Office Shenanigans 🔞🔞

6.7K 227 25
                                    

Note: votenya dulu baru baca yaa :)



Sesampainya di mansion, Chaeyoung mengantarkan Jennie ke kamarnya. Sejujurnya, Ia ingin sekali tidur bersama Jennie lagi tapi Ia tak yakin kalau gadis yang baru resmi menjadi kekasihnya itu akan mengizinkannya. Terlalu banyak memori pahit yang terjadi di atas ranjang itu. Chaeyoung meringis mengingat betapa kejamnya perlakuannya terhadap Jennie selama ini. Dengan berat hati, Ia mengurungkan niatnya. Ini bukan saatnya. Mungkin suaru saat nanti... saat Jennie telah benar-benar memaafkannya, Ia bisa tidur dengan Jennie dipelukannya.

Chaeyoung menghela nafas, lalu mengelus rambut Jennie dengan lembut "Kau pasti lelah, segeralah mandi lalu tidur oke?"

Jennie mengangguk lucu sambil mengucek matanya "Ne. Terimakasih telah mengajakku berkencan. Aku sungguh menikmatinya"

Jennie terseyum, Chaeyoung membalasnya dengan senyuman lembut "Aku senang kau menikmati kencan pertama kita. Ku harap kau memimpikanku malam ini" kata Chaeyoung dengan cengirannya

Jennie tertawa kecil "Kau juga mimpikan aku, yah. Awas kalau kau berani memimpikan gadis lain!"

"Nope. Never. Go to sleep now, wifey."

"Wifey...?"

"Eh...apa kau tidak suka kupanggil dengan panggilan itu?"

Jennie menggelengkan kepalanya "ani. Aku menyukainya. Selamat malam, my hubby."

Hati Chaeyoung menghangat. Rasanya ingin sekali Chaeyoung mengabadikan momen ini dengan kamera agar dia bisa memutarnya lagi dan lagi. Jennie terlekeh melihat senyum bodoh yang tertampang di wajah Chaeyoung. Kemudian Ia perlahan melangkah ke kamarnya lalu menutup pintu kamar dengan pelan.

Di dalam kamar, mendadak ekspresi wajah Jennie berubah 180 derajat. Senyuman di wajah Jennie menghilang tergantikan dengan wajah frustasi. Ia merasa lelah sekali setelah seharian berpura-pura menjadi kekasih idaman bajingan yang telah menyakitinya begitu dalam.

Jennie merasa mual. Sikap Chaeyoung yang berbanding terbalik dengan Park Chaeyoung yang Ia kenal, kejam dan dingin, bukan manis dan lembut seperti sekarang. Hal itu membuatnya amat geram. Jennie yakin dibalik topeng itu, lies a monster who will hurt her again and again if she lets her walls down.

Tapi Jennie merasa ada yang janggal dengan wanita itu. Mungkinkah bos mafia itu benar-benar telah jatuh hati pada Jennie? Barusan Chaeyoung memanggilnya dengan sebutan "wifey". Seorang Park Chaeyoung ternyata menyukai panggilan cheesy seperti itu? Sungguh menggelikan. Padahal sebelumnya memanggil namanya saja Chaeyoung tidak pernah. Bitch, jalang itulah panggilan 'sayangnya' selama ini.

Sisi baiknya, jika Chaeyoung benar mencintainya, maka kemungkinan rencananya bisa terlaksanakan lebih cepat dari perkiraannya. Isn't that just great? Lebih cepat lebih baik. Karena Jennie tidak mau berlama-lama dalam sandiwaranya. Ia takut sandiwara yang dimainkannya akan menjadi kenyataan. Jennie tidak mau jatuh pada orang yang telah membunuh orang tuanya.

(That'll be terrible. Very very terrible. Nope! Itu tak boleh terjadi! Aku tak boleh terbuai pada godaan iblis itu!)

Sementara itu, Chaeyoung berjalan menuju kamarnya dengan senyuman yang tak pernah luntur. Oh, beginikah rasanya jika sedang dimabuk cinta? Jika Chaeyoung yang lama melihat dirinya saat ini, dia pasti sudah memasang wajah jijik. Bahkan mungkin dia akan menembak dirinya sendiri karena terlihat seperti orang bodoh begini. Chaeyoung tertawa sendiri. Mungkin dia memang sudah crazy. Crazy in love.

😽😽😽

Pagi harinya, Chaeyoung bangun dengan wajah ceria karena semalam Ia memimpikan seorang bidadari bernama Kim Jennie. Ia bernyanyi di dalam shower, memakai setelan jas berwarna biru terang, tak lupa menyemprotkan parfum hingga orang yang berada dikejauhan pun bisa mencium aromanya. Dan yang paling membuatnya orang-orang makin bingung, Chaeyoung menyapa para maids dan anak-anak buahnya.

Monster (Chaennie🔞) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang