10

4.4K 402 61
                                    

Maleeeeem~

Vote nya kasih woi jan lupa ah, ga boleh pelit, biar bisa cepet update ish!
Komen juga yg banyak, kasih support juga sabi, duh.

Happy reading!

.
.

.
.

TIFFANY mendesah kesal. Dalam hatinya sangat-sangat menyumpahi apa yang dilakukan anak sulungnya itu!

"Ini tidak adil, Pi!"

Siwon mendesah panjang. Ia juga sangat heran dan kesal dengan kelakuan aneh Aldebar. Ia yang notabenya orang tuanya sendiri dilarang masuk ke ruangan Nanda dan hanya dirinya yang boleh. Ia bahkan mengunci pintu ruang inap Nanda.

Sialan sekali bukan?

"Apa kita harus memasukkan Aldebar ke panti jompo, Pi?"

Debaran yang memang ada disamping pasangan Tiffany dan Siwon hampir saja menyemburkan tawanya mendengar ucapan random Tiffany.

"Kau ini, biarkan saja mereka dulu, sampai Aldebar puas."

Ya, Nanda mereka telah kembali dengan kondisi yang sudah normal. Aneh bukan? Semalam bahkan detak jantung Nanda sempat berhenti, tapi tiba-tiba detak jantung Nanda kembali dan sekarang keadaan nya telah normal, hanya luka-lukanya saja yang memerlukan penyembuhan.

Debaran sebenarnya merasa sedikit aneh, pasalnya orang tuanya entah kenapa menyuruhnya menemani disini, yang bahkan dirinya pun baru mengenal keluarga aneh ini.

Debaran memang sudah beberapa kali bertemu dengan Siwon, tapi dengan Tiffany dan anak-anaknya Debaran tidak kenal sam sekali, bahkan dengan Siwon saja tidak dekat.

Debaran mengedikan bahunya, ia beranjak dari sana untuk mencari udara segar.

Ia menghentikan langkahnya setelah beberapa saat berjalan karena ponselnya berdering dan menampilkan nama Chanhe dengan emoticon love disana.

Debaran samar-samar tersenyum, dan menjawab panggilan dari adiknya itu.

Ah, adik nya itu sangat manja. Dia mengeluh jika tidak ada siapapun dirumah dan memaksa Debaran untuk menjemputnya dengan alasan rindu. Entah itu sebuah kebohongan atau sungguhan, Debaran tidak tau.

Debaran mengerutkan keningnya ketika beberapa dokter dan perawat berlari tergopoh-gopoh menghampiri ruangan tepat disamping ia berdiri.

Ada apa, pikir Debaran.

"Kakak putus ya sambungan nya, tunggu dirumah, kakak akan menjemput Chanhe."

"Oke, b—

"Anaknya tuan Taeyong ya? Mari masuk, keadaan tuan Taeyong kembali tidak stabil." Ucap salah satu perawat dan langsung menarik nya masuk.

Debaran membuat mimik wajah 'hah', karena sungguh ia tak tau siapa itu Taeyong, dan kenapa perawat itu tak menunggu jawabannya?

"Tuan, detak jantung ayah— ah saya tidak tau harus menyebutnya bagaimana mana, tapi detak jantung pasien kembali menurun."

"Saya bahkan tak dapat memprediksi jika kemarin detak jantung pasien hampir mencapai angka stabil, namum sayang hari ini kondisinya kembali menurun."

"Tolong berbicaralah padanya, buat sebuah motivasi untuknya, dia pasti sangat lelah karena harus terbaring terus menerus seperti ini. Lima belas tahun adalah waktu yang sangat lama, aku sudah tak pernah melihat suaminya kembali menjenguknya sejak baru setahun tuan Taeyong disini dan baru kali ini anda sebagai anaknya datang kesini setelah belasan tahun."

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang