23 [EXTRA]

4.5K 319 43
                                    

"Anhh, mhh, mas Deb—aahr! Nghh,"

"Shh, tahan desahan mu, Na."

"Ehnn, Nana-ah tidak emhh bisa,"

Aldebar yang benar-benar tak bisa menahan hormon nya itu tak mempedulikan apapun, karena yang ada dipikirannya hanya kejantanannya yang tertancap dan tak bisa berhenti menikmati lubang hangat sang istri.

"Mash,"

"Hm,"

Aldebar menggeram rendah ketika Nanda mengetatkan lubangnya dibawah sana, membuat kejantanan nya dijepit begitu erat dan nikmat.

"Nana tidak bisa ahh, menahan untuk tidak emhh— menje-rit ahh!"

Sial, lubang nya dihajar habis-habisan oleh Aldebar, bagaimana bisa ia tidak mendesah, yang ada ia malah mendesah tak karuan dibawah kungkungan Aldebar.

Nanda semakin mendesah hebat ketika Aldebar semakin menajamkan tusukannya dan mendorongnya hingga telak bertubi-tubi, nafasnya terengah-engah hingga rasanya ia ingin terbang ketika ia telah sampai dititik akhir.

Tubuhnya menggelinjang hebat ketika untuk sekian kalinya menyumpratkan cairan putih kental itu.

Dengan terpaksa Aldebar mengistirahatkan dulu kegiatan menusuk nya.

"Lemah sekali, menjijikan."

Aldebar terkekeh gemas ketika ia mendapatkan cubitan kecil yang tak terasa apapun dipinggangnya.

Dengan nafas masih tak beraturan Nanda mendecih dan, "lihat saja sebentar lagi mas Debar tidak akan mendapatkan kepuasan."

"Kau pikir aku bodoh? Aku sudah mengunci pintu kamar kita, honey."

Nanda tersenyum miring, "kalau begitu lanjutkan."

Merasa ditantang Aldebar pun menyeringai, "kau menantang ku ya, bedebah kecil?"

"Ya, rubah berhormon gila."

Dengan begitu Nanda kembali menjerit ketika Aldebar memasukkan kejantanan Loud and crazy nya dengan sekali hentak menerobos anal hangat yang masih sempit walaupun sudah ribuan kali digempur oleh pemiliknya.

Ribuan kali? Woah!

Nanda dan Aldebar seperti mempunyai dunia bercinta sendiri, melupakan tuan muda kecil yang sudah siap mendobrak pintu kamar mereka.

Dengan tersungut-sungut yang beruntung nya pintu itu tak terkunci si kecil masuk dengan mendorong keras pintu itu membuat Aldebar hampir saja tersungkur kebawah.

"PAPAL!"

Nanda tak terkejut sama sekali, ia justru tersenyum bangga pada sang anak, "Mas Debar pikir Nana bodoh? Pintunya Nana buka lagi tadi, hehe."

Aldebar mendengus kasar, sial dia sudah sangat hard! Jika tidak diganggu oleh anak sulungnya mungkin beberapa detik lagi ia mencapai puncak, sial!

"Jisung itu tidak sopan!" Kesal Aldebar.

Jisung terlihat berapi-api entah apa alasannya.

"Icung benci Papal!"

"Papal jangan membuat adik lagi! Icung lelah menjaga adik-adik!"

"Adik Woobin menangis dikamar nya, kalian tidak dengar kan?! Minjun dan Hajun dari tadi tidak berhenti bertengkar, dan Logan hanya bermain ponsel tidak mau membantu Icung menjaga adik-adik!"

"Papa senang sekali membuat adik! Tapi tidak mau menjaga mereka! Keparat,"

Sudah tau sekarang alasan Jisung berapi-api? Ya karena Aldebar tentu saja. Kata-kata kasar juga Aldebar lah yang mengajari, ck ck.

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang