Bibirku kembali bergetar hebat. gemeletuk sura gigi memenuhi seisi telinga.Hawa dingin perlahan merasuk ke sumsum tulang. Nafasku mulai memburu. Kakiku sudah kehilangan dayanya. Peluh perlahan mulai membasahi wajahku. Apa yang terjadi? mungkin dia datang lagi.
Lewat tengah malam tepatnya. Saat malam mencapai titik tergelap. Saat semua orang sudah terlelap. Aku dipaksa untuk terjaga. Duduk terdiam di sudut kamar. Diputarkan reka kejadian tentang masa silam, kumpulan kegagalan yang belum ditakdirkan, serta rencana-rencana yang kini terasa menyesakkan.
Rupanya kemarin aku salah memilih jalan. Pergi dan menjauh ternyata bukan jawaban. Dan sekarng ia balik menyerang. Meruntuhkan seluruh bangunan. Memadamkan suluruh kehangatan. Menyisakan gelap yang begitu kelam.
Perlahan aku membuka mata. Melnatap gelap dengan sadar dan apa adanya. Segenap usaha aku kerahkan. Mengumpulkan tenaga yang masih bercecer di sembarang tempat. Mencoba bangit dan menapakkan kaki.
Sepertinya lari memang bukan jawaban. Karena akhirnya akan menemukan kebuntuan. Kebuntuan yang memaksa kita untuk berlaik arah dan menatap kelam. Takdir yang mengekang agar tidak kembali lari. Memaksa kita berbalik dan menghadapi. Menyelesaikan semuanya agar hangat bisa hadir kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Perjalanan Manusia
De TodoIni adalah penggalan cerita tentang perjalanan manusia. Potongan kisah yang menghiasi setiap langkah. Beberapa potongan itu akan terhubung. Beberapa cukup berdiri sendiri tanpa perlu ditemani. Beberapa cerita bisa diambil pelajaran. Beberapa cerita...