamar ini terasa merambat mencekik ku. Mataku yang terus terbuka dari semalam. Membuat otot-otot dipipiku terasa kaku.

Sikap ku seolah memonopoli tubuhku yang lemah ini.

Aku takut memejamkan mata, dan kembali menggambarkan serpihan mimpi buruk yang tak akan pernah ada habisnya dalam hidupku.

Sejenak aku menoleh saat seseorang menghalangi sinar matahari yang menyorotiku sejak tadi.

Sorot matanya begitu datar menatap kearahku yang langsung memalingkan wajah.

"apa kau baik-baik saja?" tanyanya, memecah kesunyian kamar ku.

"kau lancang! Kau tak bisa datang dengan seenaknya kekamarku." ujarku dengan nada lemah yang aku sendiri hampir tak bisa mendengarnya meski kata-kataku begitu sengit. Ia, Jung Jaehyun datang dengan tiba-tiba menggunakkan teleportasi kekamar ku. Cara itu membuat Ia terhindar berhadapan langsung dengan sinar matahari.

"untuk saat ini, jangan mengusir aku..." ujarnya seraya duduk di sisi tempat tidurku.

"mau apa kau kesini?" Tanyaku sinis.

"hanya untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja."

"dan yang kau lihat?!"

"buruk," ujarnya yang sedikit meringis menatapku. Matanya seolah menyimpan ribuan kata yang ingin Ia sampaikan, namun expresi diwajahku menunjukan ketidaknyamanan akan hadirnya.

"Sebenci itu kah kau terhadapku? Tidak, tepatnya terhadap makhluk seperti kami?" aku tak menjawab pertanyaan yang tiba-tiba Ia lontarkan itu. Karena rasanya seperti dilempar granat yang sudah Ia lepas pedalnya.

"apa kau berniat menghakimi dirimu sendiri?" lanjutnya

"berisik!" tukasku. Sesungguhnya sudah tidak sanggup mendengar tumpukan amunisi yang telah Ia siapkan.

Ia terdiam sejenak, netra hitamnya kini menatapku dengan penuh arti.

"terkadang kita memang tidak mengerti tentang kehidupan, namun andai kau menyadarinya, hidup adalah sebuah pilihan."

"dan aku orang yang tidak diberikan kesempatan untuk memilih!" sentakku yang kembali memotong pembicarannya.

"berarti kamu adalah orang pilihan. Kamu dipilih langsung untuk menghadapi semua ini. KarenaㅡDia tahu bahwa kamu bisa." ujarnya. Aku membisu, mencoba mencerna setiap kata yang Ia lontarkan.

"andai aku diberikan kehidupan seperti mu, mungkin aku tak akan sanggup. Itu sebabnyaㅡDia tidak memberikan itu padaku, namun aku pun telah diberikan jalan lain dalam hidupku, yang justu terkutuk ini, dan aku yakin, kau pun tidak akan sanggup bila menjadi aku."

Aggressive Trance [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang