Yaku sebenarnya masih berpikir apakah dia benar-benar ingin pekerjaan itu atau tidak. Jujur saja, Yaku itu sangat sulit untuk bisa dekat dengan anak kecil. Atau sebenarnya mereka takut dengan Yaku. Kenapa? Tentu saja karena dia sangat jarang tersenyum dan lebih sering marah-marah.
// Nggak ngaca lu Mar //Lalu, disinilah Yaku sedang duduk di bangku taman yang berada di sebrang sekolah anak SD. Yaku memperhatikan anak-anak kecil yang pulang bersama orang tuanya. Karena yang dia perhatikan anak-anak di sebrangnya, dia tidak memperhatikan di sebelahnya sudah ada anak kecil yang duduk sambil memainkan PSP.
"Apa sih yang menarik dari sekolah itu?" Tanya anak laki-laki bersurai hitam legam panjang sepundak tersebut pada Yaku, penasaran akan tatapan aneh Yaku pada sekolah itu.
"Eh? Tidak, tidak ada..." Jawab Yaku sekenanya.
1... 2... 3...
"Kau siapa?!" Yaku baru sadar ada anak yang duduk disampingnya dan sedang memperhatikan dia sejak tadi.
"Tapi kenapa tatapan mu aneh saat melihat saudaraku disana?" Anak itu tidak menjawab Yaku, malahan balik bertanya.
"Eh? Itu saudaramu ya... Tidak kok... Aku hanya sedang banyak pikiran..." Jawab Yaku. "Enak ya... Punya saudara..." Lanjutnya lirih...
"Memangnya kamu tidak punya saudara?" Tanya anak itu lagi.
"Aku tidak punya" Yaku tersenyum lembut.
"Kenapa tidak minta saja pada ibumu?"
"Tidak bisa... Ibuku sudah pergi..." Tatapan Yaku menyendu mengingat kecelakaan yang dialami ibunya.
"Oh... Maaf..." Anak itu meminta maaf pada Yaku karena sudah menyinggung hal pribadi.
Yaku sedikit terkejut. Anak disampingnya ini seperti bukan anak kecil, kata-katanya sungguh dewasa. Biasanya anak sekecil itu akan bertanya kenapa ibunya pergi, dan menduga ibunya pergi ke suatu tempat yang jauh. Tapi anak ini mengerti apa maksud Yaku.
"kenapa kamu belum pulang?" Tanya Yaku karena anak itu belum pulang juga padahal hari semakin siang.
"Papa belum menjemputku, makanya aku menunggunya disini. Lagi pula aku tidak mau bermain lumpur dengan kakak-kakakku yang aneh itu" jawabnya.
Mereka akhirnya mengobrol tentang bagaimana keluarga anak itu yang dia bilang semuanya aneh... Mulai dari papanya sampai saudara-saudaranya. Dia juga memperkanalkan namanya adalah Kenma tapi sayangnya dia tidak diperbolehkan papanya untuk menyebutkan marganya. Aneh memang, tapi bisa saja itu untuk menjaga anak itu karena mungkin papanya adalah orang penting.
Yaku juga bercerita tentang dia yang kehilangan pekerjaannya lalu dia berniat untuk mencoba menjadi babysitter, Kenma menanggapinya kalau boleh saja mencoba sesuatu yang baru sambil terus memainkan PSP miliknya.
Sampai akhirnya seorang pria yang terlihat masih muda // loh, bukan terlihat, tapi emang masih muda Mar...// datang bersama 2 anak laki-laki yang cemong lumpur.
"Apa yang kau lakukan dengan anakku?!" Tanya pria itu yang langsung ngegas pada Yaku.
"Hah?! Apa-apaan kau?! Sudah untung aku mengajaknya mengobrol agar anak mu itu tidak bosan menunggumu yang tidak datang-datang! Lagi pula, anakmu duluan yang mengajakku mengobrol!" Yaku ikutan ngegas, kesal karena baru pertama kali ketemu aja udah ngegas.
"Apa?! Tidak mungkin! Anakku itu pendiam tidak mungkin mau memulai pembicaraan dengan orang tak dikenal dan tak jelas sepertimu!"
Oke. Fiks. Orang ini membuat Yaku marah.
"TERSERAH! KAU SAJA TIDAK TAHU BAGAIMANA KEJADIANYA! AKU PALING BENCI DENGAN ORANG YANG SUKA MENUDUH ORANG SEPERTIMU!" kesal Yaku tinggal pergi saja orang itu lalu berpamitan dengan Kenma.
"Kenma-kun aku pulang ya... Jaga diri baik-baik okey? Hati-hati di perjalanan pulang. Bye!" Yaku tersenyum manis pada Kenma.
"Iya, sampai jumpa lagi!" Kenma membalas sambil tersenyum saaaaangat manis pada Yaku yang membuatnya gemas. Lalu Yaku pergi tidak langsung pulang tapi pergi ke rumah Suga untuk memberitahu bahwa ia akan mencoba untuk melamar pekerjaan itu besok.
Kenma's POV
"kenapa kamu kasih tau nama kamu?" Papa bertanya sambil menahan kekesalannya. Aku tahu itu, aku sudah sering memperhatikan perubahan wajah seseorang. Aku bisa menebaknya dengan mudah.
"Enggak kok. Gapapa. Cuma mau tau namanya dia doang. Tapi kan gak sopan kalo aku nanya namanya sedangkan aku gak kasih tau nama aku. Lagian aku gak kasih tau marga aku kok."
Papa diam. Aku tau papa pasti kaget, tumben aku ngomong panjang kali lebar begini. Lagian, aku tertarik sama Yaku-san.
Sepertinya akan terjadi sesuatu yang tak terduga oleh papa. Tapi aku sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dari cerita Yaku-san.
"Lagian, aku tau kalo nanti kita pasti sering ketemu. Makanya sekalian aja aku kasih tau nama aku sekarang." Tambah ku.
"Tidak. Kamu tidak boleh bertemu dia lagi. Papa gak suka kalau kamu dekat sama orang dewasa lain selain papa."
Tuh kan. Papa mulai aneh lagi. Biarin lah, lagian kita juga pasti ketemu dan papa gak bisa nentang takdir.
"Terserah papa. Ayo pulang."
740 words.
Kebanyakan gak? Kalo kebanyakan next chap aku kurangin... Gimana?
Dah tau belom apa maksudnya si Kenma? tentang takdir? Papanya Kenma siapa ya? Orang penting ya? Akan terjawab semuanya di chapter 3. Tunggu yah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitting - LevYaku [ON HOLD]
FanfictionYaku Morisuke, baru saja dipecat dari di sebuah cafe. Akhirnya dia memutuskan untuk bekerja sebagai Babysitter di rumah keluarga Haiba, atas saran dari temannya. Awalnya dia pikir hanya 1 atau 2 anak, tapi ternyata 6 anak... Dan semuanya bermasalah...