Cklek.
Krieeett...
Sosok yang berdiri membelakangi pintu berbalik dengan cepat.
"Sialan–!" Pekiknya tertahan ketika mendapatkan seorang yang memakai hoodie serta celana hitam sudah ada di dalam ruangan, Ha Yoonbin.
Somi yang merasa dapat kesempatan pun segera menendang belakang lutut orang itu, sehingga ia tersungkur.
Membuat pisau lipat yang digenggam ikut terlempar, ke arah Yoonbin.
Yoonbin menunduk, dan langsung mengambil benda tajam itu.
Ia melangkah maju, menendang kaki orang tersebut dengan santai dan segera melepas ikatan di pergelangan tangan Somi.
"Argh! Kenapa lo bisa masuk?!!"
Puk
PukSomi menepuk celananya yang kotor akan debu, dan melirik tajam Wang Yiren yang sudah berdiri dari jatuhnya.
"Yah... kasian banget ketauan." Ejeknya dengan ekspresi wajah nyebelin jika dilihat.
"Katanya... lo mau ke rumah sakit, Wang Yireon? Apa lo bisa membelah diri?" Tanya Yoonbin dengan penekanan di seluruh katanya.
Yiren berdecih. "Lo kira, gue semudah itu di begoin?" Tanyanya berbalik dengan nada sombong.
Shombong amat. Gak bercanda.
"Tapi pada kenyataannya, lo memang bodoh. Mau gimana, dong?" Sahut Somi yang memasang seringai kecil di detik berikutnyq.
"Anjing. Bego teriak bego." Yiren mulai terpancing emosinya, ternyata.
Yoonbin mengedikkan bahunya, "lo manggil diri lo sendiri? Aneh." Katanya.
Yiren yang masih memiliki simpanan balok kerukuran besar di balik pintu pun mengambilnya dengan langkah santai.
"Ha Yoonbin sialan. Gak usah ganggu gue ya, anjing!" Teriak Yiren dengan lantang sebelum kedua tangannya membawa balok tersebut untuk dilemparkan kepada Yoonbin.
Yang tangannya langsung di cekal Sang empunya.
"Lo pendek, gue tinggi. Sedang lo mau nyerang kepala gue?"
Sebentar, kelingking aku kesemutan.
"Wujud babi gak harus binatang semua. Ada manusia, lo contohnya." Lanjut Yoonbin.
"Sialan—"
Bugh!
Somi langsung jatuh tersungkur ketika Yiren menyerang kakinya dengan balok. Yoonbin yang tidak terima lantas emosi.
"Di baikin malah ngelunjak." Gumamnya dengan rahang yang mulai mengeras.
Ia melangkah maju, menarik bahu Yiren dan langsung—
Bugh-!
Brak!!-dihempaskan.
Ia berdecih. Lemah sekali, pikirnya. Baru disenggol sedikit saja langsung tumbang.
"Oh iya, gue ada pisau lipet lo nih. Boleh gak sih nusuk orang? Gregetan gue nih, hehe." Cengir Somi yang sudah memegang pisau lipat di tangannya.
Yang baru Yoonbin berikan sebelumnya.
BRAKK!!!
"Mau ngapain lo anak kecil—!!?"
"JANGAN PANGGIL AKU ANAK KECIL PAMAN!!!"
Semua orang yang ada di sana langsung tersentak kaget karena mendengar seruan cempreng seorang yang berdiri dekat tangga.
Senyum Yoonbin sedikit mengembang melihat dua orang yang naik ke lantai dua.
Soobin dan—
"Haechan... gimana lo bisa sampe sini?"
"Bangke." Umpat Hwall menggumam. Ia merasa kesal karena ketinggalan jejak Karina.
Hwall dan Junkyu membagi tugas, Hwall yang akan mengurus Karina dan Junkyu yang akan selalu memberi informasi pada tamannya yang lain.
Hwall mengikuti Karina sejak gadis tersebut keluar dari supermarket. Bagaimana Hwall bisa ada di tempat yang sama dengan Karina?
Karena tidak sengaja melihat.
Agak bingung juga sih, sebetulnya. Karina di supermarket tadi sempat menelpon Yeji. Tapi untuk apa?
Juga, Karina membeli buah, minuman serta sehat dengan jumlah yang banyak. Ada yang sakit, kah? Hwall tidak tahu.
Langkah Hwall terhenti ketika melihat Karina yang sedang berbincang dengan dua gadis lainnya.
Dua orang itu seperti... Yiyang dan— oh?!
Hwang Yeji, sepupu Hyunjin.
Bagaimana bisa? Apa memang benar perkiraan mereka selama ini tentang dalang yang merekrut beberapa orang untuk menjadi suruhannya dan menyembunyikan kehadirannya?
Hwall mulai berjalan mendekat dengan langkah pelan. Tapi kembali terhenti dengan jantungnya yang ingin copot ke lambung. Karena—
"Heo Hyunjoon. Lo ngintai gue?"
-Karina membalikkan badannya dengan tiba-tiba.
Hwall membeku sejenak, ingin menjawab pertanyaan yang seharusnya menjadi pernyataan barusan.
Tapi lebih dulu Karina sela dengan cepat.
"Iya. Gue, Yeji sama Yiyang emang orang suruhan Yiren. Tapi kita terpaksa. Kita bertiga bisa bantu kalian akhirin aksi Yiren. Gue mau ke Rumah Sakit, ketemu Heejin. Gue sama Heejin ada rencana mau jebak Yiren dari jarak jauh. Mau ikut serta?"
Hwall yang mendengarnya langsung melongo. Karina sedang memberi penjelasan atau ngerap, sih? Cepat sekali bicaranya. Tidak dijeda.
Ia berdehem pelan, mengangkat alis kirinya kebawah. "Kenapa gak di pihak Yiren?" Tanyanya.
"Ngomongnya di sana aja. Lo bawa kendaraan gak?" Tanya Karina balik.
Hwall mengangguk, "ada." Jawabnya.
Karina yang mendengar mengangguk, "ya udah, lo duluan aja kesana. Kita masih ada yang mau dibeli. Duluan," pamitnya.
Hwall berdehem sebagai respon. Lalu berjalan menuju area parkir untuk mengambil motornya dan pergi ke Rumah Sakit.
"Bentar– kok gue lupa kalo Karina sama Heejin deket?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? | 00 Line ✔
Fanfiction❝ Pertanyaannya, siapa yang bikin mereka celaka? Dan kenapa harus kita bersebelas yang ngurus? ❞