20

2.9K 296 12
                                    

Lemes bgt ini!
Komen yang banyak doong, saya nangis nih.

Nanda mengerjapkan matanya, baru kali ini sejak satu tahun lebih ia tak tidur dengan nyenyak. Bahkan ia tidur sejak sore hari.

Entah kenapa perasannya menjadi begitu hangat dan menenangkan.

Ia menguap dan memulai paginya dengan mengulat kan tubuhnya. Ia terkejut bukan main saat melihat sosok yang ada disampingnya, bahkan tubuhnya bergeser mundur sedikit karena terkejut.

Ia melihat itu, melihat sosok yang belum pernah ia temui selama hampir satu tahun.

Sosok yang tampan dan sangat menggemaskan.

Tanpa sadar, tangannya ia ulurkan untuk menyentuh pipi mungil yang sangat putih itu.

Tanpa sadar ia bahkan memeluk si kecil yang masih terlelap itu.

Tanpa sadar, ia menjatuhkan kristal beningnya di pagi yang menenangkan itu.

"Anak Nana, kamu— anak Nana." Ucapnya pedih dengan air mata yang tak lepas di setiap detiknya.

"Hiks, Nana jahat."

Lagi, Nanda lagi dan lagi menjatuhkan bening mata yang berharganya itu.

"Kamu— Nana bahkan tidak tau siapa nama kamu."

Ibu macam apa yang bahkan usia anaknya telah enam bulan tapi sama sekali tak tau siapa nama dari anaknya.

Karena sebelumnya, setiap kali Nanda didekatkan dengan sang anak Nanda pasti akan memberontak menginginkan agar bayi tanpa cacat itu menyingkir.

Ibu macam apa aku, pikirnya.

Nanda masih memeluk erat bayinya hingga bayi itu membuka mata dan menangis kemudian.

Nanda begitu panik, ia kebingungan bagaimana cara menenangkan sang anak.

"Nana... Nana harus bagaimana?" Paniknya.

Ia sudah memberikan boneka kesayangannya pada sang anak tapi sang anak belum juga memberhentikan tangisnya.

Ia sudah menggendong bayi itu tapi bayi itu tetap menangis dengan kencangnya.

Disela-sela paniknya, ia seperti mendengar bisikan agar ia memberikan ASI nya pada bayi itu.

Nanda sempat ragu, hingga bermenit-menit kemudian saat tangisan bayi sudah diujung hingga suara itu hampir habis, barulah ia membuka kancing piyamanya setelah ia mendudukkan diri di tepi ranjang.

Dengan tangan gemetar, ia mengarahkan dada bengkaknya pada sang anak dan dengan insting bayinya, bayi itupun mendusal di dada sang ibu dan langsung melahap puting yang memang tak besar itu dan menghisapnya kuat.

Selama ini memang dadanya membengkak karena air susu yang terus menetes, tapi ia mengatasinya selalu dengan memerasnya lalu membuang nya.

Nanda memejamkan matanya saat sensasi itu kembali hadir dengan seseorang yang sangat berbeda.

"Terimakasih Tuhan," ucap syukur semua orang dibalik pintu.

...

Nanda dan juga Chanhe tengah diruangan yang sama.

Chanhe tersenyum manis melihat pemandangan dihadapannya. Akhirnya, keponakannya yang hampir saja tak tertolong itu mendapatkan apa yang harus ia dapatkan.

Nanda tengah memberikan ASI lagi pada Jisung. Ya, Jisung, nama anak dari Nanda dan Aldebar.

Kondisinya dua bulan yang lalu begitu rapuh, apalagi selama enam bulan ia tak mendapatkan ASI dari sang Ibu yang jelas-jelas ia sangat membutuhkan itu dikondisinya yang sangat rentan.

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang