15

3.2K 170 2
                                    

Happy Reading❤

Dari perjalanan pulang, sampai ke rumah. Rava tidak membuka suaranya, padahal Aca sudah mengajaknya berbicara tetapi Rava tidak membalas. Ia hanya diam.

Saat ini mereka tengah berada di dalam kamar.

"Ravaaa, Aca minta maaf" ucap Aca yang sudah ke sekian kalinya.

"Aca tadi emang mau ganti, tapi Tania nyuruh Aca buat cepet-cepet turun. Jadi Aca kelupaan" jelas Aca.

Rava masih diam, dia hanya memainkan ponselnya dan tidak menghiraukan Aca.

Aca menggoyangkan lengan Rava. "ihh Ravaa jangan diem ajaa, ngomong dongg"

Rava menepis pelan tangan Aca. "nggak usah ganggu gue."

Mata Aca berkaca-kaca. "iya, Aca nggak bakal gangguin Rava lagi. tapi Rava harus maafin Aca." lirih nya.

Rava tidak merespon apa pun, dia masih diam.

Aca langsung memeluk Rava sambil menangis. "hiks maafin Acaaa, Aca janji bakal nurut terus sama Rava hiks" Aca tidak tahan karena di cuekin Rava terus.

Rava menghela nafas, kemudian membalas pelukan Aca. Ia Sebenarnya masih merasa kesal karena Aca tidak menuruti ucapannya.

"Lo itu sekarang istri gue, milik gue. Gue ga mau paha burik lo itu di liat laki-laki lain."

Aca melotot mendengar ucapan Rava yang mengatakan pahanya burik.

"Gue ga mau berbagi, dan ga mau terbagi. Lo ngerti?" lanjut Rava.

Aca dengan cepat menganggukan kepalanya. "hiks i-iya A-aca ngerti" ucapnya sesenggukan.

"t-tapi paha A-aca ga burikk hiksss p-paha Aca mulus hiks" lanjutnya.

Rava terkekeh mendengarnya. "Dih, burik gitu di bilang mulus" ledeknya.

"iii ravaaa hikss" tangis Aca bertambah kencang.

Rava mengelus rambut istrinya, ia mencium puncuk kepala Aca. "udah jangan nangis lagi" ucapnya.

Perlahan Aca berhenti menangis, iamelepaskan pelukannya dan menatap Rava. "T-tapi Rava ud-udah maafin Aca kan?"

Rava memegang pipi Aca dan menghapus jejak air matanya. Setelahnya ia menciumi seluruh bagian wajah Aca, di mulai dari dahi, kedua pipi, kedua mata, hidung, dan terakhir bibir.

"udah di maafin" ucap Rava.

Aca kembali memeluk Rava. "makasihh Ravaa" ucapnya sambil tersenyum.

Rava membalas pelukan Aca, hanya lelaki bodoh yang tidak mau membalas pelukan dari wanita cantik seperti Aca. Jadi Rava tidak akan menyia-nyia kan kesempatan ini bukan?

"tapi lo harus janji sama gue"

Aca mendongak menatap Rava. "apa?"

"Lo nggak boleh keluar pake pakaian kurang bahan lagi, dan lo harus nurut sama gue" ucap Rava.

Aca menganggukkan kepalanya. "iyaa, Aca janji"

Rava kembali mencium puncuk kepala Aca. "good girl"

-

Malam harinya Rava dan Aca pergi ke rumah orang tua Aca. Itu adalah keinginan dari Aca tentunya, karena kedua orang tua Aca baru pulang dari Singapur. Aca bilang dia kangen sama orang tua nya. Jadi Rava hanya menurut saja.

"ASSALAMU'ALAIKUM, ACA YANG CANTIKNYA NGALAHIN MOMMY DATANG" teriak Aca saat memasuki rumah orang tua nya.

Rava menutup telinga nya, ia menatap Aca dengan tajam. "itu mulut apa toa masjid sih?"

Aca memutar bola matanya malas. "masa iya, suara merdu Aca di samain sama toa"

"merdu palalu gundul"

"Aduhh Acaa, kamu ini kebiasaan ya. Ini rumah bukan hutan, mau saingan sama serigala kamu?" ucap Mommy saat sudah berada di depan anak dan menantunya.

"tadi di samain sama toa, sekarang sama serigala. Padahal suara Aca itu merdu, Via Vallen aja lewat" ucap Aca percaya diri.

Rava menahan senyumnya mendengar ucapan Aca barusan.

Aca menatap Rava tajam. "apa? Mau ngeledek Aca?"

Rava menggelengkan kepalanya.

"kalian ngapain kesini?" tanya Mommy

Aca menatap Mommy. "ngapain Mommy bilang? Emang Aca nggak boleh lagi ya kesini." lirihnya.

Mommy langsung memeluk Aca. "Mommy becanda sayangg."

Aca membalas pelukan Mommy. "Aca kangen Mommyy" rengeknya.

Mommy terkekeh. "Mommy juga"

Aca melepaskan pelukannya. "Daddy sama Abang di mana Mom?" tanya nya.

"Ada di ruang keluarga, ayoo ke sana" ajak Mommy

Mereka berjalan menuju ruang tamu, dengan Aca yang bergelayut manja di lengan Mommy nya. Dan Rava yang berada di sebelah Aca.

Aca mengernyit bingung saat melihat di ruang keluarga ada seorang wanita yang duduk membelakangi mereka bersama dengan Gio di sebelahnya.

Dan Daddy yang duduk di seberang kursi yang Gio dan wanita itu tempati.

"itu siapa Mom?" tanya Aca.

"kamu liat aja" ucap Mommy.

"Daddyyy" Aca berlari ke arah Daddy sambil merentangkan tangannya bersiap untuk memeluk sang Ayah.

Daddy tersenyum kemudian ikut merentangkan tangannya.

Gio dan wanita tersebut menoleh ke belakang menatap Aca.

Aca belum menyadari kalau ia kenal dengan wanita itu.

Aca langsung memeluk Daddy nya erat. "Aca kangen Daddy". ucapnya manja.

Daddy membalas pelukan Aca dan mengelus surai hitam milik putri nya. "Daddy juga kangen sama princess"

Rava dan Mommy ikut duduk bersama mereka, dengan Rava yang duduk di sebelah Aca, dan Mommy yang duduk di sebelah Daddy.

"alay banget sih lo" celetuk Gio.

Aca menoleh menatap Abang nya. Saat ia ingin berbicara, tiba-tiba ia terkejut melihat wanita yang berada di sebelah Gio itu.

"lohh kak Rara?" ucapnya.

Rara tersenyum. "hai Ca" sapa nya.

Aca melepaskan pelukannya. "kak Rara udah sembuh?"

Rara masih tersenyum kemudian mengangguk. "iya Ca"

"Maaf ya kak, Aca waktu itu nggak jenguk kak Rara. Soalnya A-"

"soal nya lo sibuk karena udah jadi istri orang" potong Gio.

Aca menatap tajam sang Abang. "kamu siapa ya?" tunjuknya kepada Gio.

"wahh wahh, udah ga nganggep gue lagi lo. Oke, gue ga bakal traktir lo mie ayam lagi." ucap Gio.

"Duit Rava kan banyak, jadi Aca udah nggak butuh Abang lagi buat beli mie ayam, wlekk" Aca menjulurkan lidahnya mengejek.

Mereka semua tertawa mendengar ucapan Aca, kecuali Gio.

Gio memutar bola matanya malas. "udah ada Rava, lo jadi lupain gue ya" Gio mengangguk-anggukkan kepalanya. "oke, gue juga bakal lupain lo karena udah ada Rara."

Aca tertawa. "off baperan" ledeknya.

Jangan lupa vote dan komen ya😍

Lanjut ga nih?

Rava | My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang