3

8.8K 717 60
                                    

Met pagi~
Awali pagi kalian dengan baca yg slebew-slebew, uwuu

Semoga sukaaa!

.
.

.
.


JERIT dan tangis Nanda sama sekali tak di indahkan oleh Aldebar.

Dengan begitu brutal dan kasar Aldebar mengocok lubang Nanda dengan ke tiga jarinya tanpa pelumas atau pemanasan apapun.

Nanda meraung kesakitan sedangkan Aldebar tersenyum kecut.

Ia tidak ingin melakukan ini kepada adiknya sebenarnya, tapi apa boleh buat jika Nanda bahkan sudah disentuh oleh orang lain walaupun belum sampai menusuk.

"Ini yang kau inginkan bukan?"

"Dengan mengikuti pesta sialan itu, kau ingin dirimu dipuaskan bukan?"

"Cih, aku yang akan memuaskan mu. Bersiaplah,"

"M-mas Debar, s-sakit. Hiks, it's hurt."

Nanda tak bisa melakukan apapun karena tangannya diikat dan kakinya yang ditahan mengangkang begitu kuat oleh Aldebar.

Sungguh mengkhawatirkan kondisinya sekarang.

"Baguslah, jika begitu tandanya kau masih perawan."

"Aghh,"

Nanda menggelinjang pelan ketika Aldebar menyabut tiga jarinya dari lubang Nanda, kaki serta pinggulnya bergetar akibat kocokan Aldebar tadi.

Mata Aldebar menyorot pada dada dan perut Nanda yang bergetar dan sedikit membusung.

Bercak merah yang tak sedikit di seluruh tubuh Nanda membuat Aldebar murka bukan main.

Dengan kesetanan Aldebar menyambar leher Nanda, menjilat serta memberikan banyak sesapan disana.

Nanda kembali menggelinjang.

"Nghh, m-mash Deb-har!"

Aldebar lagi-lagi tak mempedulikan rintihan Nanda. Ia menelusuri tubuh Nanda hingga tak tersisa.

Mengganti bercak merah bekas para lelaki bajingan itu dengan karyanya.

"Enhh, ah!"

Aldebar menggeram keras ketika selangkangan Nanda terlihat sangat merah!

Sialan! Bajingan-bajingan itu telah mencuri start! Sial sial!

Ia kembali menyesap area selangkangan Nanda begitu kuat membuat Nanda membusungkan tubuhnya ketika merasa selangkangannya basah dan terasa sangat geli.

"Enhh, enhh mash! Ah,"

"Aku tidak akan mengampuni mu,"

Nanda menggelinjang hebat ketika adik kecilnya dilahap dengan rakus oleh Aldebar.

Sial! Nanda menikmatinya. Rasanya begitu aneh, tapi nikmat.

"Emhh, aghh! M-mash Deb-har!"

"Kau menikmatinya, hm?"

Aldebar menyudahi acara menjilati tubuh Nanda. Dengan begitu ia kembali menegakkan tubuhnya.

"Sudah ku katakan aku tak akan membiarkan mu mendesah nikmat! Keparat,"

Entah sejak kapan Aldebar telah meloloskan batang yang tengah berdiri dengan tegak dan keras.

Mulut Nanda terbuka lebar dengan mata yang melotot dan tubuh yang membusung tinggi ketika benda yang besarnya jauh melebihi kepalan tangan itu menerobos lubangnya.

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang