8

4.8K 395 50
                                    

Pagi Thereee!

.
.

.
.

"Mas Debar,"

"Mas Debar dimana?"

Nanda beranjak dari tidurnya, ia melihat ponsel, menaruh nya pada saku celana.

Ia kembali menoleh ke kanan dan kekiri di kamarnya.

Ia jadi sedikit panik sekarang, apa kedua orang tuanya sudah memaksa sang kakak untuk meninggalkan dirinya sendiri disini.

"Hiks, mas Debar!"

Ia berlari keluar dari kamar menuju kamar Aldebar. Tak ada. Ia kembali berlari ke lantai dasar, tetap tak ada.

Akhirnya ia ke bagasi setelah melihat jika mobil Aldebar tak ada, Nanda menangis begitu kencang. Karena mengira Aldebar telah benar-benar pergi meninggalkan nya.

Walaupun ia selalu kesal dengan Aldebar, tapi tentu tak bisa dipungkiri jika ia sangat menyayangi Aldebar, dia sangat membutuhkan Aldebar.

Tak disangka-sangka ternyata Aldebar telah hadir mengisi hatinya sedari dulu, ya sedari dulu, ia hanya tak pernah menyadari itu, Aldebar bahkan sudah pernah mengisi lubangnya. Dia tak akan rela jika Aldebar pergi.

"Hiks, mas Debar!"

"Pasti belum jauh 'kan? Nana bisa mengejar mas Debar 'kan? Iya, Nana harus."

Dengan tekad begitu kuat, ia mengambil kunci mobil sport milik ayahnya. Menyalakan mesin beroda empat itu dengan begitu kaku.

Seumur-umur baru kali ini ia memegang setir kemudi, apakah Nanda bisa? Tentu saja tidak. Tapi ia akan mencoba, demi mas Debar nya.

"Nana pasti bisa!"

Setelah meyakinkan dirinya, kaki nya pun menekan pedal gas dengan hati-hati. Mengeluarkan benda beroda empat itu dari bagasi dan keluar dari rumahnya dengan begitu perlahan.

Jantungnya berdegup dengan begitu cepat saat melihat jalanan yang begitu padat.

Bisakah ia?

"Nana akan kemana?" Ucapnya, ia berjalan di pinggir dengan kecepatan dibawah rata-rata.

"Hiks, mas Debar kemana?"

"Jangan meninggalkan Nana."

"Ada angsa, di depan. Nana harus mengerem," ucapnya dengan air mata yang masih mengalir.

Kenapa juga angsa berjalan di tengah jalan yang padat itu? Mengganggu saja.

Seharusnya kaki Nanda menginjak rem, tapi nyatanya yang ia injak adalah sesuatu di sebelah nya. Apa itu? Itu adalah pedal gas!

Apa yang akan terjadi, tentu saja mobil itu menjadi berjalan dengan cepat tanpa Nanda sadari.

Nanda terkejut, tapi kakinya tak bergeser dan tetap menginjak pedal gas sehingga mobil itu bergerak dengan kencang dengan pemilik nya tak tau arah sedangkan didepan sana ada mobil truk besar tapi Nanda tak tau cara mengerem karena kakinya kram.

Nanda berteriak histeris, saat mobilnya bertambah dekat dengan truk besar di hadapan.

"HIKS, MAS DEBAR! NANA TAKUT, KAKI NANA SAKIT!"

"MAS DEBAR!

•̀

"Papi! Dia siapa, kenapa kalian memukuli nya seperti iblis?!"

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang