2. Hujan dan Tempe Mendoan

32 4 1
                                    

Jakarta, 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 2021

Hari ini hari Senin. harusnya para murid melakukan upacara pagi ini, tapi karena di luar sedang turun hujan jadi upacara tidak dilaksanakan. Biasanya Naya adalah orang paling senang karena tidak upacara, tapi tidak untuk hari ini. Dari tadi Naya tidak henti-hentinya merutuk kesal karena dia bangun kesiangan yang akhirnya membuatnya terlambat datang ke sekolah. Akibatnya, sekarang dia jadi di suruh membersihkan perpustakaan sekolah bersama para murid lainnya yang juga terlambat datang.

"Nay.. Abis ini jajan ke kantin yuk. Lagian guru-guru juga lagi pada bikin soal buat UTS kan?" Ajak Dira yang kini sedang mengelap jendela kaca, teman Naya yang memang sudah langganan datang terlambat ke sekolah.

"Parah lo. udah tau kita telat, malah ngajak ke kantin pas lagi jam pelajaran." Naya tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat paling konyolnya itu.

"Dasar so patuh. Ayo ih gue laper belum sarapan." Dira memaksa Naya karena dia memang benar-benar sedang lapar sekarang dan biasanya Naya adalah teman paling satu frekuensi dengannya dibanding Mella dan Adit yang juga masih sahabat baiknya. Lihat saja sekarang, bagaimana senangnya Dira karena ternyata Naya juga terlambat datang ke sekolah sama dengannya, dia merasa satu hati dengan Naya karena sama-sama bangun kesiangan.

Naya sama sekali tidak mendengarkan ucapan Dira, dia hanya fokus mengelap bekas permen karet yang menempel di jendela, membuatnya kesal karena susah sekali hilang. Lagipula, siapa sih manusia yang dengan kurang ajarnya sengaja menempelkan permen karet bekas di jendela?

"Nay, nay.. lihat tuh. Ada cowok ganteng." Dira menyenggol tangan Naya karena temannya itu terlalu sibuk bekerja.

Namanya juga Dira, hobinya sudah seperti madam-madam yang suka memangsa berondong, selalu semangat setiap kali melihat lelaki tampan dan sialnya Naya juga selalu tergoda untuk mengikuti arah pandang Dira yang kini tertuju pada seorang murid laki-laki yang sedang mengepel lantai aula.

"Oh, Damara? dia mah gak ganteng kali Dir. Cowok aneh gitu lo bilang ganteng. Ada-ada aja." Naya tertawa meremehkan, dari dulu tipe cowok favorit Dira memang payah. dulu Dira pernah naksir cowok yang kutu buku yang selalu menghabiskan jam istirahat untuk menyendiri di perpustakaan, dan sekarang dia malah bilang kalau cowok aneh yang punya banyak luka di wajahnya itu ganteng.

"Aduh temen gue kok otaknya gak jalan ya, atau mata lo buram? Coba deh perhatiin baik-baik dulu." Dira membalikan badan Naya menghadap lurus ke arah Damara sampai membuat kain lap ditangan Naya jatuh ke lantai. "Tuh liat, kalau di muka nya gak ada luka-luka itu, dia bakal keliatan ganteng banget. Makanya pacaran Nay, Lo mau dikira gak laku?"

Naya mendelik kesal, "Sembarangan kalau ngomong." Dia mengambil kain lap yang jatuh tadi dan melemparnya pada wajah Dira.

"Sialan! Muka gue baru aja pake skincare woy! gimana kalau gue jerawatan lagi?!" Dira dengan cepat mengelap wajahnya dengan kedua tangannya yang tanpa disadari juga kotor karena habis bersih-bersih.

DAMARA (Luka Kita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang