"Tuan Haiba? Saya ingin berbicara berdua dengan anda, tentang persalinan Nyonya...""Ya..?"
Lev segera berdiri dari duduknya dan menatap sang dokter dengan tatapan khawatir.
"Sebelumnya, saya ingin memberi tahu bahwa persalinan akan dilaksanakan hari ini karena air ketuban yang sudah pecah. Saya ingin menyarankan untuk melakukan operasi Caesar."
Lev mendengarkan penjelasan sang dokter dengan seksama.
"Kehamilan kembar dan umur janin yang masih 29 minggu menjadi penyebab kedua bayi tersebut sungsang. Kepala bayi berada di atas sementara kakinya yang ada di bawah akan menyulitkan persalinan normal. Di tambah air ketuban yang sudah semakin sedikit membuat bayi sulit untuk berputar," jelas sang dokter.
"Kalau begitu, operasi Caesar akan dilakukan sekarang?" tanya Lev.
Sang dokter menghela nafas.
"Kami juga sangat ingin melakukan operasi tersebut secepatnya, namun Nyonya Haiba berkata kalau dia akan melahirkan kedua bayinya secara normal dan tidak mau melakukan operasi Caesar."
"Morisuke yang mengatakannya?" Lev terbelalak tak percaya.
"Ya. Namun saya hanya ingin memberitahu hal ini kepada anda. Kedua bayi tersebut dapat lahir secara normal masih memungkinkan. Walaupun lahir dengan normal, tidak menutup kemungkinan bayi memiliki sedikit kelainan, juga nyawa sang Ibu yang sangat dipertaruhkan disini," jawab sang dokter.
Ya Tuhan, apa lagi ini...
"Bolehkah..?" Lev menoleh ke arah pintu ruang Emergency.
"Silahkan."
Lev segera masuk ke dalam ruangan Emergency tersebut dan menatap Yaku yang memegangi perutnya dengan tubuh yang bergetar hebat menahan rasa sakit. Tak ayal, suara ringisan serta tangisan yang menyayat hatinya juga keluar dari mulut Yaku.
Yaku terlihat begitu menderita...
"Lev.. sakith... Hs.. hiks..."
"Morisuke..." Lev memanggil istrinya yang kesakitan itu.
"Hik... Lev..."
"Shh... Aku disini.."
Lev mengelus surai cokelat Yaku menenangkan. Dia tersenyum lembut dan menatap Yaku dengan penuh cinta.
Ah, Yaku suka senyum itu. Senyum hangat yang ramah. Senyum yang menenangkan. Senyum yang membuatnya tetap kuat. Senyuman berharga dari orang tercintanya.
Yaku menarik nafas perlahan, rasa sakit dari kontraksi yang dirasakannya menjadi lebih baik. Berjuang untuk kedua bayi yang sangat berharga baginya. Ini bukan apa-apa bagi Yaku. Dia akan memastikan kedua anak itu tetap hidup walaupun nyawa taruhannya, dan Lev tahu itu.
Lev tahu Yaku tidak akan menerima penolakan darinya. Walaupun Lev tidak menyetujuinya, Yaku akan tetap bersikeras.
"Jadi.. kau memilih untuk melakukannya dengan normal..?" tanya Lev hati-hati.
"Hh... Iya... Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.." kata Yaku—yang bahkan sudah sangat kesulitan hanya untuk berbicara saja.
"..Tidak apa-apa...?"
Yaku mengangguk kecil.
"Akh!!" Yaku meringis memegangi perutnya.
Lev yang panik berdiri dan memegang perut yaku. "Morisuke! Ini... Tidak bisa..! Aku–"
"Lev.." Yaku memegang wajah Lev perlahan. "Tidak apa-apa, aku bisa.."
"Bagaimana dengan ku..? Kamu tidak bisa begini! Aku yang tidak bisa melepaskan mu Morisuke!! Aku yang tidak bisa..!!" Lev memegang tangan Yaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitting - LevYaku [ON HOLD]
FanfictionYaku Morisuke, baru saja dipecat dari di sebuah cafe. Akhirnya dia memutuskan untuk bekerja sebagai Babysitter di rumah keluarga Haiba, atas saran dari temannya. Awalnya dia pikir hanya 1 atau 2 anak, tapi ternyata 6 anak... Dan semuanya bermasalah...