; 五

446 97 39
                                    

"Perumahan So Hot, blok B jalan Semangka nomor 23. Hah? Aneh banget nama perum-nya. Kayak muka Haechan," monolog Junkyu terkikik pelan.

Omong-omong, hari ini, Junkyu dan Hwall diberi tugas untuk mendatangi rumah Somi. Adik kelas mereka yang diculik dan belum ada yang mengetahui keberadaannya.

Mereka berdua sedang dalam perjalanan ke rumah Somi pastinya. Dengan modal motor yang menjadi kendaraannya.

"Ini bukan?" Hwall yang menyetir memberhentikan motor yang ia bawa di depan rumah mewah berpagar tinggi.

"Hng... iya ini," jawab Junkyu setelah melihat alamatnya kembali.

6Di detik selanjutnya, Junkyu turun dari motor membuat Hwall dan motor yang belum siap sedikit oleng ke kanan.

"JUNKYU GOBLOK! Untung Hwall sabar..." pekik Hwall terkejut yang membuat gema di jalan sepi itu.

Sedangkan Junkyu hanya menyengir lebar, seakan tidak merasa berdosa akan tingkahnya barusan.

"Ya maap," kata Junkyu sambil cemberut. Membuat Hwall ingin memukul mulutnya.

Ding dong!

Hwall memencet bel yang sudah tersedia di tembok, sebelah gerbang tinggi itu. Tak lama, ada sahutan seseorang dari dalam.

Krieeett....

"Eh, temennya Somi, ya?" tanya seorang lelaki dengan pakaian santai ketika gerbang sudah dibuka.

Junkyu dan Hwall menggeleng serempak, yang mana menghadirkan kerutan di dahi lelaki tampan itu.

"Loh, terus? Eh– sini-sini, masuk dulu." lelaki itu mempersilakan dua manusia seumuran tersebut untuk masuk.

Sampai di dalam, —tepatnya ruang tamu— mereka diperintahkan untuk menunggu sebentar untuk membuat minum.

Hwall dan Junkyu pun menolak dengan sopan. "Eh, gak usah gapapa, Kak...?" Balas Hwall tak enak.

"Udah gapapa tunggu bentar, –bi! Tolong bikinin minum ya." Seletah mendengar sahutan si bibi, lelaki itu kembali mendudukkan dirinya.

"Oh iya, nama gue Jungkook. Abangnya Somi." Katanya memperkenalkan diri.

"Gue Junkyu, dia Hwall. Kita kakelnya Somi. Kita lagi disuruh sama kepsek buat nyari Somi yang hilang lusa kemaren." Junkyu menjelaskan dengan jantung yang tidak berhenti berdetak dengan normalnya.

Takut bruh.

Jungkook terlihat tidak terkejut dan biasa saja saat mendengar penjelasan dari Junkyu. Dua manusia itu merasa bingung, kenapa tidak ada respon selain sikap santai?

Jungkook mengangguk. "Somi ada di gedung tua yang ada di dalem hutan kota." Ucapnya tidak ada beban sedikitpun.

Hwall mulai keringat dingin, apa Jungkook yang menculik Somi? Batinnya.

Kakak dari Somi tersebut menggaruk pelipisnya, "bingung ya, gue tau?" Tanya dia.

Junkyu dan Hwall mengangguk, "gue udah tau dari beberapa hari sebelum kejadian. Kenapa bisa tau? Karena si pelaku kenal sama gue. Dia pernah keceplosan ngomong. Dan sampe sekarang, dia juga gak tau, kalo Somi adek gue." Jelas Jungkook panjang lebar.

"Lo ada bukti gak, Kak? Biar ngumpul dulu gitu." Tanya Hwall pelan.

Jungkook mengangguk mantap, "ya ada lah! Makanya gue bisa santai gini," serunya yakin.

"Eng– kalo boleh tau, orangnya siapa?"



































































Eric sedang berjalan santai di taman dekat hutan kota yang katanya sering dijadikan tempat untuk berkemah setiap sekolah.

Duak!

Eric meringis pelan, "si goblok. Kenapa harus jatoh segala, sih?!" Desisnya kesal. Untung saja, tidak ada siapapun selain dirinya di tempat ini.

Kalau tidak, Eric akan malu karena dilihat orang.

Dengkul kanannya lecet akibat terbentur di jalan berbatu. Ia memilih untuk duduk sebentar di salah satu bangku taman dan mengecek lukanya.

"Bisa-bi– eh? Apaan tuh?" Dumalannya terpotong ketika ia menemukan sebuah jam tangan hitam saat sedang mengedarkan pandangannya.

Eric mengambil jam tangan tersebut yang berada tepat di bagian kiri kursi yang ia duduki.

Ia memperhatikan seluruh sisi dari benda yang ia pegang. Sampai ia berhenti pada ukiran nama yang ada pada bagian pengaitnya.

"Jeon Somi? Wait– HAH?! Somi?!!"




























































"Kak Tzuyu,"

Tzuyu menoleh ke arah pintu. Lantas ia tersenyum saat melihat Heejin yang berjalan mendekatinya seraya membawa tiang infus.

"Udah baikan, Jin?" Heejin mengangguk mengiyakan. Tzuyu mengangguk juga.

"Udah lah. Kan gue udah dibolehin kesini. Eh, gimana tangannya? Kenapa sih, itu, Kak?" Tanya Heejin dengan rasa penasarannya.

"Udah baikan. Tapi ya kalo banyak gerak ngilu lagi," balas Tzuyu seadanya yang langsung dibalas anggukan oleh Heejin, lagi.

Heejin tersenyum, "bagus deh kalo gitu."

"Emangnya kenapa?" Tanya Tzuyu kebingungan saat melihat wajah berserinya Heejin.

Heejin mendekatkan mulutnya tepat disamping telinga Tzuyu.

"Gue mau jebak orangnya kak. Ikutan gak, nih?"

Who? | 00 Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang