22 [END]

4.4K 304 23
                                    

Iya, sengaja double update, sungkem dulu sini.


"Enhh, mas Debar!"

"Hm?"

"Mas Debar lepas ah!"

Aldebar terkekeh kecil.

"Mas sakit!"

"Iya, akan aku lepaskan, jangan bergerak."

Nanda mendengus kesal, Nanda memekik keras ketika kejantanan Aldebar yang telah semalaman masih betah dilubangnya itu kembali menghentak.

"Mas!"

"Sudah terlanjur bangun, kita lanjutkan ya?"

"Lubang Nana masih sakit mas!"

"Hanya sebentar,"

Nanda pun kembali memekik dan berakhir mendesah nikmat, kembali.

Mereka baru saja menyelesaikan kegiatan panas mereka pukul lima pagi, dan sekarang baru saja pukul tujuh pagi tapi mereka sudah kembali melanjutkan.

Apa boleh buat?

"Anhh,"

"S-sudah mash!"

"Masih jam sembilan pagi, nanti." Ucap Aldebar enteng, dan menghentak keras punggungnya menghantam lubang hangat Nanda membuat tubuh Nanda bergetar hebat karena prostat nya ditumbuk dengan telak oleh kejantanan Aldebar.

Fyuh, yang artinya mereka kembali bercinta selama hampir tiga jam.

Benar-benar gila, tapi menyenangkan! Iya, kan?

"Akh! Mas Debar, nana- lelah..."

Aldebar tersenyum gemas, ia melepaskan pagutan nya pasca pelepasan terakhirnya.

"Lelah, mas."

Aldebar menggendong tubuh Nanda pelan menuju kamar mandi, "jangan tidur terlebih dulu."

Nanda masih terengah-engah akibat hentakan keras Aldebar tadi, ia bahkan sudah tak peduli ketika tubuhnya sudah dimasukkan kedalam bathub dengan Aldebar yang menyangga tubuhnya.

"Lelah sekali?" Tanya Aldebar konyol.

Mungkin hanya Aldebar yang habis bercinta lebih dari delapan jam tak terlihat lelah sama sekali. Nanda saja rasanya ingin meninggal.

Dengan diam dan menahan gemas Aldebar memandikan Nanda telaten, hingga membilas dan mengeringkan tubuh Nanda. Setelah selesai Aldebar merebahkan tubuh Nanda di sofa.

Jangan tanya, ranjang mereka sudah tak berbentuk. Sprei yang telah menggulung ketengah, bantal-bantal yang berserakan dilantai dan baju yang telah robek pun terlantar di lantai. Jangan lupakan bekas sperma yang berceceran hampir di seluruh kamar, karena mereka memperagakan seluruh gaya bercinta.

Hebat sekali bukan?

Aldebar mengganti sprei dengan yang baru, dan menaruh sprei yang lama di keranjang kotor.

Tak lama seseorang mengetuk pintu, setelah ia memindahkan kembali Nanda ke ranjang.

Aldebar tersenyum lebar ketika pertama kali melihat sang anak secara langsung.

"Nanda masih tertidur? Tumben," ujar Tiffany.

"Ya,"

Tiffany memutar bola mata, "hingga pukul berapa kalian bermain?"

"Entah,"

"Mereka tidak tidur, Mamih!" Ucap kesal seseorang yang berada dibelakang Tiffany.

"Chanhe masih mendengar Nana menjerit pukul delapan tadi!"

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang