2

8.7K 779 79
                                    

.
.

Selamat sore! I'm back, uhuu

.
.

LAMBORGHINI milik Aldebar menyapu jalan raya yang lenggang dengan kecepatan maksimal!

Beruntung dia tau dengan jelas letak rumah teman Nanda satu-satunya itu, alhasil tanpa harus mencari tau terlebih dahulu Aldebar langsung melenggang menuju rumah Renjun.

Ia tau pasti, akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Nana nya mungkin dalam sesuatu hal yang sulit. Ia tau, jelas-jelas tau.

Nanda itu bagai makanan hewan buas. Jika tidak ada yang menjaganya, Nana pasti akan segera dilahap oleh hewan buas yang kelaparan.

Lamborghini hitam milik Aldebar terparkir dengan tak teratur di didepan gerbang, ia segera berlari menuju halaman belakang rumah Renjun tanpa memperhatikan sekitar.

"Nana!!"

Matanya kembali mengedar dengan kaki yang masih berlarian. Matanya menemukan sosok Renjun.

"Renjun!"

Renjun yang dipanggil dengan keras sontak langsung menoleh. Ia terkejut sebenarnya melihat kakak dari temanya itu ternyata datang ke pesta ulang tahun nya. Ia tidak menyangka.

"Ah, kak Debar datang ternyata?"

"Sialan! Dimana adik saya, Renjun?!"

Renjun terperanjat. Dengan gugup ia menoleh ke sebelah kiri tempat Nanda tadi duduk bersama lima lelaki yang berstatus teman Guanlin.

Keningnya mengerut ketika tidak mendapati siapapun disana.

"Renjun! Saya tanya sekali lagi, Nanda dimana?" Geramnya.

"T-tadi ada disana, k-kak. Bersama teman sekelas kak Guan dan Kakak," Cicitnya dengan tangan gemetar menunjuk tempat Nanda duduk tadi.

Rahang Aldebar bergemelutuk menahan kesal jangan lupakan matanya yang menyala menahan gejolak amarah.

Sebelum kembali berlari mencari sang adik, Aldebar menyempatkan diri menendang meja hingga terlempar jauh.

Semua tamu undangan tentu amat terkejut dengan itu. Apalagi Renjun yang berhadapan langsung dengan Aldebar.

" Kak Guan,"

"Maafkan aku, ini salah ku yang melarang mu menemani Nanda tadi. Ayo, sebaiknya kita membantu Debar mencari Nanda." Sesal Guanlin.

•̀



Aldebar berlari kelimpungan kesana kemari dengan mata tajam yang ikut mengedar.

"Sial, Nana!"

Disaat dia masih berlarian mencari Nanda matanya menangkap Renjun dan kekasihnya berlari menuju ke arah nya.

"Bar, kita sudah mencari di dalam, tapi Nanda tidak ada disana. Kemungkinan Nanda berada di parkiran atau—" belum sempat Guanlin menyelesaikan ucapan nya, Aldebar langsung berlari dari halaman belakang rumah Renjun menuju halaman depan, tepatnya tempat mobil-mobil terparkir.

Matanya kembali menelisik, mata tajamnya melihat tiga onggok manusia tak berguna yang sudah dipastikan akan mati ditangan nya.

Berlari dengan kecepatan melebihi maksimum, dan—

BUAGHH

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang