The Helsinski's

38 5 0
                                    

°•°•°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•°•°•°

Tanpa meminta persetujuan siapapun tiba-tiba Nial membuat grup tugas Bu Prida yang berisikan dirinya, Vala, dan Ale. Cowok itu juga mengirimkan pesan yang bertuliskan:
kita kerja kelompok di cafe bentang nanti jam setangah 4 sore. Ga nerima nego

Vala hanya bisa membaca pesan itu dengan helaan napas malas. Ia baru saja sampai di rumah dengan kondisi rambut basah dan mengenakan kaos olahraga milik Bisma yang baunya sangat mendzolimi indera penciuman. Sebelum masuk kamar, terlebih dahulu ia menaruh dua buku paket basah Dara di teras belakang, tepatnya di atas kursi kayu dekat jemuran.

TOEFL Jitu dan Kupas Tuntas Materi Kimia. Begitulah judul dari dua buku tebal itu. Bisa dibayangkan berapa banyak waktu Dara untuk membaca dan mempelajarinya. Namun, tak bisa dibayangkan bagaimana reaksi penjaga perpustakaan ketika melihat buku itu jadi berwarna cokelat, lusuh, dan luntur. Walau Vala tidak yakin Dara bisa mengembalikan buku itu tanpa diomeli, setidaknya dia berusaha untuk menjemurnya di bawah matahari sore. Vala tidak mau ambil resiko buku sobek kalau dimasukkan ke dalam pengering pakaian.

Tiga puluh menit kemudian, tepatnya pukul 15.00, Vala tengah mengeringkan rambutnya. Itu artinya 30 menit lagi ia akan bertemu Nial lalu membahas tugas kelompok. Entah apakah duduk satu meja dengan Nial adalah ide buruk, Vala hanya perlu melaluinya dan segera menyelesaikan tugas itu.

Setelah dirasa kering, Vala menyisir rambut dan poninya lalu menguncirnya berbentuk ekor kuda. Lantas ia memasukkan buku paket matematika, laptop, charger, dan kotak pensil ke tote bag berpola alpukat.

"Ke Cafe Bentang, ya, Pak," katanya pada Pak Man yang stand by di kursi kemudi. Vala meminta Pak Mansur untuk tidak pulang agar tidak bolak-balik mengantarkannya.

Cafe Bentang letaknya lumayan jauh dari rumah Vala, sekitar perjalanan 20 menit. Berbekal Google Maps, Pak Man mencari jalan alternatif karena sekarang memasuki jam pulang kantor dan sekolah. Vala kira tempat itu dekat. Kalau tau begini seharusnya dia usul tempat lain.

"Nanti pas pulang aku telfon, ya, Pak." Vala menutup pintu saat turun di depan sebuah cafe dengan banyak tanaman hias dan lampu kecil temaram.

Setelah memasuki cafe, Vala celingukan mencari Nial yang katanya sudah sampai duluan. Kalau Ale, katanya dia agak berangkat terlambat karena ada urusan. Membantu Tante Meita, Vala yakin itu urusannya. Tidak sulit menemukan Nial karena pengunjung cafe tidak begitu banyak. Cowok yang masih mengenakan seragam itu tengah duduk di bagian belakang, tengah sibuk dengan ponselnya yang ditempelkan di telinga kanan.

"Aku udah izin sama Bu Rin-enggak, Pa. Beneran aku lagi kerja kelompok. Kalo papa nggak percaya, nih, aku kasih hapenya ke temanku."

Vala tersontak, tau-tau baru sampai langsung disodori ponsel oleh Nial. Ia menaruh tasnya di meja. "Gue? Ngapain?" tunjuk Vala pada diri sendiri sembari berbisik.

AWESOME VALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang