chap 8

2.3K 250 4
                                    

Singto melepas dasinya dan juga perlahan melepas kancing kemejanya, lalu perlahan ia mendekat ke arah Krist yg memundurkan langkahnya.

"Kenapa? Kau takut??" Tanya Singto.

"Umm, aku- aku belum pernah melakukan hal ini dan aku takut" Ucap Krist.

Singto tersenyum miring dan memasukkan satu tangannya kedalam saku celana.

"Bukankah kau sudah pernah disentuh sana sini oleh pria di sini"

"Jaga ucapanmu" Ucap Krist cepat.

"Cih, kau sudah sepakat denganku dan sekarang aku harus mencicipimu"

"Kau juga sering meniduri wanita, ucapanmu sangat tidak pantas"

"Tidak, ini pertama kalinya untukku"

Krist menatap Singto tak yakin, tidak mungkin pria setampan itu tak pernah meniduri seorang wanita.

"Hahh, kau terlalu lama sayang, penisku sudah menegang sedari tadi"

Singto melangkah maju lalu mengambil tengkuk Krist dan mengulum bibir seksi pemuda yg ada di depannya.

"Uhhmmphh"

Singto semakin lama semakin kasar melumat bibirnya, dan Krist hampir saja tidak bernafas, ia menepuk dada bidang Singto agar berhenti sebentar.

Singto tak peduli, ia masih saja mengulum bibir Krist hingga akhirnya ia melepas tautannya dan membiarkan pemuda didepannya ini bernafas.

"Hah hah hah hah" Krist akhirnya mulai bernafas dengan lega, ia meraup seluruh udara dan menatap Singto dengan tajam.

"Kau sangat kasar" Ucap Krist.

"Memangnya kenapa? Kau tidak suka??" Tanya Krist.

"Tidak" Jawab Krist cepat.

"Ternyata bibirmu manis" Singto kembali menangkap tengkuk Krist dan kembali melumatnya, ia memasukkan tangannya kedalam kemeja longgar yg dikenakan pemuda tersebut dan mencubit kecil nipple Krist.

"Aahh" Krist mendesah kecil membuat Singto semakin bersemangat mencicipinya.

Singto mendorong tubuh Krist ke dinding dan mengangkat kaki Krist dan memainkan penis Krist yg sedikit menegang.

"Aahhhh" Krist mendesah di balik ciumannya karena pria yg didepannya tengah memainkan penisnya membuatnya ingin bergerak dengan leluasa.

Singto menempelkan tubuhnya membuat Krist tidak bergerak dan hanya fokus dengan ciumannya.
Decakan saliva mereka beradu dengan indah

Seketika Krist menolak tubuh Singto membuat pria tersebut menatap Krist dengan sangat tajam.

Krist terduduk lemas dengan nafas yg tersengal-sengal.

"Kenapa kau?" Tanya Singto.

"T-tolong aku" Nafas Krist semakin tidak teratur hingga ia mengeluarkan air matanya.

"Sialan" Singto segera menggendong tubuh Krist dan keluar dari toilet.

Tay dan Off melihat Singto seperti itu merasa aneh, mereka berdua pun mengikuti Singto dari belakang.

"Ada apa dengannya Sing?" Tanya Tay.

"Aku tidak tahu"

"Hei Krist, kau baik-baik saja?" Tanya Off melihat Krist dengan nafas yg tersengal-sengalnya.

Krist hanya bisa memandang mereka dengan tatapan sayup.

"Aku harus membawanya ke rumah sakit" Ucap Singto lalu memasukkan Krist kedalam mobil.

Singto menginjak pedal gas mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi.

"Kau pernah melihatnya seperti itu?" Tanya Off.

"Tidak, ini pertama kalinya bagiku" Jawab Tay melihat kepergian Singto.

Singto menoleh ke samping dimana Krist tengah bernafas dengan tergesa-gesa.

"Ak-aku sud-ah ti-tidak ta-tahan" Ucap Krist terbata-bata, ia seperti merasakan malaikat maut segera menjemputnya.

Singto terdiam dan menginjak pedal gasnya dengan kecepatan tinggi.

New dan Mild di telpon dengan bos mereka karena mendapat kabar kalau Krist di bawa oleh seorang pria menuju rumah sakit.

Mild menekan nomor New lalu menelpon dengan keadaan panik.

"Mild, kita harus cepat ke rumah sakit"

"Baik"

Mild bersiap-siap dan berlari, ia menaiki taksi saja karena dirinya sudah malas ingin membuka bagasi.

Krist memegang erat lengan Singto hingga tetesan airmata mengalir begitu saja.

Singto yg melihatnya hanya terdiam menatap lekat pemuda yg tengah di dorong oleh para perawat tersebut.

"Maaf tuan, pasien harus di periksa, harap menunggu di luar" Ucap sang perawat yg menyuruhnya untuk tidak ikut masuk ke dalam

Singto berhenti dan seketika saja melihat tangan Krist yg sudah melepaskan pegangannya.

Ia terdiam sejenak sembari menatap lurus ruang UGD yg membawa masuk pelacurnya.

"Hahh, horny ku tidak sampai, dan sekarang aku berada di rumah sakit" Ujar nya pelan lalu bersandar di tembok rumah sakit sembari mengeluarkan sepuntung rokok untuk ia hisap.

"Maaf tuan, di sini tidak boleh merokok" Ucap Seorang pria yg menghentikannya.

"Kalian"

"Dimana Krist?" Tanya Mild.

"Di dalam sana" Ucap Singto

"Kalian jaga dia" Ucapnya lalu pergi meninggalkan dua orang manusia yaitu teman dari Krist.

New hanya melihat kepergian Singto dan melirik Mild.

"Kenapa?" Tanya Mild bingung melihat tatapan New.

"Aku tidak biasa melihat orang seperti dia membawa manusia biasa ke rumah sakit" Jawab New yg masih menatap Mild.

Mild menoleh ke belakang melihat punggung Singto yg sudah menjauh dari mereka.

"Aku pun begitu" Jawab Mild.

:
:
:
:

"Aku ingin kalian menemukannya, dan jangan sampai lolos"

"Baik tuan"

To be continue..

BIG BETRAYERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang