Chap 16

2K 221 9
                                    

Sesampainya di rumah, Singto memarkirkan mobilnya di teras dan penjaga rumahnya yg akan memindahkan mobilnya ke bagasi.

Ia pun turun, lalu menggendong tubuh Krist seperti bayi.
"Tadi kau sangat ringan, sekarang kau sangat berat" Rutuk Singto lalu pintu terbuka otomatis dan juga tertutup otomatis

Beberapa anak buahnya melihat dirinya membawa orang yg tak di kenal, ia tidak peduli yg jelas saat ini dirinya harus berganti pakaian dan mengamankan targetnya.

Singto menaiki Lift dan menekan tombol nomor 2 dan ia menoleh ke kanan dimana kepala Krist berada di ceruk lehernya.

Singto hanya tersenyum miring dan menunggu Lift sampai.
Sesampainya di atas, ia berjalan lagi dengan koridor yg sedikit panjang karena kamar miliknya berada di ujung koridor tersebut.

Singto berdiri di depan pintu dan pintu kamar miliknya terbuka dengan sendirinya, lalu ia masuk dan mengunci pintu tersebut dengan menggunakan kode agar orang lain tidak bisa masuk kecuali orang-orang tertentu.

Singto pun membaringkan tubuh pemuda itu di ranjang miliknya.

Singto pun membaringkan tubuh pemuda itu di ranjang miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentukan kamarnya beginilah kira2 tapi juga luas.

Ia pun menyelimuti tubuh Krist dan menghidupkan AC miliknya.
Sedangkan dirinya sendiri melakukan pembersihan diri karena besok banyak pekerjaan yg harus ia lakukan.

Ia membuka bajunya memperlihatkan bidang bahu yg lebar dan memiliki otot perut yg terlihat gagah.

Dengan boxer ketat ia berjalan mengelilingi kamarnya sendiri sembari melihat Krist yg masih tertidur lelap.

Dirinya tak banyak bicara kali ini karena hal ini benar-benar membuatnya kesal.

Setelah selesai mandi, ia pun membaringkan tubuhnya di samping Krist dan menutup tubuhnya menggunakan selimut tebal.

Ia pun menutup matanya karena sedikit lelah hari ini.

Pukul 2 malam Krist terbangun dari tidurnya karena perutnya terasa sangat lapar, ia pun mendudukkan tubuhnya sembari memegang perut.

"Aahh, aku lapar, tapi mataku sangat berat sekali untuk ku buka" Ucap Krist dengan suara paraunya.

Krist pun berjalan menuju pintu namun pintu didepannya itu tidak memiliki gagang.

"Kemana gagang pintuku?" Tanyanya dengan diri sendiri lalu ia mengerjapkan matanya berkali-kali karena pintu miliknya kali ini berbeda.

"Aku tidak mengganti warna pintuku, dan desain pintuku dengan yg ini sangat berbeda" Rutuknya lalu meraba-raba pintu tersebut cukup lama, ia tidak melihat ke sekeliling kamar karena terfokus dengan pintu di depannya.

Singto yg tidurnya merasa terganggu dengan gesekan dan gedoran pintu, ia melihat ke samping sudah tidak ada Krist, ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu kamar dan melihat Krist berdiri di depan pintu

BIG BETRAYERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang